Inflasi Sulsel berpotensi lampaui target nasional
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) Makassar mengingatkan laju inflasi Sulawesi Selatan (Sulsel) ditahun 2012, bisa lebih tinggi dari nasional.
Laju inflasi Sulsel di atas rata-rata nasional, sudah beberapa kali terulang. Dan itu terjadi setiap kali pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Humas Kantor BI Makassar, Gusti Raizal Eka Putra kemarin tidak merinci angkanya.
Dia mengatakan berdasarkan histori, hal tersebut sudah beberapakali terjadi di Sulsel. “Contohnya, saat kenaikan BBM dan TDL, dijadikan momen untuk melakukan penimbunan barang terutama kebutuhan pokok,” katanya.
Kejadian tersebut diharapkan tidak terjadi lagi saat dinaikannya BBM bersubsidi pada April nanti. Termasuk rencana kenaikan TDL Mei nanti. “Ke depannya, diharapkan tidak separah dulu,” ujarnya.
Menurutnya, upaya yang dilakukan BI Makassar bersama pemerintah daerah di antaranya adalah, intens melakukan koordinasi dengan Tim Penanggulan Inflasi Daerah (TPID) yang saat ini sudah terbentuk. “Setiap bulan BPS mengeluarkan laporan inflasi di Sulsel,” jelasnya.
Dari laporan BPS tersebut, akan diamati apakah terjadi kenaikan harga atau tidak. “Jika ada, secepatnya kami melakukan koordinasi dengan semua daerah untuk dilakukan langkah antisipasi,” sebutnya.
Termasuk melakukan koordinasi untuk distribusi barang, kondisi pasokan, struktur pasar. Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dipserindag) juga melakukan pengawasan langsung di lapangan. “Inflasi tahun ini akan dimaintenance dengan baik,” kata Gusti.
Dia mengatakan, tahun lalu laju inflasi Sulsel sebesar 2,88 persen. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi nasional. “Diharapkan tahun ini, kita meneruskan prestasi tersebut. Kalaupun tidak, mengikuti inflasi nasional,” ucapnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sulsel Yaksan Hamzah tidak membantah, kalau Sulsel berpotensi melampaui inflasi nasional ditahun 2012 ini. “Kita ini daerah kepulauan,” jelasnya.
Menurut dia, jika ada gangguan distribusi yang dipengaruhi cuaca dan faktor-faktor lain, maka kemungkinan naiknya harga–harga barang sangat besar. “Semakin ke Timur, tentu semakin rawan distribusinya,” katanya, Kamis (8/3/2012).
Namun kemungkinan tersebut bisa diantisipasi, jika terus dilakukan pemantauan. “Termasuk menjaga distribusi barang dan pasokan. Ini harus dikoordinasikan dengan baik,” paparnya.
Hingga saat ini, pemerintah Sulsel belum bisa memprediksi laju inflasi tahun 2012. Karena masih menunggu keputusan pemerintah atas kenaikan BBM dan TDL. “Kalau sudah ada keputusannya, baru bisa kita melakukan hitungan,” pungkasnya.
Laju inflasi Sulsel di atas rata-rata nasional, sudah beberapa kali terulang. Dan itu terjadi setiap kali pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Humas Kantor BI Makassar, Gusti Raizal Eka Putra kemarin tidak merinci angkanya.
Dia mengatakan berdasarkan histori, hal tersebut sudah beberapakali terjadi di Sulsel. “Contohnya, saat kenaikan BBM dan TDL, dijadikan momen untuk melakukan penimbunan barang terutama kebutuhan pokok,” katanya.
Kejadian tersebut diharapkan tidak terjadi lagi saat dinaikannya BBM bersubsidi pada April nanti. Termasuk rencana kenaikan TDL Mei nanti. “Ke depannya, diharapkan tidak separah dulu,” ujarnya.
Menurutnya, upaya yang dilakukan BI Makassar bersama pemerintah daerah di antaranya adalah, intens melakukan koordinasi dengan Tim Penanggulan Inflasi Daerah (TPID) yang saat ini sudah terbentuk. “Setiap bulan BPS mengeluarkan laporan inflasi di Sulsel,” jelasnya.
Dari laporan BPS tersebut, akan diamati apakah terjadi kenaikan harga atau tidak. “Jika ada, secepatnya kami melakukan koordinasi dengan semua daerah untuk dilakukan langkah antisipasi,” sebutnya.
Termasuk melakukan koordinasi untuk distribusi barang, kondisi pasokan, struktur pasar. Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dipserindag) juga melakukan pengawasan langsung di lapangan. “Inflasi tahun ini akan dimaintenance dengan baik,” kata Gusti.
Dia mengatakan, tahun lalu laju inflasi Sulsel sebesar 2,88 persen. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi nasional. “Diharapkan tahun ini, kita meneruskan prestasi tersebut. Kalaupun tidak, mengikuti inflasi nasional,” ucapnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sulsel Yaksan Hamzah tidak membantah, kalau Sulsel berpotensi melampaui inflasi nasional ditahun 2012 ini. “Kita ini daerah kepulauan,” jelasnya.
Menurut dia, jika ada gangguan distribusi yang dipengaruhi cuaca dan faktor-faktor lain, maka kemungkinan naiknya harga–harga barang sangat besar. “Semakin ke Timur, tentu semakin rawan distribusinya,” katanya, Kamis (8/3/2012).
Namun kemungkinan tersebut bisa diantisipasi, jika terus dilakukan pemantauan. “Termasuk menjaga distribusi barang dan pasokan. Ini harus dikoordinasikan dengan baik,” paparnya.
Hingga saat ini, pemerintah Sulsel belum bisa memprediksi laju inflasi tahun 2012. Karena masih menunggu keputusan pemerintah atas kenaikan BBM dan TDL. “Kalau sudah ada keputusannya, baru bisa kita melakukan hitungan,” pungkasnya.
()