Pemkot Makassar jamin stok sembako aman
A
A
A
Sindonews.com - Kendati terjadi lonjakan permintaan sembilan bahan pokok (sembako) di sejumlah pasar tradisional, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menjamin ketersediaan pasokan. Bahkan, stok dinyatakan aman hingga Desember mendatang.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Makassar Agus Ar mengungkapkan, kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir sebagai bentuk kepanikan pedagang dan konsumen atas rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsumen yang panik langsung membeli dalam jumlah besar sehingga terjadi lonjakan permintaan yang berdampak pada naiknya harga sembako.
Dia mengaku, stok pangan khususnya di Kota Makassar, aman. Kendati demikian, dia belum bisa memberikan data pasti mengenai jumlah stok sembako untuk Kota Makassar. “Besok, kami ke kantor ambil datanya. Kalau sekarang belum bisa,” tandasnya, kemarin.
Dari hasil pengamatan di lapangan, memang ada beberapa jenis sembako yang mengalami kenaikan harga. Tetapi, perlu diketahui bahwa Makassar merupakan pusat ekonomi di kawasan timur Indonesia, di mana kebutuhan pokok datang dari sejumlah daerah. Karena itu, tidak ada pengaruhnya stok pangan dengan kenaikan harga. “Ini persoalan daya beli saja yang naik, sekali lagi kebutuhan pangan stok siap, bahkans ampai 2013 masih aman,” ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disperindag Makassar Sri Rejeki mengatakan, pihaknya sudah memantau delapan pasar tradisional. Hasilnya ada 11 item sembako yang mengalami kenaikan, di antaranya beras sebelumnya di kisaran Rp8.140 menjadi Rp9.000, gula pasir dari harga Rp11.800 menjadi Rp12.500, dan minyak goreng dari harga Rp9.800 menjadi Rp11.000.
Kenaikan harga itu ditemukan di delapan tradisional, yakni Pasar Terong, Pasar Pa’- baeng-baeng, Pasar Pan-nampu, Sentral, Sambung Jawa, Pasar Baru, Maricaya, dan Panakkukang. Kendati demikian, harga sembako bervariasi di setiap pasar. “Kenaikan harga sembako ini selain karena rencana kenaikan harga BBM, juga faktor cuaca dan kurangnya ketersediaan barang,” papar dia, kemarin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel Irman Yasin Limpo mengatakan, hingga saat ini harga bahan pokok di pasar tradisional masih relatif stabil jelang kenaikan harga BBM. Kendati demikian, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap seluruh barang beredar, utamanya yang dianggap barang-barang yang strategis bagi masyarakat.
“Menjelang kenaikan BBM nanti, kami akan surati seluruh bupati dan wali kota serta instansi lain untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap dinamika pasar,” pungkas dia di Kantor Gubernur Sulsel, kemarin. (ank)
Kepala Badan Ketahanan Pangan Makassar Agus Ar mengungkapkan, kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir sebagai bentuk kepanikan pedagang dan konsumen atas rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsumen yang panik langsung membeli dalam jumlah besar sehingga terjadi lonjakan permintaan yang berdampak pada naiknya harga sembako.
Dia mengaku, stok pangan khususnya di Kota Makassar, aman. Kendati demikian, dia belum bisa memberikan data pasti mengenai jumlah stok sembako untuk Kota Makassar. “Besok, kami ke kantor ambil datanya. Kalau sekarang belum bisa,” tandasnya, kemarin.
Dari hasil pengamatan di lapangan, memang ada beberapa jenis sembako yang mengalami kenaikan harga. Tetapi, perlu diketahui bahwa Makassar merupakan pusat ekonomi di kawasan timur Indonesia, di mana kebutuhan pokok datang dari sejumlah daerah. Karena itu, tidak ada pengaruhnya stok pangan dengan kenaikan harga. “Ini persoalan daya beli saja yang naik, sekali lagi kebutuhan pangan stok siap, bahkans ampai 2013 masih aman,” ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disperindag Makassar Sri Rejeki mengatakan, pihaknya sudah memantau delapan pasar tradisional. Hasilnya ada 11 item sembako yang mengalami kenaikan, di antaranya beras sebelumnya di kisaran Rp8.140 menjadi Rp9.000, gula pasir dari harga Rp11.800 menjadi Rp12.500, dan minyak goreng dari harga Rp9.800 menjadi Rp11.000.
Kenaikan harga itu ditemukan di delapan tradisional, yakni Pasar Terong, Pasar Pa’- baeng-baeng, Pasar Pan-nampu, Sentral, Sambung Jawa, Pasar Baru, Maricaya, dan Panakkukang. Kendati demikian, harga sembako bervariasi di setiap pasar. “Kenaikan harga sembako ini selain karena rencana kenaikan harga BBM, juga faktor cuaca dan kurangnya ketersediaan barang,” papar dia, kemarin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel Irman Yasin Limpo mengatakan, hingga saat ini harga bahan pokok di pasar tradisional masih relatif stabil jelang kenaikan harga BBM. Kendati demikian, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap seluruh barang beredar, utamanya yang dianggap barang-barang yang strategis bagi masyarakat.
“Menjelang kenaikan BBM nanti, kami akan surati seluruh bupati dan wali kota serta instansi lain untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap dinamika pasar,” pungkas dia di Kantor Gubernur Sulsel, kemarin. (ank)
()