Dahlan Iskan menginap di rumah petani
A
A
A
Sindonews.com – Di tengah geger soal rencana kenaikan BBM, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kembali melakukan aksi menarik. Dinihari kemarin, Dahlan nekat tidur di rumah petani miskin, di Seworan, Triharjo, Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo. Sebelum tidur di rumah petani miskin itu, Dahlan melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sragen.
Rumah yang dipilih mantan dirut PLN untuk disinggahi tidur adalah milik pasangan Hadi Sumarto (60) dan Sarjiyah (55). Bangunan sangat sederhana berukuran 10 x 7 ini hanyalah rumah warisan orangtuanya. Keterbatasan ekonomi keluarga, menjadikan rumah ini tampak polos dan sangat sederhana. Selain hanya berlantaikan tanah, dinding rumah juga hanya terbuat dari anyaman bambu (gedheg).
Hadi Sumarto dan Sarjiyah selama ini hanya bekerja serabutan. Mereka menggantungkan hidupnya dari bertani dan buruh. “Enak, tadi tidurnya juga nyenyak,” ujar Dahlan ketika hendak melaksanakan jalan pagi. Menurutnya, keputusan untuk tidur di rumah warga ini merupakan keputusan pribadi. Tidur di rumah petani beralaskan tanah, bukanlah upaya untuk mencari kepuasan.
Tetapi lebih kepada upaya menghayati kehidupan masyarakat kecil, seperti yang dialami pemilik rumah. “Ingin menghayati saja, kehidupan riil masyarakat,” tutur Dahlan. Dahlan menyadari kehidupannya di masa lalu. Dia juga lahir dari keluarga miskin. Namun berkat semangat dan kerja keras dia sukses mengembangkan bisnis media, hingga akhirnya ditunjuk menjadi menteri.
Saat tidur ini, Dahlan Iskan memang tidak sendiri. Selain Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo, dia juga ditemani petinggi PT Sang Hyang Sri, yang hendak membuat percontohan penanaman padi. Dahlan tidur hanya menggunakan kaus dan celana panjang hitam. Bantal berkain batik yang dipakai milik petani. Dahlan tiba di rumah Hadi Sumarto sekitar pukul 00.15 WIB menggunakan mobil Hyundai bernopol B 16 WAN.
Malam itu juga digelar dialog bersama petani yang sudah menunggunya sejak sore. Hingga akhirnya Dahlan bergegas tidur sekitar pukul 01.00 WIB. Sekitar pukul 04.30 WIB, Dahlan bangun dan berjalan menuju ke Masjid Nurul Hidayah yang berjarak 400 meter dari rumah Hadi. Usai menunaikan salat Subuh, Dahlan melanjutkan jalan pagi menuju ke sawah untuk mengikuti penanaman padi.
Kendati berjalan lebih dari 4 kilometer, Dahlan cukup antusias sebagai bagian dari olahraga. Kedatang Dahlan Iskan dan menginap di rumahnya, tidak pernah terlintas dalam pikiran Hadi Sumarto. Betapa tidak, rumah yang dijadikan tempat tinggal bersama anaknya, cukup sederhana dan beralaskan tanah.Kenyataannya dari dua rumah yang disiapkan,Dahlan memilih menginap di rumahnya.“ Saya sangat senang. Apalagi beliau mengaku nyenyak tidurnya,”ujar Hadi.
Sosok Dahlan, imbuh Hadi, juga tidak pernah menjaga jarak. Ketika dia sedang di belakang dan membuat minum, dia masih sempat menghampiri. Bahkan Dahlan juga sempat memuji rumahnya rapi, kendati berdinding anyaman bambu.
Tidak ada pembicaraan khusus antara Hadi Sumarto dengan Dahlan Iskan. Terakhir dia meminta nomor handphone anaknya. Dia hanya berpesan untuk terus semangat dan menjaga diri agar sehat.
Rumah yang dipilih mantan dirut PLN untuk disinggahi tidur adalah milik pasangan Hadi Sumarto (60) dan Sarjiyah (55). Bangunan sangat sederhana berukuran 10 x 7 ini hanyalah rumah warisan orangtuanya. Keterbatasan ekonomi keluarga, menjadikan rumah ini tampak polos dan sangat sederhana. Selain hanya berlantaikan tanah, dinding rumah juga hanya terbuat dari anyaman bambu (gedheg).
Hadi Sumarto dan Sarjiyah selama ini hanya bekerja serabutan. Mereka menggantungkan hidupnya dari bertani dan buruh. “Enak, tadi tidurnya juga nyenyak,” ujar Dahlan ketika hendak melaksanakan jalan pagi. Menurutnya, keputusan untuk tidur di rumah warga ini merupakan keputusan pribadi. Tidur di rumah petani beralaskan tanah, bukanlah upaya untuk mencari kepuasan.
Tetapi lebih kepada upaya menghayati kehidupan masyarakat kecil, seperti yang dialami pemilik rumah. “Ingin menghayati saja, kehidupan riil masyarakat,” tutur Dahlan. Dahlan menyadari kehidupannya di masa lalu. Dia juga lahir dari keluarga miskin. Namun berkat semangat dan kerja keras dia sukses mengembangkan bisnis media, hingga akhirnya ditunjuk menjadi menteri.
Saat tidur ini, Dahlan Iskan memang tidak sendiri. Selain Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo, dia juga ditemani petinggi PT Sang Hyang Sri, yang hendak membuat percontohan penanaman padi. Dahlan tidur hanya menggunakan kaus dan celana panjang hitam. Bantal berkain batik yang dipakai milik petani. Dahlan tiba di rumah Hadi Sumarto sekitar pukul 00.15 WIB menggunakan mobil Hyundai bernopol B 16 WAN.
Malam itu juga digelar dialog bersama petani yang sudah menunggunya sejak sore. Hingga akhirnya Dahlan bergegas tidur sekitar pukul 01.00 WIB. Sekitar pukul 04.30 WIB, Dahlan bangun dan berjalan menuju ke Masjid Nurul Hidayah yang berjarak 400 meter dari rumah Hadi. Usai menunaikan salat Subuh, Dahlan melanjutkan jalan pagi menuju ke sawah untuk mengikuti penanaman padi.
Kendati berjalan lebih dari 4 kilometer, Dahlan cukup antusias sebagai bagian dari olahraga. Kedatang Dahlan Iskan dan menginap di rumahnya, tidak pernah terlintas dalam pikiran Hadi Sumarto. Betapa tidak, rumah yang dijadikan tempat tinggal bersama anaknya, cukup sederhana dan beralaskan tanah.Kenyataannya dari dua rumah yang disiapkan,Dahlan memilih menginap di rumahnya.“ Saya sangat senang. Apalagi beliau mengaku nyenyak tidurnya,”ujar Hadi.
Sosok Dahlan, imbuh Hadi, juga tidak pernah menjaga jarak. Ketika dia sedang di belakang dan membuat minum, dia masih sempat menghampiri. Bahkan Dahlan juga sempat memuji rumahnya rapi, kendati berdinding anyaman bambu.
Tidak ada pembicaraan khusus antara Hadi Sumarto dengan Dahlan Iskan. Terakhir dia meminta nomor handphone anaknya. Dia hanya berpesan untuk terus semangat dan menjaga diri agar sehat.
()