Pertamina kurangi pasokan, BBM mulai langka di Pantura
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pantura Demak Jawa Tengah, akibat pengurangan pasokan oleh Pertamina. Padahal menjelang kenaikan harga BBM, banyak pengecer yang menyerbu SPBU dengan membawa jeriken.
Para pengecer BBM jenis premium ini, harus pulang dengan tangan hampa karena SPBU Loireng Kecamatan Sayung, telah kehabisan stok sejak pagi, rata-rata mereka membawa dua jeriken masing-masing berukuran 50 liter untuk membeli premium.
Para pengecer BBM juga harus menunjukkan surat rekomendasi dari dinas perdagangan, agar dapat dilayani petugas SPBU setiap kali membeli BBM dengan menggunakan jeriken. Seperti yang disampaikan Sulhadi, pengecer BBM asal Desa Gemulak Kecamatan Sayung, ia hanya dapat melakukan pembelian BBM dalam jumlah banyak di SPBU Loireng, dengan batas maksimal 60 liter per hari. Biasanya ia membeli premium sebanyak 50 liter dan solar 40 liter, setiap dua hari sekali.
Tak hanya para pengecer, para pengendara yang hendak mengisi premium juga harus balik arah, karena pengiriman BBM dari Pertamina tak kunjung tiba.
"Harus dengan surat, dua hari sekali beli bbm disini," ujar Sulhadi, Selasa (20/3/2012).
Sementara menurut manajer SPBU Loireng Handung Lasiman, selain terlambatnya pasokan, kelangkaan juga terjadi akibat adanya pembatasan pasokan hingga 50 persen dari pertamina. Biasanya ia mendapatkan pasokan 16 ribu liter premium namun kini hanya 8.000 liter.
Jumlah tersebut akan langsung habis dalam waktu relatif singkat, yakni tak lebih dari sehari. Apalagi, akhir-akhir ini banyak pengecer yang mengantre dan membeli dalam jumlah besar.
"Masih lancar, habis karena enggak sesuai dengan permintaan," ungkap Handung.
Handung juga mengatakan, tidak mengetahui alasan pengurangan pasokan dari Pertamina. Kini SPBU-nya masih mempunyai stok solar sebanyak 40 ribu liter dan Pertamax 5.500 liter. Jika tidak ada lonjakan permintaan, diperkirakan stok BBM tersebut masih bisa bertahan tiga hingga lima hari ke depan.
Para pengecer BBM jenis premium ini, harus pulang dengan tangan hampa karena SPBU Loireng Kecamatan Sayung, telah kehabisan stok sejak pagi, rata-rata mereka membawa dua jeriken masing-masing berukuran 50 liter untuk membeli premium.
Para pengecer BBM juga harus menunjukkan surat rekomendasi dari dinas perdagangan, agar dapat dilayani petugas SPBU setiap kali membeli BBM dengan menggunakan jeriken. Seperti yang disampaikan Sulhadi, pengecer BBM asal Desa Gemulak Kecamatan Sayung, ia hanya dapat melakukan pembelian BBM dalam jumlah banyak di SPBU Loireng, dengan batas maksimal 60 liter per hari. Biasanya ia membeli premium sebanyak 50 liter dan solar 40 liter, setiap dua hari sekali.
Tak hanya para pengecer, para pengendara yang hendak mengisi premium juga harus balik arah, karena pengiriman BBM dari Pertamina tak kunjung tiba.
"Harus dengan surat, dua hari sekali beli bbm disini," ujar Sulhadi, Selasa (20/3/2012).
Sementara menurut manajer SPBU Loireng Handung Lasiman, selain terlambatnya pasokan, kelangkaan juga terjadi akibat adanya pembatasan pasokan hingga 50 persen dari pertamina. Biasanya ia mendapatkan pasokan 16 ribu liter premium namun kini hanya 8.000 liter.
Jumlah tersebut akan langsung habis dalam waktu relatif singkat, yakni tak lebih dari sehari. Apalagi, akhir-akhir ini banyak pengecer yang mengantre dan membeli dalam jumlah besar.
"Masih lancar, habis karena enggak sesuai dengan permintaan," ungkap Handung.
Handung juga mengatakan, tidak mengetahui alasan pengurangan pasokan dari Pertamina. Kini SPBU-nya masih mempunyai stok solar sebanyak 40 ribu liter dan Pertamax 5.500 liter. Jika tidak ada lonjakan permintaan, diperkirakan stok BBM tersebut masih bisa bertahan tiga hingga lima hari ke depan.
()