Harga cabai-bawang merambat naik

Jum'at, 09 Maret 2012 - 11:38 WIB
Harga cabai-bawang merambat naik
Harga cabai-bawang merambat naik
A A A


Sindonews.com - Harga sejumlah komoditas di pasar tradisional yang ada di Kudus mulai merambat naik menjelang rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Jika tidak segera diantisipasi, harga sejumlah komoditas tersebut akan terus meroket sehingga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.

Berdasar pantauan, kenaikan mencolok terjadi pada komoditas sayuran seperti cabai dan bawang, baik merah maupun putih. Melonjaknya harga cabai dan bawang bervariasi tergantung jenisnya.

Di Pasar Wergu Kudus, misalnya, cabai merah kriting dalam tiga hari terakhir harganya sudah mencapai Rp18.000 per kilogram (kg). Padahal sebelumnya, harga bumbu masak ini hanya sekitar Rp10.000-15.000/kg. Khusus cabai rawit setan mengalami kenaikan hingga Rp10.000. Harganya yang semula Rp15.000/kg menjadi Rp25.000/kg.

Bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 dari harga awal. Semula harga bumbu penyedap ini Rp7.500, kini menjadi Rp8.500/kg.

Menurut salah seorang pedagang Pasar Wergu Kudus, Suparti, 45, naiknya harga cabai dan bawang ini terkait dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM April mendatang.

Suparti khawatir harga barang-barang ini terus meroket. Jika hal itu terjadi, tingkat daya beli masyarakat akan menurun. Ujung-ujungnya pedagang yang akan rugi.

”Pasokan cabai dari distributor sebenarnya masih relatif lancar, namun anehnya harganya malah naik,” ungkap Suparti. Jika harga cabai dan bawang cenderung naik, komoditas seperti beras justru mengalami penurunan harga.

Beras jenis C4 yang semula seharga Rp7.500/kg, kini turun menjadi Rp6.500/kg. Beras jenis Mentik Wangi yang semula Rp9.300/kg turun drastis menjadi Rp6.800/kg. Penurunan harga juga terjadi pada beras ketan. Semula harganya Rp8.000/kg, kini menjadi Rp7.700/kg.

Menurut pedagang di Pasar Bitingan, Kudus, Ninik, 35, penurunan harga beras ini terjadi karena stok dari petani memang melimpah.

Hal ini seiring panen raya yang terjadi di sejumlah daerah yang ada di eks Karisidenan Pati. ”Mungkin karena ada panen raya, jadi belum kena imbas rencana kenaikan BBM. Kalau tidak pasti harganya ikut naik,” katanya.

Ninik berharap pemerintah meninjau kembali kebijakan menaikkan harga kenaikan dengan nominal Rp1.500 tersebut. Nominal ini cukup besar. Jika pun memang harus dinaikkan, nominalnya tidak terlalu besar dan dilakukan secara bertahap. ”Jadi tidak memberatkan masyarakat,” tandasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4471 seconds (0.1#10.140)