Peningkatan ekspor 11,1 % sulit dicapai

Sabtu, 10 Maret 2012 - 10:24 WIB
Peningkatan ekspor 11,1 % sulit dicapai
Peningkatan ekspor 11,1 % sulit dicapai
A A A
Sindonews.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengingatkan pemerintah untuk tidak menargetkan kinerja ekspor terlalu tinggi untuk tahun ini. Sofjan menilai, prediksi Bank Indonesia (BI) yang meyakini kinerja ekspor 2012 masih bisa tumbuh 10,6–11,1 persen sulit diwujudkan.

“Saya tidak percaya bahwa prediksi BI mengenai ekspor akan segampang itu bisa dicapai. Kita bisa sama seperti tahun lalu saja sudah bagus. Susah sekali (melewati ekspor 2011) jangan lebih-lebih lagi, mempertahankan saja susah,” ujar Sofjan di Gedung Bappenas, Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, kinerja ekspor tahun 2011 mencapai USD203,62 miliar, meningkat sebesar 29,05 persen dari tahun sebelumnya. Menurut Sofjan, ekspor bahan mentah Indonesia seperti batu bara dan minyak sawit memang masih akan tinggi. Namun, ekspor manufaktur masih akan sulit bersaing dengan negara lain. Di sisi lain, situasi global masih belum membaik.

“BI mungkin melihat ekspor bahan mentah diharapkan masih bisa naik karena memang dibutuhkan tapi jangan yang manufaktur, karena kita belum bisa bersaing dengan negara-negara lain,” tandasnya.

Sebelumnya Gubernur BI Darmin Nasution di hadapan Komisi XI DPR menyatakan optimistis kinerja ekspor Indonesia tahun ini masih bisa tumbuh 10,6-11,1 persen.

Prediksi BI ini jauh di atas asumsi pemerintah dalam rancangan APBNP sebesar 9,9 persen. Angka pertumbuhan ekspor yang diusulkan pemerintah jauh lebih rendah dari pada target yang ditetapkan dalam APBN 2012 sebesar 15,1 persen. Sementara, dalam rancangan APBN-P pemerintah memperkirakan pertumbuhan impor sebesar 11,4 persen, jauh di bawah target APBN 2012 sebesar 18,2 persen.

Kendati memprediksi ekspor masih bisa tumbuh hingga 11,6 persen, Darmin mengakui bahwa kinerja ekspor tahun ini tidak akan sebaik tahun lalu. Karena itulah, dia berharap, melambatnya pertumbuhan ekspor bisa ditutup dengan konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi serta investasi swasta. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5824 seconds (0.1#10.140)