Dahlan: kenaikan BBM baik untuk jangka panjang
A
A
A
Sindonews.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan lebih baik menaikkan harga BBM bersubsidi daripada dilakukan pembatasan seperti yang saat ini tercantum dalam UU Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Naik tapi tidak ada pembatasan, atau tidak naik tapi pada Agustus ke atas ada pembatasan. Lebih menderita mana?," katanya di sela kunjungannya di Pasar Murah Tanah Tinggi, Jakarta, Rabu (28/3/2012).
Dahlan mengungkapkan, jika dirinya menjadi masyarakat kecil, pasti akan menolak kenaikan harga BBM. Namun Dahlan memastikan, jika kenaikan ini diperuntukkan untuk tujuan jangka panjang yang dirasa baik untuk ekonomi Indonesia nantinya.
"Kalau saya jadi mereka (masyarakat) juga tidak setuju. Masalahnya, mana yang lebih baik bagi ekonomi negara ini hal itu baik, yang merupakan tujuan jangka panjang," tandasnya.
Seperti diketahui, awalnya pemerintah berencana membatasi BBM bersubsidi di wilayah Jawa-Bali. Namun karena kurangnya infrastuktur, rencana tersebut dianggap tidak relevan.
Untuk itu, pemerintah dalam APBN Perubahan meminta pasal untuk membatasi BBM digantikan dengan menaikkan BBM bersubsidi sebesar Rp1.500 per liter. Dengan demikian, BBM bersubsidi akan diperdagangkan pada harga Rp6.000 per liter. (ank)
"Naik tapi tidak ada pembatasan, atau tidak naik tapi pada Agustus ke atas ada pembatasan. Lebih menderita mana?," katanya di sela kunjungannya di Pasar Murah Tanah Tinggi, Jakarta, Rabu (28/3/2012).
Dahlan mengungkapkan, jika dirinya menjadi masyarakat kecil, pasti akan menolak kenaikan harga BBM. Namun Dahlan memastikan, jika kenaikan ini diperuntukkan untuk tujuan jangka panjang yang dirasa baik untuk ekonomi Indonesia nantinya.
"Kalau saya jadi mereka (masyarakat) juga tidak setuju. Masalahnya, mana yang lebih baik bagi ekonomi negara ini hal itu baik, yang merupakan tujuan jangka panjang," tandasnya.
Seperti diketahui, awalnya pemerintah berencana membatasi BBM bersubsidi di wilayah Jawa-Bali. Namun karena kurangnya infrastuktur, rencana tersebut dianggap tidak relevan.
Untuk itu, pemerintah dalam APBN Perubahan meminta pasal untuk membatasi BBM digantikan dengan menaikkan BBM bersubsidi sebesar Rp1.500 per liter. Dengan demikian, BBM bersubsidi akan diperdagangkan pada harga Rp6.000 per liter. (ank)
()