Mobil dijatah isi BBM Rp150 ribu

Selasa, 13 Maret 2012 - 16:21 WIB
Mobil dijatah isi BBM...
Mobil dijatah isi BBM Rp150 ribu
A A A
Sindonews.com - Pemerintah belum menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar sebesar Rp1.500 per liter, namun harga bensin botolan di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), merangkak naik di tengah rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Penjualan bensin botolan di Lutim juga menjadi pemandangan yang memiriskan, karena berlangsung di sekitar SPBU. Belum ada tindakan tegas dari tim terpadu dan pemantau gejolak kenaikan harga BBM dari Pemkab Lutim untuk menertibkan pengecer bensin botolan di sekitar SPBU.

Tim terpadu beranggotakan Dinas Koperindag, Dinas Perhubungan, aparat Satpol PP dibantu aparat kepolisian dan TNI dari Kodim 1403 Sawerigading Palopo, masih sebatas memberikan peringatan keras kepada pemilik SPBU untuk tidak melayani pembelian BBM oleh pengecer.

Informasi dihimpun Sindo di Malili, kemarin, harga bensin eceran normalnya senilai Rp5.000 per botol, namun penjual bensin eceran melepas seharga Rp7.000 per botol. Bahkan, saat terjadi antrean panjang di SPBU, harga bensin eceran melonjak naik Rp8.000 per botol.

Beberapa pemilik kendaraan bermotor di Malili, mengeluhkan mahalnya harga bensin botolan yang diecer di sekitar SPBU. "Tidak ada gunanya tim terpadu dibentuk Pemkab Lutim, jika tidak bisa menertibkan penjualan bensin eceran yang seenaknya mempermainkan harga BBM di tengah masyarakat," kata Sulnawir, salah seorang warga Bukit Indah, Malili.

Pengusaha mebel di Malili ini mempertanyakan legalitas penjualan bensin eceran di sekitar SPBU, karena saat stok BBM kosong di SPBU, pengecer bensin botolan malah marak di depan SPBU. "Tolong tertibkan penjual bensin eceran di depan SPBU, karena ini merugikan masyarakat. Mereka menjual bensin botolan dengan harga yang tidak tetap, malah terkesan mempermainkan harga di tengah rencana pemerintah mau menaikkan harga BBM," katanya.

Kepala Dinas Koperindag Lutim, Syahidin Halun, mengakui, dalam beberapa hari terakhir ini, antrean kendaraan membeli BBM jenis solar dan premium, mulai terjadi di beberapa SPBU di daerah ini, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya gejolak kenaikan harga, tim terpadu mengawasi ketat penjualan BBM di setiap SPBU.

Penimbunan BBM sangat dikhawatirkan terjadi jelang kenaikan harga BBM, sehingga tim terpadu melibatkan aparat kepolisian dalam pengawasan penjualan BBM bersubsidi.

Dikatakan, dalam pengawasan ini, pembelian BBM bagi setiap kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda dua, hanya diperbolehkan melakukan pembelian BBM di SPBU satu kali dalam sehari dengan batas maksimal pembelian seharga Rp150 ribu.

"Setiap kendaraan roda empat yang masuk ke SPBU dicatat nomor polisi (plat) sehingga bisa terdeteksi dan terdata oleh tim untuk menghindari pembelian BBM berulangkali dalam satu hari," katanya, seraya mengatakan, upaya ini untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan BBM di tengah masyarakat.

Halun yang baru dua hari menjabat Kadis Koperindagb Lutim, mengaku prihatin maraknya penjualan bensin eceran di sekitar SPBU, sehingga masalah ini perlu ditertibkan. "Terutama harga bensin eceran tidak diperkenankan di atas Rp6.000 per botol. Sebab, harga bensin bersubsidi di SPBU hanya Rp4.500 per liter," katanya.

Dijelaskan, jatah BBM baik premium dan solar untuk kebutuhan masyarakat Lutim setiap harinya mencukupi, yakni 16 kilo liter premium dan solar delapan kilo liter. "Jika pengawasan bisa ketat di SPBU, maka kelangkaan BBM bisa teratasi selama tiga pekan jelang kenaikan harga BBM di Lutim," katanya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7815 seconds (0.1#10.140)