Pembangunan pasar batik Cirebon dianggarkan Rp15 M
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menganggarkan dana sebesar Rp15 miliar untuk pembangunan pasar batik di Kabupaten Cirebon. Rencananya pembangunan ini akan selesai pada 2014 mendatang.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon Aan Setiawan mengungkapkan, saat ini proses pembangunan pasar batik yang berlokasi di Jalan Raya Plered sudah berjalan sekitar 30 persen. Pasar batik tersebut rencananya akan dipenuhi sekitar 112 kios yang menjual hasil kerajinan batik.
“Saat ini untuk pembangunan bagian dalam sudah sekitar 30 persen dari total 112 kios yang rencananya akan didirikan di dalam areal pasar. Pemprov Jabar sendiri sudah mengalokasikan sekitar Rp15 miliar untuk pembangunannya yang ditargetkan selesai 2014 nanti,” kata dia.
Dia menyebutkan, alokasi dana pembangunan pasar batik tersebut dianggarkan dari APBD provinsi 2012. “Sebesar Rp10 miliar dianggarkan dalam APBD perubahan 2012,” ujar dia. Aan menegaskan, kios batik yang sedang didirikan akan diutamakan pemanfaatannya bagi pengusaha batik kecil, terutama batik khas Cirebon. Hal itu sebagai penyeimbang dari usaha batik yang telah berdiri di kawasan sentra batik Trusmi.
“Sesuai komitmen Bupati Cirebon,pendirian pasar batik sebagai upaya meningkatkan kualitas batik Cirebon. Pengusaha batik kecil akan diutamakan agar bisa berkembang,” tandas dia. Terpisah, seniman dan budayawan Cirebon Made Casta mengingatkan, pendirian pasar batik jangan sampai kemudian justru membuat batik Cirebon tersingkir akibat serangan batik dari luar daerah, seperti halnya Pekalongan.
Menurut dia, selama ini, kawasan sentra batik di Cirebon sendiri sudah dibanjiri batik produk Pekalongan yang dibuat dengan teknik printing. Dia mengungkapkan, banjirnya produk batik dari luar daerah Cirebon tak bisa dipungkiri mengingat batik tersebut dihargai lebih murah. Kondisi itu sudah tentu ditandai dengan proses pembuatannya yang berbeda dengan batik Cirebon yang ditulis maupun dicap.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon Aan Setiawan mengungkapkan, saat ini proses pembangunan pasar batik yang berlokasi di Jalan Raya Plered sudah berjalan sekitar 30 persen. Pasar batik tersebut rencananya akan dipenuhi sekitar 112 kios yang menjual hasil kerajinan batik.
“Saat ini untuk pembangunan bagian dalam sudah sekitar 30 persen dari total 112 kios yang rencananya akan didirikan di dalam areal pasar. Pemprov Jabar sendiri sudah mengalokasikan sekitar Rp15 miliar untuk pembangunannya yang ditargetkan selesai 2014 nanti,” kata dia.
Dia menyebutkan, alokasi dana pembangunan pasar batik tersebut dianggarkan dari APBD provinsi 2012. “Sebesar Rp10 miliar dianggarkan dalam APBD perubahan 2012,” ujar dia. Aan menegaskan, kios batik yang sedang didirikan akan diutamakan pemanfaatannya bagi pengusaha batik kecil, terutama batik khas Cirebon. Hal itu sebagai penyeimbang dari usaha batik yang telah berdiri di kawasan sentra batik Trusmi.
“Sesuai komitmen Bupati Cirebon,pendirian pasar batik sebagai upaya meningkatkan kualitas batik Cirebon. Pengusaha batik kecil akan diutamakan agar bisa berkembang,” tandas dia. Terpisah, seniman dan budayawan Cirebon Made Casta mengingatkan, pendirian pasar batik jangan sampai kemudian justru membuat batik Cirebon tersingkir akibat serangan batik dari luar daerah, seperti halnya Pekalongan.
Menurut dia, selama ini, kawasan sentra batik di Cirebon sendiri sudah dibanjiri batik produk Pekalongan yang dibuat dengan teknik printing. Dia mengungkapkan, banjirnya produk batik dari luar daerah Cirebon tak bisa dipungkiri mengingat batik tersebut dihargai lebih murah. Kondisi itu sudah tentu ditandai dengan proses pembuatannya yang berbeda dengan batik Cirebon yang ditulis maupun dicap.
()