Sertifikasi aset bagi UKM mudahkan kredit
A
A
A
Sindonews.com - Kesulitan akses dan tingginya bunga bank, masih menjadi kendala bagi pengusaha kecil dan mikro dalam penyaluran kredit. Maka untuk menyiasatinya, pemerintah daerah (Pemda) diminta kreatif. Bank Indonesia (BI) memberikan sejumlah solusi ke pemda, untuk mempermudah akses perbankan bagi pengusaha kecil dan mikro di daerah.
Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad mengatakan, pemda harus berperan serta dalam membantu perbankan. Dia mencontohkan, banyak permohonan kredit yang diajukan pengusaha kecil dan mikro tidak dapat diproses oleh bank, karena tidak ada jaminan. “Ini berhubungan dengan resiko atas kredit itu sendiri,” ucapnya di Makassar belum lama ini.
Mualiaman mengatakan, untuk mempermudah pembiayaan, pemda diminta memberikan dan mempermudah sertifikasi terhadap aset-aset pengusah kecil mikro. “Termasuk petani yang bergerak disektor primer,” jelasnya.
Paling utama menurut dia adalah sertifikasi lahan pertanian. Juga sertifikasi dari semua aset yang dimiliki. “Kalau mereka punya kerbau, kambing atau sepeda itu bisa disertifikasi,” katanya.
Nantinya akan dijadikan bukti oleh calon nasabah, untuk permohonan kredit ke perbankan. “Sertifikasi itu bisa menjadi jaminan atas pinjaman yang diberikan ke petani,” paparnya.
Khusus suku bunga, dia menjelaskan BI akan terus berupaya menurunkannya. Menurut dia, saat ini BI rate atau suku bunga acuan sudah sangat rendah yakni 5,75 persen. “BI akan terus berusaha agar bunga bank lebih ringan,” paparnya.
Muliaman menjelaskan dari sisi BI, akan terus diupayakan kemudahan akses. Seperti memberikan edukasi ke masyarakat akan pentingnya bank. “Termasuk menciptakan bisnis model,” ucapnya.
Selain itu, menerbitkan regulasi serta pengenalan teknologi. Upaya itu dilakukan untuk mendukung inklusi keuangan. “Agar semua orang bisa mengakses perbankan dengan mudah dan cepat,” jelasnya.
Dia mengakui, selama ini perbankan lebih berminat membiayai pengusaha besar dibanding yang kecil dan mikro. “Sudah terbukti, pengusaha kecil lebih patuh dalam melunasi utangnya. Sehingga kredit macetnya juga tidak besar,” sebutnya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo berharap, bank tidak memberikan suku bunga pinjaman yang tinggi untuk usaha kecil dan mikro. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” tegasnya.
Karena perbankanlah yang diharapkan bisa memberikan pembiayaan untuk pengusaha kecil dan mikro. “Apalagi di Sulsel, kaya akan potensi alam. Termasuk untuk sektor primer,” pungkasnya. (ank)
Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad mengatakan, pemda harus berperan serta dalam membantu perbankan. Dia mencontohkan, banyak permohonan kredit yang diajukan pengusaha kecil dan mikro tidak dapat diproses oleh bank, karena tidak ada jaminan. “Ini berhubungan dengan resiko atas kredit itu sendiri,” ucapnya di Makassar belum lama ini.
Mualiaman mengatakan, untuk mempermudah pembiayaan, pemda diminta memberikan dan mempermudah sertifikasi terhadap aset-aset pengusah kecil mikro. “Termasuk petani yang bergerak disektor primer,” jelasnya.
Paling utama menurut dia adalah sertifikasi lahan pertanian. Juga sertifikasi dari semua aset yang dimiliki. “Kalau mereka punya kerbau, kambing atau sepeda itu bisa disertifikasi,” katanya.
Nantinya akan dijadikan bukti oleh calon nasabah, untuk permohonan kredit ke perbankan. “Sertifikasi itu bisa menjadi jaminan atas pinjaman yang diberikan ke petani,” paparnya.
Khusus suku bunga, dia menjelaskan BI akan terus berupaya menurunkannya. Menurut dia, saat ini BI rate atau suku bunga acuan sudah sangat rendah yakni 5,75 persen. “BI akan terus berusaha agar bunga bank lebih ringan,” paparnya.
Muliaman menjelaskan dari sisi BI, akan terus diupayakan kemudahan akses. Seperti memberikan edukasi ke masyarakat akan pentingnya bank. “Termasuk menciptakan bisnis model,” ucapnya.
Selain itu, menerbitkan regulasi serta pengenalan teknologi. Upaya itu dilakukan untuk mendukung inklusi keuangan. “Agar semua orang bisa mengakses perbankan dengan mudah dan cepat,” jelasnya.
Dia mengakui, selama ini perbankan lebih berminat membiayai pengusaha besar dibanding yang kecil dan mikro. “Sudah terbukti, pengusaha kecil lebih patuh dalam melunasi utangnya. Sehingga kredit macetnya juga tidak besar,” sebutnya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo berharap, bank tidak memberikan suku bunga pinjaman yang tinggi untuk usaha kecil dan mikro. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” tegasnya.
Karena perbankanlah yang diharapkan bisa memberikan pembiayaan untuk pengusaha kecil dan mikro. “Apalagi di Sulsel, kaya akan potensi alam. Termasuk untuk sektor primer,” pungkasnya. (ank)
()