Konsumsi BBM Jakarta naik 10%
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang, konsumsi di wilayah Jakarta meningkat hingga 10 persen.
General Manager Fuel Retail Marketing III PT Pertamina (Persero) Hasto Wibowo mengatakan, kenaikan itu merupakan imbas dari pemberitaan kenaikan harga BBM yang secara tidak sadar memengaruhi pola konsumsi di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Untungnya, Pertamina mensinyalir tidak ada indikasi kekurangan BBM di wilayah Jakarta dan sekitarnya. “Konsumsi premium di daerah pinggiran meningkat 5–10 persen,” katanya di Jakarta kemarin.
Menyikapi hal ini, Pertamina meningkatkan pasokan BBM bersubsidi di 1.450 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Penambahan pasokan ini dilakukan pada malam hari agar tidak mengganggu aktivitas di SPBU.
Dia menambahkan, seberapa pun kebutuhan masyarakat tetap akan dilayani oleh Pertamina. “Kendati terjadi peningkatan konsumsi, stok premium nasional masih mencukupi, yakni 23,5 hari atau sebanyak 4 juta kiloliter (kl),” ujarnya.
Berdasarkan data Pertamina, selama Januari-Februari tahun ini, tercatat ada peningkatan konsumsi sebesar 12 persen dibanding periode yang sama tahun 2011. BBM yang sudah digunakan di tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebanyak 7 juta kl atau sebesar 18 persen dari total yang dialokasikan untuk 2012 secara nasional.
Terkait dengan penyalahgunaan BBM bersubsidi, Pertamina bekerja sama dengan Polda Metro Jaya. Kedua belah pihak membuka layanan pengaduan masyarakat terkait dengan penyalahgunaan BBM bersubsidi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
VP Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun mengatakan, masyarakat dapat mengadukan tindak pidana terkait penyalahgunaan BBM. Penyalahgunaan BBM bersubsidi yang dimaksud antara lain penimbunan BBM, pembelian BBM dengan jeriken di SPBU, atau informasi yang tidak sesuai terkait stok yang di informasikan di SPBU.
“Saat ini semua pengaduan masyarakat banyak terkait distribusi dan kondisi di masyarakat. Kita buka jalur masyarakat melaporkan soal distribusi maupun pengaduan tindak pidananya,” ujar dia.
Menurutnya, Pertamina di awal tahun ini menerima sebanyak 113 pengaduan dari masyarakat seluruh Indonesia. Sebanyak 46 aduan yang diterima terkait pengepul BBM. Indikasi kejahatan yang terdeteksi melalui pengaduan tersebut kemudian diteruskan ke Polda Metro Jaya untuk ditindak lanjuti.
“Kita beri waktu maksimal dari pengaduan sampai hingga penanggulangannya maksimal tiga jam, kalau ada indikasi kejahatan, kita lanjutkan ke Biro Operasional Polda Metro Jaya,” tuturnya.
Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Agung Budi Maryoto menegaskan, masyarakat memang diharapkan dapat membantu memberi informasi soal penyalahgunaan BBM bersubsidi kepada kepolisian maupun Pertamina.
Agung menegaskan, pihaknya akan melakukan pengecekan soal adanya tindak pidana berdasarkan aduan yang masuk dalam waktu maksimal tiga jam.
“Jika benar melakukan tindakan melanggar hukum, akan diberi tahu juga kepada Pertamina, begitu juga kalau laporan tersebut tidak benar. Jadi, kita sama-sama memberikan informasi mengenai hal itu,” jelasnya. (ank)
General Manager Fuel Retail Marketing III PT Pertamina (Persero) Hasto Wibowo mengatakan, kenaikan itu merupakan imbas dari pemberitaan kenaikan harga BBM yang secara tidak sadar memengaruhi pola konsumsi di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Untungnya, Pertamina mensinyalir tidak ada indikasi kekurangan BBM di wilayah Jakarta dan sekitarnya. “Konsumsi premium di daerah pinggiran meningkat 5–10 persen,” katanya di Jakarta kemarin.
Menyikapi hal ini, Pertamina meningkatkan pasokan BBM bersubsidi di 1.450 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Penambahan pasokan ini dilakukan pada malam hari agar tidak mengganggu aktivitas di SPBU.
Dia menambahkan, seberapa pun kebutuhan masyarakat tetap akan dilayani oleh Pertamina. “Kendati terjadi peningkatan konsumsi, stok premium nasional masih mencukupi, yakni 23,5 hari atau sebanyak 4 juta kiloliter (kl),” ujarnya.
Berdasarkan data Pertamina, selama Januari-Februari tahun ini, tercatat ada peningkatan konsumsi sebesar 12 persen dibanding periode yang sama tahun 2011. BBM yang sudah digunakan di tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebanyak 7 juta kl atau sebesar 18 persen dari total yang dialokasikan untuk 2012 secara nasional.
Terkait dengan penyalahgunaan BBM bersubsidi, Pertamina bekerja sama dengan Polda Metro Jaya. Kedua belah pihak membuka layanan pengaduan masyarakat terkait dengan penyalahgunaan BBM bersubsidi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
VP Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun mengatakan, masyarakat dapat mengadukan tindak pidana terkait penyalahgunaan BBM. Penyalahgunaan BBM bersubsidi yang dimaksud antara lain penimbunan BBM, pembelian BBM dengan jeriken di SPBU, atau informasi yang tidak sesuai terkait stok yang di informasikan di SPBU.
“Saat ini semua pengaduan masyarakat banyak terkait distribusi dan kondisi di masyarakat. Kita buka jalur masyarakat melaporkan soal distribusi maupun pengaduan tindak pidananya,” ujar dia.
Menurutnya, Pertamina di awal tahun ini menerima sebanyak 113 pengaduan dari masyarakat seluruh Indonesia. Sebanyak 46 aduan yang diterima terkait pengepul BBM. Indikasi kejahatan yang terdeteksi melalui pengaduan tersebut kemudian diteruskan ke Polda Metro Jaya untuk ditindak lanjuti.
“Kita beri waktu maksimal dari pengaduan sampai hingga penanggulangannya maksimal tiga jam, kalau ada indikasi kejahatan, kita lanjutkan ke Biro Operasional Polda Metro Jaya,” tuturnya.
Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Agung Budi Maryoto menegaskan, masyarakat memang diharapkan dapat membantu memberi informasi soal penyalahgunaan BBM bersubsidi kepada kepolisian maupun Pertamina.
Agung menegaskan, pihaknya akan melakukan pengecekan soal adanya tindak pidana berdasarkan aduan yang masuk dalam waktu maksimal tiga jam.
“Jika benar melakukan tindakan melanggar hukum, akan diberi tahu juga kepada Pertamina, begitu juga kalau laporan tersebut tidak benar. Jadi, kita sama-sama memberikan informasi mengenai hal itu,” jelasnya. (ank)
()