Pembatasan kuota impor bikin harga daging melonjak
A
A
A
Sindonews.com - Kebijakan Kementerian Pertanian terkait pembatasan kuota impor daging sapi hingga 60 persen, hal tersebut menurut Komite Daging Sapi Daerah DKI Jakarta membuat adanya kelangkaan daging di pasaran hingga menyebabkan kenaikan harga daging di DKI Jakarta hingga 25 persen.
"Harga di pasar ritel saat ini Rp75 ribu hingga Rp85 ribu per kilogram. Padahal, normalnya itu Rp60 ribu. Ini karena kebijakan pembatasan kuota impor oleh Kementerian Pertanian,” kata Ketua Komite Daging Sapi Daerah DKI, Sarman Simanjorang melalui rilis seperti dikutip dari okezone, Jumat (9/3/2012).
Menurutnya, kalau kuota impor dibatasi, seharusnya Menteri Pertanian memberikan solusinya. “Misalnya kembangkan dong peternakan sapi di Indonesia," sambung Sarman.
Apabila kondisi ini tidak diantisipasi sesegera mungkin, Sarman mengkhawatirkan, pada April hingga Mei di Jakarta dan sekitarnya akan terjadi krisis daging dan kenaikan harga daging yang tidak terjangkau.
"Ini juga bisa berdampak pada ribuan pedagang bakso bangkrut, berhentinya produksi olahan yang berdampak pada PHK, berkurangnya omzet industri kuliner, serta gejolak sosial menjelang hari raya,” jelasnya.
Untuk itu, Kementerian Pertanian, tegas Sarman, harus jujur terhadap ketersediaan sapi lokal sejumlah 2,4 juta ekor siap potong, dan secara terbuka memberikan informasi soal stok sapi lokal tersebut, sesuai dengan hasil sensus 2011 by name dan by address. Sehingga, lanjutnya, para asosiasi atau pelaku usaha dapat membeli secara langsung ke tingkat peternak dengan terjangkau dengan tetap menjaga harga ekonomis.
Sebagai informasi, kebutuhan daging sekarang ini mengalami kekurangan sebesar 66 ribu ton. Kementerian Pertanian meyakini akan mendapatkan suplai dari sapi lokal, dengan asumsi berdasarkan sensus sapi yang dilakukan pada 2011 ketersediaan sapi potong lokal mencapai 14,8 juta ekor, sapi perah 597 Ribu ekor, dan kerbau 1,3 juta ekor. (ank)
"Harga di pasar ritel saat ini Rp75 ribu hingga Rp85 ribu per kilogram. Padahal, normalnya itu Rp60 ribu. Ini karena kebijakan pembatasan kuota impor oleh Kementerian Pertanian,” kata Ketua Komite Daging Sapi Daerah DKI, Sarman Simanjorang melalui rilis seperti dikutip dari okezone, Jumat (9/3/2012).
Menurutnya, kalau kuota impor dibatasi, seharusnya Menteri Pertanian memberikan solusinya. “Misalnya kembangkan dong peternakan sapi di Indonesia," sambung Sarman.
Apabila kondisi ini tidak diantisipasi sesegera mungkin, Sarman mengkhawatirkan, pada April hingga Mei di Jakarta dan sekitarnya akan terjadi krisis daging dan kenaikan harga daging yang tidak terjangkau.
"Ini juga bisa berdampak pada ribuan pedagang bakso bangkrut, berhentinya produksi olahan yang berdampak pada PHK, berkurangnya omzet industri kuliner, serta gejolak sosial menjelang hari raya,” jelasnya.
Untuk itu, Kementerian Pertanian, tegas Sarman, harus jujur terhadap ketersediaan sapi lokal sejumlah 2,4 juta ekor siap potong, dan secara terbuka memberikan informasi soal stok sapi lokal tersebut, sesuai dengan hasil sensus 2011 by name dan by address. Sehingga, lanjutnya, para asosiasi atau pelaku usaha dapat membeli secara langsung ke tingkat peternak dengan terjangkau dengan tetap menjaga harga ekonomis.
Sebagai informasi, kebutuhan daging sekarang ini mengalami kekurangan sebesar 66 ribu ton. Kementerian Pertanian meyakini akan mendapatkan suplai dari sapi lokal, dengan asumsi berdasarkan sensus sapi yang dilakukan pada 2011 ketersediaan sapi potong lokal mencapai 14,8 juta ekor, sapi perah 597 Ribu ekor, dan kerbau 1,3 juta ekor. (ank)
()