Harga sembako dipantau ketat

Selasa, 20 Maret 2012 - 11:33 WIB
Harga sembako dipantau ketat
Harga sembako dipantau ketat
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) memastikan akan mengintensifkan pemantauan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional sebagai upaya mengantisipasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kepala Disperindagkop Kota Palembang Ibnu Rohim mengatakan, timnya sudah mulai diturunkan ke tujuh pasar tradisional yang dinilai menjadi barometer pergerakan harga di Kota Palembang. Tim ini memonitor semua harga barang pokok mulai Senin 19 Maret 2012 kemarin, dengan hasil perkembangan harga yang masih stabil. “Artinya, tidak ada kenaikan sembilan barang pokok yang cukup tinggi,” ungkap Ibnu di ruang kerjanya kemarin.

Meski demikian, sejumlah komoditas sudah mengalami perubahan harga, terutama cabai merah besar yang mengalami lonjakan 16,7 persen. Pergerakan harga cabai merah keriting dari pantauan timnya juga mengalami kenaikan hingga 15 persen. Sementara, daging ayam naik 4,3 persen, minyak 4,1 persen, dan gula pasir 5 persen. “Memang ada beberapa komoditas yang melonjak cukup lumayan,” ujarnya.

Pihaknya berharap pasca kenaikan BBM, lonjakan harga tidak akan mengalami kenaikan lagi. Koordinasi dengan para distributor pun dilakukan lebih intensif untuk mencegah masalah ini. “Dari pantauan per 19 Maret 2012, bisa kami laporkan bahwa stok aman, bahkan rata-rata di atas kebutuhan dengan standar tiga bulan,” beber Ibnu.

Dalam kesempatan yang sama, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop Palembang Yustianus menyatakan, lonjakan harga yang sudah mulai terjadi menjelang kenaikan harga BBM saat ini adalah untuk barang-barang bangunan.

Kenaikan ini berkisar di besaran 5-10 persen. Dari hasil monitor timnya, diketahui bahwa harga semen Rp62 ribu-Rp65 ribu per sak. Harga ini masih cukup stabil karena pengadaan barang masih sangat banyak. “Artinya, di depot bahan bangunan semen tidak kosong,” ulasnya.

Sementara, harga keramik saat ini naik 10 persen di kisaran Rp37 ribu–Rp42 ribu per dus. Sedangkan, harga besi cukup beragam, untuk besi 6 sudah di harga Rp21 ribu, besi 8 naik dari harga Rp38 ribu menjadi Rp42 ribu, besi 10 dari Rp57 ribu menjadi Rp63 ribu, dan besi 12 dari Rp87 ribu menjadi Rp92 ribu. “Kita perlu ketahui bahwa harga itu ditentukan pasar, termasuk faktor produksi dan distribusi,” ujarnya.

Terpisah, pemilik toko bangunan Noer Anshor di Jalan Merdeka, Fauzi, menuturkan, kenaikan harga barang bangunan mulai terjadi tiga hari belakangan. Selain itu, pendistribusian barang ke tokonya juga mulai tersendat. Bila pemesanan dilakukan hari ini, biasanya barang datang sehari berikutnya. “Tapi, sekarang seminggu baru diantarkan ke sini. Alasan mereka karena BBM naik,” keluhnya.

Fauzi menyatakan, setiap kali pemerintah membuat kebijakan untuk menaikkan harga BBM, dipastikan harga barang pun akan turut melonjak. “Untuk barang lain, seperti besi 6,8,dan 10, termasuk semen, paku, batu, dan koral, sudah naik harganya, sudah tidak stabil,” pungkasnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6677 seconds (0.1#10.140)