BDV bidik pasar IT lokal
A
A
A
Sindonews.com – Bandung Digital Valley (BDV) berkomitmen menggiatkan industri kreatif sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) lokal dengan membidik market TIK dalam negeri.
Komitmen tersebut didasarkan pada besarnya pasar produk TIK di Indonesia. Lab Industrial Partnership Research & Development PT Telkom Indonesia Agnesia Chandra menjelaskan, BDV akan menjadi lembaga yang mengayomi kreator pada bidang TIK dalam mengembangkan produk lokal.Kreator lokal diharapkan menjadi pemain di negeri sendiri. Apalagi, pangsa pasar pengguna TIK di Indonesia masih cukup besar sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia.
”Indonesia adalah market potensial bagi produk TIK. Namun, pasar ini masih digarap produk asing dan hanya sebagian kecil produk lokal yang bisa eksis di negeri sendiri,” ujar Agnesia di Gegerkalong Hilir, Kota Bandung. Di Indonesia, tercatat ada sekitar 45 juta pengguna internet. Sebanyak 25 juta di antaranya adalah pengguna Facebook dan Twitter. Indonesia masih menjadi marketterbesar pengguna BlackBerry.
Menurut dia, masalah kreator lokal dalam mengembangkan produk TIK tak lepas dari keterbatasan teknologi dan kemampuan pemasaran. Kehadiran BDV diharapkan menjadi wadah bagi kreator lokal mengembangkan produk TIK. BDV dilengkapi fasilitas pendukung seperti jaringan, internet berkecepatan 10 Mbps, server room (128 gigabyte/ server), gadegt test (iPad, iPhone, BlackBerry, Android, Mac PC, Nokia Lurmia), developer tools (Junos, Azzure, Global SAAS), platform (Cisco, Microsoft, Jupiter, NFC, HP), serta portal.
Kepala Bidang Investasi Masyarakat Industri Kreatif Indonesia (MIKTI) Indra Purnama mengungkapkan, dalam tiga tahun ke depan BDV diharapkan mampu melahirkan 600 kreator dan 60 produk TIK lokal. Upaya yang saat ini dilakukan BDV yaitu melakukan inkubasi 116 peserta selama 6 bulan.Mereka akan diarahkan menjadi kreator pada bidang games, konten edukasi, musik, animasi, dan software oleh sejumlah praktisi TIK.
”Kami juga akan menjalin kerja sama dengan 45 universitas di Indonesia dan 15 partner dari berbagai negara. Upaya ini menjadi pintu gerbang bagi kreator lokal menciptakan konten TIK serta memperkenalkannya kepada masyarakat internasional,” jelasnya. Ke depan kreator lokal diharapkan menjadi pemain TIK di dunia internasional. Dia optimistis penggiat TIK di Indonesia memiliki kemampuan menciptakan konten IT berkualitas bila didukung sarana memadai.
Komitmen tersebut didasarkan pada besarnya pasar produk TIK di Indonesia. Lab Industrial Partnership Research & Development PT Telkom Indonesia Agnesia Chandra menjelaskan, BDV akan menjadi lembaga yang mengayomi kreator pada bidang TIK dalam mengembangkan produk lokal.Kreator lokal diharapkan menjadi pemain di negeri sendiri. Apalagi, pangsa pasar pengguna TIK di Indonesia masih cukup besar sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia.
”Indonesia adalah market potensial bagi produk TIK. Namun, pasar ini masih digarap produk asing dan hanya sebagian kecil produk lokal yang bisa eksis di negeri sendiri,” ujar Agnesia di Gegerkalong Hilir, Kota Bandung. Di Indonesia, tercatat ada sekitar 45 juta pengguna internet. Sebanyak 25 juta di antaranya adalah pengguna Facebook dan Twitter. Indonesia masih menjadi marketterbesar pengguna BlackBerry.
Menurut dia, masalah kreator lokal dalam mengembangkan produk TIK tak lepas dari keterbatasan teknologi dan kemampuan pemasaran. Kehadiran BDV diharapkan menjadi wadah bagi kreator lokal mengembangkan produk TIK. BDV dilengkapi fasilitas pendukung seperti jaringan, internet berkecepatan 10 Mbps, server room (128 gigabyte/ server), gadegt test (iPad, iPhone, BlackBerry, Android, Mac PC, Nokia Lurmia), developer tools (Junos, Azzure, Global SAAS), platform (Cisco, Microsoft, Jupiter, NFC, HP), serta portal.
Kepala Bidang Investasi Masyarakat Industri Kreatif Indonesia (MIKTI) Indra Purnama mengungkapkan, dalam tiga tahun ke depan BDV diharapkan mampu melahirkan 600 kreator dan 60 produk TIK lokal. Upaya yang saat ini dilakukan BDV yaitu melakukan inkubasi 116 peserta selama 6 bulan.Mereka akan diarahkan menjadi kreator pada bidang games, konten edukasi, musik, animasi, dan software oleh sejumlah praktisi TIK.
”Kami juga akan menjalin kerja sama dengan 45 universitas di Indonesia dan 15 partner dari berbagai negara. Upaya ini menjadi pintu gerbang bagi kreator lokal menciptakan konten TIK serta memperkenalkannya kepada masyarakat internasional,” jelasnya. Ke depan kreator lokal diharapkan menjadi pemain TIK di dunia internasional. Dia optimistis penggiat TIK di Indonesia memiliki kemampuan menciptakan konten IT berkualitas bila didukung sarana memadai.
()