Dana Litbang minim, RI sulit sejajar negara maju
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum IKA Universitas Brawijaya Malang Syamsul Maarif mengatakan bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di Indonesia masih sangat sulit disejajarkan dengan dengan negara-negara maju di dunia.
"Dari berbagai sumber menunjukkan bahwa di bidang Litbang Indonesia, sampai kini masih jauh dari sejajar dengan negara-negara maju," ungkap Syamsul dalam paparanya pada seminar nasional Pemanfaatan Inovasi Iptek,IKA-UB di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (11/3/2012)
Walaupun pemerintah dalam tahun anggaran 2010 telah menaikkan besaran belanja untuk Litbang dua kali lipat, namun jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga saja, Indonesia masih tertinggal.
"Belanja APBN 2010 itu mencapai Rp1,9 triliun, tapi itu belum cukup. Belanja kita untuk Litbang masih kurang dari satu persen dari PDB yaitu 0,07 persen. Sedang pemerintah Jepang dan Korea telah menetapkan belanja untuk Litbang masing-masing sebesar sebesar 30 persen dan 40 persen dari PDB,"jelasnya.
Menurut Syamsul, dalam kurun waktu 40 tahun APBN kita telah naik 4.000 kali, akan tetapi kenaikan untuk belanja Litbang hanya 400 kali."Kenaikan belanja Litbang tidak parallel karena hanya naik 400 kali,"tandas Syamsul.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kodinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan dalam kata sambutannya bahwa dirinya mengakui Peruguruan Tinggi memiliki peranan penting di negara ini, apalagi dalam percepatan pembangunan. Akan tetapi mengenai dana, tentu harus tetap melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Memang Litbang ini penting, namun karena anggrannya masih dari APBN, kita harus jalankan dengan banyak pertimbangan. Sementara kita sedang upayakan untuk menempatkan anggaran sesuai pada tempatnya," pungkas Hatta.
"Dari berbagai sumber menunjukkan bahwa di bidang Litbang Indonesia, sampai kini masih jauh dari sejajar dengan negara-negara maju," ungkap Syamsul dalam paparanya pada seminar nasional Pemanfaatan Inovasi Iptek,IKA-UB di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (11/3/2012)
Walaupun pemerintah dalam tahun anggaran 2010 telah menaikkan besaran belanja untuk Litbang dua kali lipat, namun jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga saja, Indonesia masih tertinggal.
"Belanja APBN 2010 itu mencapai Rp1,9 triliun, tapi itu belum cukup. Belanja kita untuk Litbang masih kurang dari satu persen dari PDB yaitu 0,07 persen. Sedang pemerintah Jepang dan Korea telah menetapkan belanja untuk Litbang masing-masing sebesar sebesar 30 persen dan 40 persen dari PDB,"jelasnya.
Menurut Syamsul, dalam kurun waktu 40 tahun APBN kita telah naik 4.000 kali, akan tetapi kenaikan untuk belanja Litbang hanya 400 kali."Kenaikan belanja Litbang tidak parallel karena hanya naik 400 kali,"tandas Syamsul.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kodinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan dalam kata sambutannya bahwa dirinya mengakui Peruguruan Tinggi memiliki peranan penting di negara ini, apalagi dalam percepatan pembangunan. Akan tetapi mengenai dana, tentu harus tetap melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Memang Litbang ini penting, namun karena anggrannya masih dari APBN, kita harus jalankan dengan banyak pertimbangan. Sementara kita sedang upayakan untuk menempatkan anggaran sesuai pada tempatnya," pungkas Hatta.
()