Nelayan mulai sulit peroleh BBM
A
A
A
Sindonews.com - Kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahar Umum (SPBU) sejak beberapa hari belakangan ini. Hal tersebut membuat sejumlah nelayan di Bulukumba, Sulawesi Selatan tidak bisa berlayar.
Salah seorang nelayan Bulukumba Bujang mengungkapkan, bahwa sejak adanya wacana kenaikan harga BBM, sejumlah nelayan di kelurahan Bentenge, Kecamatan Ujung bulu sulit mendapatkan solar.
Menurutnya, karena SPBU membatasi jumlah liter yang diberikan kepada nelayan. "Sudah hampir beberapa minggu ini tidak bisa melaut karena kekurangan solar," jelas Bujang, Selasa (13/3/2012).
Menurut Bujang, kondisi ini membuat nelayan termasuk kapal yang dioperasikan tidak dapat melaut untuk mencari ikan. Sebab, dalam satu pelayaran rata-rata kapal nelayan membutuhkan solar sekitar 500 liter. "Ini baru rencana kenaikan BBM, bagaimana kalau harga sudah naik. Mungkin kami tidak bisa makan lagi karena mata pencaharian, saya hanya di laut," ungkapnya.
Aktivis Aliansi Gerakan Reforma Agrari (Agra) Bulukumba Rudy Tahas menambahkan, menjelang kenaikan harga BBM secara nasional ini, pemerintah harusnya mempertimbangkan nasib masyarakat kecil.
Dia juga menambahkan selain itu, pemerintah harus membentuk tim pengawasan terhadap oknum-oknum yang mencoba bermain dalam kenaikan BBM dengan menimbung BBM. "Ini memang sudah menjadi keputusan nasional. Hanya, daerah harus memperjuangkan warga kecil seperti nasib nelayan," ujar Rudy.
Terpisah, Kepala Bidang Pengawasan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bulukumba Hasanuddin mengaku, pihaknya sudah membentuk tim soal rencana kenaikan BBM. Tim ini akan mengawasi SPBU yang sengaja menimbung BBM.
"Kami belum menerima laporan secara resmi soal kelangkaan BBM. Tapi kalau ada yang ditemukan menimbung akan dilaporkan ke Pertamina Sulsel," jelas Hasanuddin.
Dia menambahkan, dalam mengawasi penjualan BBM dibeberapa SPBU Bulukumba, Dinas Perdagangan akan melibatkan polisi bersama Satpol PP dalam memantau di SPBU. "Kami akan menindak SPBU yang menaikkan harga sebelum ditetapkan. Kami tidak mau warga yang menjadi korban dalam permainan harga di SPBU," tegas Hasanuddin. (ank)
Salah seorang nelayan Bulukumba Bujang mengungkapkan, bahwa sejak adanya wacana kenaikan harga BBM, sejumlah nelayan di kelurahan Bentenge, Kecamatan Ujung bulu sulit mendapatkan solar.
Menurutnya, karena SPBU membatasi jumlah liter yang diberikan kepada nelayan. "Sudah hampir beberapa minggu ini tidak bisa melaut karena kekurangan solar," jelas Bujang, Selasa (13/3/2012).
Menurut Bujang, kondisi ini membuat nelayan termasuk kapal yang dioperasikan tidak dapat melaut untuk mencari ikan. Sebab, dalam satu pelayaran rata-rata kapal nelayan membutuhkan solar sekitar 500 liter. "Ini baru rencana kenaikan BBM, bagaimana kalau harga sudah naik. Mungkin kami tidak bisa makan lagi karena mata pencaharian, saya hanya di laut," ungkapnya.
Aktivis Aliansi Gerakan Reforma Agrari (Agra) Bulukumba Rudy Tahas menambahkan, menjelang kenaikan harga BBM secara nasional ini, pemerintah harusnya mempertimbangkan nasib masyarakat kecil.
Dia juga menambahkan selain itu, pemerintah harus membentuk tim pengawasan terhadap oknum-oknum yang mencoba bermain dalam kenaikan BBM dengan menimbung BBM. "Ini memang sudah menjadi keputusan nasional. Hanya, daerah harus memperjuangkan warga kecil seperti nasib nelayan," ujar Rudy.
Terpisah, Kepala Bidang Pengawasan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bulukumba Hasanuddin mengaku, pihaknya sudah membentuk tim soal rencana kenaikan BBM. Tim ini akan mengawasi SPBU yang sengaja menimbung BBM.
"Kami belum menerima laporan secara resmi soal kelangkaan BBM. Tapi kalau ada yang ditemukan menimbung akan dilaporkan ke Pertamina Sulsel," jelas Hasanuddin.
Dia menambahkan, dalam mengawasi penjualan BBM dibeberapa SPBU Bulukumba, Dinas Perdagangan akan melibatkan polisi bersama Satpol PP dalam memantau di SPBU. "Kami akan menindak SPBU yang menaikkan harga sebelum ditetapkan. Kami tidak mau warga yang menjadi korban dalam permainan harga di SPBU," tegas Hasanuddin. (ank)
()