Kenaikan harga sembako Palopo tak terkendali
A
A
A
Sindonews.com - Tim terpadu pengawasan dan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok di pasaran, belum bisa berbuat banyak menstabilkan harga sejumlah bahan pokok di Palopo, yang naik menyusul merebaknya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Harga sejumlah Sembako malah semakin meroket sehingga masyarakat menjerit.
Salah seorang pedagang kebutuhan pokok di Pusat Niaga Palopo (PNP), Juhani, mengungkapkan, harga sejumlah kebutuhan pokok sudah telanjur naik satu pekan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM per tanggal 1 April lalu, sehingga harga sulit dikendalikan karena telah berlaku hampir dua pekan.
"Kita tahu harga BBM tidak jadi naik, tetapi harga sejumlah kebutuhan pokok sudah telanjur naik. Kita tidak bisa menurunkan lagi harga yang sudah berlaku hampir dua minggu terakhir," kata Juhani saat ditemui disela-sela kesibukannya melayani pembeli, Rabu (4/3/2012).
Harga cabe misalnya, sebelum isu kenaikan harga BBM merebak, masih dijual seharga Rp6.000/Kg. Namun, satu minggu terakhir, harga cabe mengalami kenaikan tajam hingga melebihi 200 persen, karena harga cabe bervariasi antara Rp23.000-Rp25.000/Kg. "Saya menjual Rp23.000/Kg, tetapi banyak pedagang juga menjual di atas Rp25.000/Kg," katanya.
Harga bawang merah juga melonjak tajam dari Rp6.000/Kg menjadi Rp13.000/Kg. Begitupun harga tomat dipatok Rp8.000/Kg dari harga normal Rp4.000/Kg. "Begitupun harga bumbu-bumbu dapur rata-rata naik sekitar 100 persen," kata Tiwi, pedagang lainnya di PNP.
Sementara harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) lainnya, seperti beras, gula, minyak goreng, kemarin, mulai stabil. Meski ada kenaikan, harga beberapa Sembako tersebut hanya berkisar Rp500-Rp1000.
Misalnya, harga gula putih yang sebelumnya Rp10.000/Kg kini dijual Rp11.000/Kg. Sebelumnya, harga gula putih menyentuh Rp12.000/Kg. Begitupun harga minyak goreng yang sebelumnya dijual Rp12.000/Kg, kini dijual seharga Rp11.000. Harga normalnya Rp10.500/Kg.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperindag dan UKM Kota Palopo, Nurpati, menepis isu yang beredar di pasaran bahwa harga sejumlah kebutuhan pokok telanjur naik menyusul merebaknya isu kenaikan harga BBM.
Sebaliknya dia menyatakan, kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok, seperti cabe, bawang, sayur mayur, termasuk bumbu-bumbu dapur lebih disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini, sehingga produksi beberapa kebutuhan pokok tersebut berkurang.
"Saat musim penghujan akhir-akhir ini, panen cabe berkurang sehingga harga cabe naik tajam. Ini disebabkan juga karena tingginya permintaan pasar," kata Nurpati.
Menurut dia, sehari setelah harga BBM urung naik, tanggal 1 April, Wali Kota Palopo, HPA Tenriadjeng menginstruksikan kepada tim terpadu pengawasan dan pemantauan harga kebutuhan pokok, turun ke pasar menstabilkan harga yang telanjur naik menyusul rencana kenaikan harga BBM.
"Tim Pemkot telah berupaya menstabilkan harga dan beberapa harga Sembako mulai stabil. Kami tetap mengawasi dan memantau harga di pasaran, agar pedagang tidak menaikkan harga sesuai keinginannya," tegas Nurpati. (ank)
Salah seorang pedagang kebutuhan pokok di Pusat Niaga Palopo (PNP), Juhani, mengungkapkan, harga sejumlah kebutuhan pokok sudah telanjur naik satu pekan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM per tanggal 1 April lalu, sehingga harga sulit dikendalikan karena telah berlaku hampir dua pekan.
"Kita tahu harga BBM tidak jadi naik, tetapi harga sejumlah kebutuhan pokok sudah telanjur naik. Kita tidak bisa menurunkan lagi harga yang sudah berlaku hampir dua minggu terakhir," kata Juhani saat ditemui disela-sela kesibukannya melayani pembeli, Rabu (4/3/2012).
Harga cabe misalnya, sebelum isu kenaikan harga BBM merebak, masih dijual seharga Rp6.000/Kg. Namun, satu minggu terakhir, harga cabe mengalami kenaikan tajam hingga melebihi 200 persen, karena harga cabe bervariasi antara Rp23.000-Rp25.000/Kg. "Saya menjual Rp23.000/Kg, tetapi banyak pedagang juga menjual di atas Rp25.000/Kg," katanya.
Harga bawang merah juga melonjak tajam dari Rp6.000/Kg menjadi Rp13.000/Kg. Begitupun harga tomat dipatok Rp8.000/Kg dari harga normal Rp4.000/Kg. "Begitupun harga bumbu-bumbu dapur rata-rata naik sekitar 100 persen," kata Tiwi, pedagang lainnya di PNP.
Sementara harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) lainnya, seperti beras, gula, minyak goreng, kemarin, mulai stabil. Meski ada kenaikan, harga beberapa Sembako tersebut hanya berkisar Rp500-Rp1000.
Misalnya, harga gula putih yang sebelumnya Rp10.000/Kg kini dijual Rp11.000/Kg. Sebelumnya, harga gula putih menyentuh Rp12.000/Kg. Begitupun harga minyak goreng yang sebelumnya dijual Rp12.000/Kg, kini dijual seharga Rp11.000. Harga normalnya Rp10.500/Kg.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperindag dan UKM Kota Palopo, Nurpati, menepis isu yang beredar di pasaran bahwa harga sejumlah kebutuhan pokok telanjur naik menyusul merebaknya isu kenaikan harga BBM.
Sebaliknya dia menyatakan, kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok, seperti cabe, bawang, sayur mayur, termasuk bumbu-bumbu dapur lebih disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini, sehingga produksi beberapa kebutuhan pokok tersebut berkurang.
"Saat musim penghujan akhir-akhir ini, panen cabe berkurang sehingga harga cabe naik tajam. Ini disebabkan juga karena tingginya permintaan pasar," kata Nurpati.
Menurut dia, sehari setelah harga BBM urung naik, tanggal 1 April, Wali Kota Palopo, HPA Tenriadjeng menginstruksikan kepada tim terpadu pengawasan dan pemantauan harga kebutuhan pokok, turun ke pasar menstabilkan harga yang telanjur naik menyusul rencana kenaikan harga BBM.
"Tim Pemkot telah berupaya menstabilkan harga dan beberapa harga Sembako mulai stabil. Kami tetap mengawasi dan memantau harga di pasaran, agar pedagang tidak menaikkan harga sesuai keinginannya," tegas Nurpati. (ank)
()