Akademisi & Pemda diminta proaktif kembangkan transmigrasi
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) terus melakukan pengembangan kawasan transmigrasi di sejumlah daerah di Indonesia. Untuk pengembangan kawasan transmigrasi ini, Kemenakertrans melibatkan kalangan akademisi/universitas dan pemerintah daerah.
“Akademisi/universitas dan pemda diminta bantuan melakukan penelitian dan pengembangan kawasan transmigrasi yang memenuhi kriteria, layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan. Mengembangkan dan menciptakan teknologi tepat guna membangun dan memfasilitasi sistem informasi dan manajeman," kata Muhaimin di kantor Kemenakertrans, di Jakarta, kemarin.
Muhaimin mengatakan, paradigma baru transmigrasi menjadi prasyarat dalam mewujudkan pusat pertumbuhan baru dan pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi yang telah ada, sehingga pada akhirnya akan mampu menanggulangi kemiskinan dan mengatasi pengangguran.
Untuk menjamin kualitas calon transmigran, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pengetatan seleksi, agar siap memulai kehidupan baru secara mandiri dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"Pelaksanaan program transmigrasi tidak lagi mengutamakan besarnya jumlah penempatan transmigran, melainkan lebih ditekankan pada kualitas dan kapasitas calon transmigran beserta keluarganya," jelasnya.
Pada tahun 2011, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah berhasil menempatkan sebanyak 8.392 kepala Keluarga (KK) transmigran, sedangkan tahun 2012 diproyeksikan 9.500 KK transmigran akan difasilitasi untuk ditempatkan di berbagai kawasan transmigrasi di Indonesia.
"Calon transmigran harus dipersiapkan secara matang sehingga memiliki bekal pengetahuan, keterampilan, sikap mental, berdaya saing, maju dan mandiri sehingga bisa memulai kehidupan baru yang lebih baik," ujar Muhaimin.
Selain itu, lanjutnya, model-model pelatihan bagi para transmigran, disesuaikan dengan potensi alam yang ada di kawasan transmigrasi.
"Ini diharapkan dapat memudahkan para transmigran untuk mencari nafkah dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya,” pungkasnya.
“Akademisi/universitas dan pemda diminta bantuan melakukan penelitian dan pengembangan kawasan transmigrasi yang memenuhi kriteria, layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan. Mengembangkan dan menciptakan teknologi tepat guna membangun dan memfasilitasi sistem informasi dan manajeman," kata Muhaimin di kantor Kemenakertrans, di Jakarta, kemarin.
Muhaimin mengatakan, paradigma baru transmigrasi menjadi prasyarat dalam mewujudkan pusat pertumbuhan baru dan pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi yang telah ada, sehingga pada akhirnya akan mampu menanggulangi kemiskinan dan mengatasi pengangguran.
Untuk menjamin kualitas calon transmigran, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pengetatan seleksi, agar siap memulai kehidupan baru secara mandiri dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"Pelaksanaan program transmigrasi tidak lagi mengutamakan besarnya jumlah penempatan transmigran, melainkan lebih ditekankan pada kualitas dan kapasitas calon transmigran beserta keluarganya," jelasnya.
Pada tahun 2011, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah berhasil menempatkan sebanyak 8.392 kepala Keluarga (KK) transmigran, sedangkan tahun 2012 diproyeksikan 9.500 KK transmigran akan difasilitasi untuk ditempatkan di berbagai kawasan transmigrasi di Indonesia.
"Calon transmigran harus dipersiapkan secara matang sehingga memiliki bekal pengetahuan, keterampilan, sikap mental, berdaya saing, maju dan mandiri sehingga bisa memulai kehidupan baru yang lebih baik," ujar Muhaimin.
Selain itu, lanjutnya, model-model pelatihan bagi para transmigran, disesuaikan dengan potensi alam yang ada di kawasan transmigrasi.
"Ini diharapkan dapat memudahkan para transmigran untuk mencari nafkah dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya,” pungkasnya.
()