Pembelian BBM pakai jeriken dibatasi
A
A
A
Sindonews.com – Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) di Bojonegoro membatasi pembelian premium dan solar yang memakai jeriken. Selain itu, pembelian premium dan solar dengan jeriken juga harus disertai surat pengantar dari desa.
Pengelola SPBU Jalan Veteran, Kota Bojonegoro, membatasi pembelian premium maksimal dua jeriken. Begitu pula, pembelian solar maksimal dua jeriken. “Sehari hanya boleh sekali membeli memakai jeriken itu,” ujar Iwan Gunarto, pengelola SPBU Jalan Veteran, Kota Bojonegoro, Selasa (20/3/2012).
Menurutnya, pembelian premium dan solar memakai jeriken itu juga masih dievaluasi. Bila mendekati kenaikan bahan bakar minyak terjadi antrean panjang pembelian memakai jeriken, maka pihaknya akan menyetop. “Itu untuk mencegah terjadinya aksi penimbunan,” ujar Iwan Gunarto.
Namun, hingga kini kondisi pembelian premium maupun solar di SPBU ini terlihat normal. Tidak terjadi antrean panjang sepeda motor atau mobil yang mengisi premium atau solar. Sedangkan, mereka yang membeli premium memakai jeriken juga tampak tidak terlalu banyak.
Menurut Kanip, 34, warga Campurejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, mengatakan, dalam sehari biasanya membeli premium memakai tiga jeriken. Dia membeli premium dari SPBU itu per liter Rp4.500 lalu dijual eceran Rp5.000 per botol. “Sampai sekarang harga premium eceran belum ada yang dinaikkan,” ujar Kanip.
Setiap hari stok premium di SPBU Jalan Veteran itu sebanyak 24 ribu liter. Sedangkan, stok solar sebanyak 8.000 liter. Saat ini, pasokan premium dan solar dari Pertamina Depo Tuban ke SPBU ini juga berjalan lancar.
Sementara itu, pengelola SPBU Jetak di Kelurahan Jetak, Kota Bojonegoro, juga memberlakukan pembatasan pembelian premium dan solar yang memakai jeriken. Yaitu, maksimal pembelian premium dan solar sebanyak lima jeriken. “Maksimal lima jeriken. Tidak boleh lebih,” ujar Saikhu, pengelola SPBU Jetak.
Kondisi pembelian premium dan solar di SPBU Jetak juga terlihat normal. Tidak terlihat ada antrean panjang baik sepeda motor maupun mobil. Setiap hari, SPBU ini dipasok premium sebanyak 16 ribu liter dan solar sebanyak 8.000 liter.
Pengelola SPBU Jalan Veteran, Kota Bojonegoro, membatasi pembelian premium maksimal dua jeriken. Begitu pula, pembelian solar maksimal dua jeriken. “Sehari hanya boleh sekali membeli memakai jeriken itu,” ujar Iwan Gunarto, pengelola SPBU Jalan Veteran, Kota Bojonegoro, Selasa (20/3/2012).
Menurutnya, pembelian premium dan solar memakai jeriken itu juga masih dievaluasi. Bila mendekati kenaikan bahan bakar minyak terjadi antrean panjang pembelian memakai jeriken, maka pihaknya akan menyetop. “Itu untuk mencegah terjadinya aksi penimbunan,” ujar Iwan Gunarto.
Namun, hingga kini kondisi pembelian premium maupun solar di SPBU ini terlihat normal. Tidak terjadi antrean panjang sepeda motor atau mobil yang mengisi premium atau solar. Sedangkan, mereka yang membeli premium memakai jeriken juga tampak tidak terlalu banyak.
Menurut Kanip, 34, warga Campurejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, mengatakan, dalam sehari biasanya membeli premium memakai tiga jeriken. Dia membeli premium dari SPBU itu per liter Rp4.500 lalu dijual eceran Rp5.000 per botol. “Sampai sekarang harga premium eceran belum ada yang dinaikkan,” ujar Kanip.
Setiap hari stok premium di SPBU Jalan Veteran itu sebanyak 24 ribu liter. Sedangkan, stok solar sebanyak 8.000 liter. Saat ini, pasokan premium dan solar dari Pertamina Depo Tuban ke SPBU ini juga berjalan lancar.
Sementara itu, pengelola SPBU Jetak di Kelurahan Jetak, Kota Bojonegoro, juga memberlakukan pembatasan pembelian premium dan solar yang memakai jeriken. Yaitu, maksimal pembelian premium dan solar sebanyak lima jeriken. “Maksimal lima jeriken. Tidak boleh lebih,” ujar Saikhu, pengelola SPBU Jetak.
Kondisi pembelian premium dan solar di SPBU Jetak juga terlihat normal. Tidak terlihat ada antrean panjang baik sepeda motor maupun mobil. Setiap hari, SPBU ini dipasok premium sebanyak 16 ribu liter dan solar sebanyak 8.000 liter.
()