BBM batal naik, tak jamin sembako turun
A
A
A
Sindonews.com - Meski kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diundur hingga enam bulan mendatang, tetapi harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) belum tentu turun.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono mengatakan, sebelumnya memang kenaikan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat termasuk transportasi sudah ada ancang-ancang kenaikan. Misalnya transportasi diusulkan naik 35 persen. Namun, pihaknya terus memonitor barang/jasa yang sudah dicanangkan naik itu.
"Kami monitor apakah akan benar akan naik atau tidak. Misalnya pada Mei 2008 ada penurunan harga BBM, tapi harga tidak turun besar. Mestinya kan BBM batal naik, harga turun lagi," tutur Anggoro, di Kantor BPS Jabar, Jalan Suci, Bandung, Senin (2/4/2012).
Pada awal April ini pihaknya memang belum bisa melihat perubahan harga akibat penundaan kenaikan BBM. Meskipun sudah ada ekspektasi pembentukan harga. Kemungkinan perubahan itu terjadi setelah April ini.
"Saya lihat posisinya masih wajar. Mulai hari ini kami terus lihat di bulan April ini," paparnya.
Menurut data BPS Jabar, pada Maret 2012 justru terjadi deflasi 0,02 persen. Deflasi atau penurunan harga terutama terjadi karena makanan, terutama beras.
Penurunan harga beras terjadi karena antara Maret hingga Mei nanti terkait dengan panen raya. Sehingga, setiap panen raya beras selalu mengalami deflasi.
"Saya pikir beras tidak akan turun. Tetapi ketika panen raya padi turun. Seharusnya kan ada peluang naik di April, tapi harga beras turun," tuturnya. (ank)
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono mengatakan, sebelumnya memang kenaikan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat termasuk transportasi sudah ada ancang-ancang kenaikan. Misalnya transportasi diusulkan naik 35 persen. Namun, pihaknya terus memonitor barang/jasa yang sudah dicanangkan naik itu.
"Kami monitor apakah akan benar akan naik atau tidak. Misalnya pada Mei 2008 ada penurunan harga BBM, tapi harga tidak turun besar. Mestinya kan BBM batal naik, harga turun lagi," tutur Anggoro, di Kantor BPS Jabar, Jalan Suci, Bandung, Senin (2/4/2012).
Pada awal April ini pihaknya memang belum bisa melihat perubahan harga akibat penundaan kenaikan BBM. Meskipun sudah ada ekspektasi pembentukan harga. Kemungkinan perubahan itu terjadi setelah April ini.
"Saya lihat posisinya masih wajar. Mulai hari ini kami terus lihat di bulan April ini," paparnya.
Menurut data BPS Jabar, pada Maret 2012 justru terjadi deflasi 0,02 persen. Deflasi atau penurunan harga terutama terjadi karena makanan, terutama beras.
Penurunan harga beras terjadi karena antara Maret hingga Mei nanti terkait dengan panen raya. Sehingga, setiap panen raya beras selalu mengalami deflasi.
"Saya pikir beras tidak akan turun. Tetapi ketika panen raya padi turun. Seharusnya kan ada peluang naik di April, tapi harga beras turun," tuturnya. (ank)
()