Benefit destinasi cruise itu harus kita

Minggu, 25 Maret 2012 - 16:19 WIB
Benefit destinasi cruise...
Benefit destinasi cruise itu harus kita
A A A


Sindonews.com - Indonesia tergolong pendatang baru dalam industri wisata kapal pesiar. Tapi, negeri ini memiliki keunggulan dalam jumlah dan keragaman destinasi. Meski tantangannya juga tak kalah besar yakni infrastruktur dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Bagaimana upaya pemerintah RI untuk mengambil peluang sekaligus mengatasi kendala itu?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu berbicara panjang tentang masalah ini kepada SINDO di sela-sela mengikuti pertemuan dan pameran industri pelayaran dunia terbesar Cruise Shipping Miami (CSM) di Miami Beach Convention Center, Miami, Florida, Amerika Serikat (AS), pekan lalu.

Apa arti penting keikutsertaan Indonesia dalam Cruise Shipping Miami (CSM) tahun 2012 kali ini?

Tujuan utamanya untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi cruise (kapal pesiar). Kita sebagai pemain baru dibanding negara lain dalam ajang ini meskipun kita ikut eksebisi ini sudah sepuluh kali (10 tahun). Tapi mungkin dalam dua-tiga tahun terakhir baru benar-benar kelihatan progresnya. Jadi ini momentum yang baik. Ada tren yang baik dari angka pengunjung meskipun masih kecil dibandingkan di negara lain.

Tapi growth industri ini di Indonesia cukup tinggi. Hal ini karena faktor push and pull. Misalnya infrastruktur kita perbaiki seperti Pelabuhan Benoa, Bali. Tapi, ada faktor lain yakni permintaan (demand) orang yang jalan-jalan dengan cruise ship meningkat. Mereka mencari destinasi baru karena bosan juga dengan destinasi lama yang itu-itu saja.

Nah, Indonesia dianggap sangat berpotensi karena memiliki banyak destinasi. Kita juga dianggap bisa melayani banyak segmen cruise, baik yang kelas atas, menengah, maupun yang mass. Dengan keanekaragaman destinasi itu, kita bisa memenuhi semua segmen cruise itu.

Dilihat dari target kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mendatangkan delapan juta wisatawan ke Indonesia tahun 2012, sejauh mana kontribusi wisata cruise ini?

Oh ya pasti ada kontribusinya. Kalau target kita delapan juta wisatawan tahun ini, sekira 118.823 wisatawan disumbangkan dari cruise. (Jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia tahun 2011 sekira 7,6 juta). Secara persentase memang tidak terlalu besar. Tapi ingat, pertumbuhannya dari tahun ke tahun sangat tinggi. Kita pada 2016 target kita untuk wisatawan cruise 500.000. Dengan syarat, perbaikan-perbaikan infrastruktur fisik dilakukan.

Salah satu kendala untuk menangkap potensi wisata cruise adalah infrastruktur di dalam negeri, karena kapal pesiar membutuhkan dermaga dengan kualifikasi khusus, termasuk pelayanan dan regulasinya. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala itu?

Sebenarnya kita sudah punya payung hukum tentang wisata kapal pesiar ini. Dari situ dibentuklah semacam gugus tugas atau task force antar kementerian serta stakeholder terkait seperti Pelindo, di samping Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Hukum HAM terkait dengan imigrasi.

Dua kementerian terakhir belum aktif masuk, tapi ke depan akan kita ajak berpartisipasi aktif karena mereka terkait langsung dengan pelayanan ke luar masuk penumpang kapal pesiar. Pelindo, Pertamina, Pelni, dan shipping agent juga stakeholder penting dalam industri ini. Di task force itulah semua persoalan dibahas, termasuk isu infrastruktur.

Bali akan dijadikan pintu masuk untuk menarik wisata kapal pesiar dunia ke Indonesia serta mempromosikan destinasi lain seperti Lombok dan Pulau Komodo. Tapi diperlukan kerja keras dan investasi untuk memoles pelabuhan Benoa. Seperti apa gambarannya?

Kalau Benoa sudah cukup banyak dibahas. Apalagi di luar task force, Benoa juga sudah masuk MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Jadi memang harus diprioritaskan. Benoa baik dari segi membuka akses masuk kapal juga harus memiliki kedalaman yang cukup, yaitu minimal 11 meter. Istilahnya agar kapal besar bisa berputar dan bersandar di dermaga dengan mudah dan nyaman.

Itu objektif utamanya di Benoa. Menurut penjelasan Pelindo III (yang membawahi Benoa) itu semua sudah masuk rencana tahun ini. Tinggal bagaimana kita buat kedalamannya lebih dalam dari rencana sebelumnya. Ini yang sedang kita bahas dengan Kementerian Perhubungan, jadi itu Pekerjaan Rumah (PR). Agar tidak jadi polemik karena masuk kewenangan kementerian lain, ya masukan dari operator kapal pesiar ini akan kita sampaikan dan kita bahas dengan Kementerian Perhubungan.

Kapal pesiar Legend of the Seas yang pernah bersandar di Pelabuhan Benoa adalah yang terbesar untuk saat ini. Bagaimana dengan kapal pesiar yang lebih besar lagi seperti Allure of the Seas yang panjangnya 360 meter dan berpenumpang 6.000 orang, mungkinkah bersandar di Benoa?

Kalau itu dermaga Benoa harus diperpanjang lagi.

Sebenarnya efek ekonomi dari kedatangan kapal pesiar itu ke Indonesia gambarannya sejauh mana?

Tim saya sedang membuat economic impact analysis-nya dari cruise ini. Tapi sudah pasti ada dampak ekonominya. Tapi, kita harus benar-benar hitung dengan baik seberapa besar impact-nya. Kita harus memastikan bahwa dampak ekonominya akan dirasakan oleh komunitas setempat. Mulai dari transportasinya, suvenir, tour guide, servis terkait lain yang harus melibatkan komunitas lokal.

Dan faktanya ketika saya tanya kepada operator cruise yang besar-besar itu apa benefit kedatangan mereka ke kita jika kita penuhi permintaan mereka, jawabannya itu. Jawabannya kedua, mereka (operator cruise) menyerap banyak tenaga kerja di kapalnya. Seperti American Holland itu membutuhkan 10.000 kru yang berpotensi diisi orang Indonesia. MIC itu perlu 7.000 tenaga kerja.

Benefit ketiga, 30% penumpang cruise itu jika berkunjung ke suatu tempat dan tertarik, mereka akan balik lagi ke tempat yang sama untuk long stay. Di samping itu, kalau mereka happy, mereka pasti akan promosi destinasi itu ke kawan-kawannya.

Di pameran Cruise Shipping Miami ini banyak negara yang agresif mempromosikan dirinya sebagai tujuan kapal pesiar paling layak. Di banding negara lain, apa sebenarnya keunggulan Indonesia sehingga bisa bersaing?

Tentu jumlah destinasi. Karibia yang jadi tujuan utama kapal pesiar dunia saat ini cuma punya 70 pulau. Kita punya lebih dari 17.000 pulau. Sekarang saja kita punya 70 destinasi, jadi bisa dibuat beragam paket. Asal kita bisa kembangkan infrastrukturnya di pelabuhan dan di daratnya.

Singapura adalah negara yang minim destinasi wisata kapal pesiar. Tapi mereka berani mengklaim sebagai pintu gerbang kapal pesiar Asia Tenggara dengan menjual pelabuhannya yang bagus. Apa yang harus kita lakukan terhadap klaim tersebut?

Ya, ini kita harus pandai-pandai mendisain policy sehingga walaupun Singapura mampu menjadi hub, tetap kita yang punya destinasi. Jadi kita harusnya mengambil benefit sebanyak mungkin. Apakah itu pengisian bensinnya, suplai makanannya, servisnya harus kita kembangkan sedemikian rupa supaya kita yang dapat manfaatnya. Misalnya soal pengisian bensin,kalau dikenai PPN mungkin kapal tidak akan mau dan memilih tempat lain. Jadi ada policy issue yang harus kita perbaiki.

Ada isu infrastruktur yang juga harus dibenahi, baik fisik maupun SDM-nya sehingga sebanyak mungkin manfaatnya untuk Indonesia, bukan diambil negara lain atau perusahaan dari negara lain. Jadi paralel, kita mau kembangkan ini itu untuk jangka menengah. Tapi kita juga harus siapkan supaya benefit-nya kita yang dapat.

Keikutsertaan Pelindo dalam event ini seberapa besar manfaatnya?

Kita sangat appreciate terhadap partisipasi Pelindo karena mereka bisa mendengar langsung kebutuhan para operator cruise. Mereka terbiasa dealing dengan kontainer. Kalau operator cruise itu kan bicara orang sehingga security, safety itu sangat penting. Jadi mereka bisa mendengar langsung dari operator. Sebaliknya, operator cruise juga bisa bertanya langsung kepada mereka, “Kamu punya apa?”.

Kalau memang ada yang belum kita punya, yang penting rencana untuk punya itu ada. Kenapa?

Karena planning para operator itu dilakukan dua tahun mulai dari booking dan segala macamnya. Sekarang mereka sudah harus menyiapkan rencana dua tahun ke depan sehingga sangat penting bagi Pelindo untuk menyusun planning mereka.

Misalnya sekarang mereka belum punya salah satu permintaan operator cruise, tapi Pelindo bisa menjelaskan bahwa dua tahun mendatang mereka sudah punya ini, itu, dan seterusnya. Asal kita punya program aksi yang jelas dalam dua tahun ke depan, itu cukup meyakinkan operator. Misal Benoa, Semarang, Surabaya, Jakarta sudah menyiapkan aksi masing-masing.

Itu short term, dua atau tiga tahun ke depan planning Pelindo, Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah sudah kelihatan. Misalnya Sabang, apa yang akan kita lakukan di sana, kita harus siapkan dan pelajari, kerja sama dengan pemda, komunitas lokal, dan sebagainya untuk membuat destinasi menarik. Kalau Bali sudah matang, Surabaya punya Bromo, Semarang punya Borobudur. Nah, yang lain harus dimatangkan.

Bagaimana dengan destinasi-destinasi baru terutama di wilayah Indonesia bagian timur?

Destinasi baru seperti Raja Empat, Kalimantan, Flores, Banda itu cocok untuk kapal-kapal lebih kecil. Tapi itu juga harus diperhatikan. Seperti di Flores itu rata-rata mereka ke Larantuka ke Danau Kalimutu dan Komodo. Indonesia bagian timur menarik sekali untuk destinasi nature. Kalimantan ada orangutan, Tanjung Puting. Sulawesi juga mulai menarik karena Toraja sebagai destinasi adventure.

Apa kesan yang tergambar setelah bertemu langsung dengan operator-operator besar kapal pesiar?

Mereka semua bilang, “We love Indonesia, we fall in love in Indonesia. You have so many beautiful destination. Please fix your infrastructure.” Jadi number one issue adalah infrastruktur fisik untuk fasilitas pelabuhan dan isu fasilitas dan kemudahan untuk arus orang. Di luar itu persiapan on the ground seperti transportasi, tour guide, dan sebagainya.

Kalau Jawa dan Bali mudah, ya. Kalau Indonesia timur perlu effort, tentu. Karena itu, pemberdayaan komunitas lokal menjadi penting. Jangan sampai orang luar yang ambil peran di sana. Itu bagian dari program kita, yaitu PNPM Mandiri, Desa Wisata, dan pendampingan destination management organization. Kuncinya infrastruktur dan lokal SDM. Pung Purwanto
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6269 seconds (0.1#10.140)