Ekonomi kerakyatan makin digalakkan
A
A
A
Sindonews.com – Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang segera diberlakukan pemerintah akan berdampak pada seluruh sektor perekonomian.
Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun mengatakan, dengan naiknya harga BBM akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang menurun karena pendapatannya tidak sebanding dengan lonjakan harga barang hasil industri. Alex mengungkapkan, untuk mengatasi masalah tersebut, pengembangan ekonomi kerakyatan menjadi salah satu solusi dalam mengatasi dampak kenaikan harga BBM.
”Sudah jelas kenaikan BBM berdampak pada industri yang sangat tergantung energi (BBM dan listrik).Tapi yang harus kita fokuskan saat ini adalah pengembangan kompetensi industri yang digeluti rakyat,” ujar Alex, di Bandung, kemarin. Dia menekankan, setiap daerah perlu memberdayakan masyarakat dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kompetensi inti industrinya.
Menurut dia, pengembangan industri konvensional dan kerakyatan harus berimbang. Sebab, industri besar hanya menguntungkan negara sedangkan industri kerakyatan akan menumbuhkan perekonomian. Dia menjelaskan, salah satu upaya pengembangan industri kerakyatan adalah pembudidayaan rumput laut. Komoditas ini tengah digalakkan di wilayah timur Indonesia yang memiliki perairan luas.”Rumput laut bisa menghasilkan sekitar 500 produk olahan,selain itu tempat pembudidayaannya strategis dan membutuhkan peralatan industri yang sederhana,” kata Alex.
Di samping itu, potensi garam rakyat sangat memprihatinkan untuk dioptimalisasi, mengingat kebutuhan garam mencapai tiga juta ton per tahun. Sementara,kata Alex,saat ini pemerintah hanya berkemampuan memproduksi garam 1,4 juta ton per tahun. Dia juga sempat menantang civitas akademika dari 640 perguruan tinggi di Jabar untuk mengidentifikasi kompetensi inti industrinya.
”Saya juga mengimbau kepada universitas yang ada di Jabar agar mencari potensi industri kerakyatan Jabar,”tegas Alex.
Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun mengatakan, dengan naiknya harga BBM akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang menurun karena pendapatannya tidak sebanding dengan lonjakan harga barang hasil industri. Alex mengungkapkan, untuk mengatasi masalah tersebut, pengembangan ekonomi kerakyatan menjadi salah satu solusi dalam mengatasi dampak kenaikan harga BBM.
”Sudah jelas kenaikan BBM berdampak pada industri yang sangat tergantung energi (BBM dan listrik).Tapi yang harus kita fokuskan saat ini adalah pengembangan kompetensi industri yang digeluti rakyat,” ujar Alex, di Bandung, kemarin. Dia menekankan, setiap daerah perlu memberdayakan masyarakat dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kompetensi inti industrinya.
Menurut dia, pengembangan industri konvensional dan kerakyatan harus berimbang. Sebab, industri besar hanya menguntungkan negara sedangkan industri kerakyatan akan menumbuhkan perekonomian. Dia menjelaskan, salah satu upaya pengembangan industri kerakyatan adalah pembudidayaan rumput laut. Komoditas ini tengah digalakkan di wilayah timur Indonesia yang memiliki perairan luas.”Rumput laut bisa menghasilkan sekitar 500 produk olahan,selain itu tempat pembudidayaannya strategis dan membutuhkan peralatan industri yang sederhana,” kata Alex.
Di samping itu, potensi garam rakyat sangat memprihatinkan untuk dioptimalisasi, mengingat kebutuhan garam mencapai tiga juta ton per tahun. Sementara,kata Alex,saat ini pemerintah hanya berkemampuan memproduksi garam 1,4 juta ton per tahun. Dia juga sempat menantang civitas akademika dari 640 perguruan tinggi di Jabar untuk mengidentifikasi kompetensi inti industrinya.
”Saya juga mengimbau kepada universitas yang ada di Jabar agar mencari potensi industri kerakyatan Jabar,”tegas Alex.
()