RI bidik Afrika jadi pasar ekspor
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah mulai fokus pada kerja sama perdagangan dengan Afrika Selatan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki negara tersebut secara maksimal sebagai pasar produk-produk Indonesia.
Dalam rangka memperkuat kerja sama tersebut ,Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengadakan misi perdagangan ke dua kota besar di Afrika Selatan, yaitu Cape Town dan Durban.
Kegiatan misi perdagangan yang dipimpin Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi ini disertai oleh sejumlah delegasi bisnis Indonesia, antara lain KamarDagang dan Industri Indonesia Komite Afrika, Indonesia Eximbank, PT Aneka Coffee Industry, Asia Pulp & Paper, PT Gajah Tunggal Tbk ,PT Garudafood Putra Putri Jaya, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT Sandratex.
Misi dagang kedua ini merupakan kelanjutan dari misi dagang pertama ke Afrika Selatan yang dilakukan 1–2 Desember tahun lalu di Kota Johannesburg, Afrika Selatan. “Misi dagang yang kedua ini akan diikuti delapan perusahaan yang ikut dalam misi pertama, ditambah 14 perusahaan lagi,” kata Bayu dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, kemarin.
Bayu mengatakan, Afrika Selatan dipilih menjadi tujuan misi dagang karena wilayah ini memiliki potensi yang besar. Pendapatan domestik bruto (PDB) negara yang tergabung dalam blok ekonomi Southern Africa Development Community (SADC) ini tercatat sebesar USD366,2 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,2 persen dan PDB per kapita sebesar USD7.249 dan USD10.881.
Selain itu, Afrika Selatan memiliki jumlah penduduk yang cukup besar,yaitu sebesar 48 juta orang dengan daya beli yang cukup tinggi. Situasi politik dan keamanan di negara tersebut juga relatif stabil.
Wamendag menuturkan bahwa Afrika Selatan potensial sebagai pintu masuk kegiatan ekspor dan jasa Indonesia ke pasar-pasar lainnya di kawasan Afrika, yakni melalui kerja sama perdagangan bebas SADC yang beranggotakan 15 negara dengan total populasi 258 juta jiwa dan PDB USD471 miliar, serta South African Custom Union (SACU) yang beranggotakan lima negara di kawasan Afrika Selatan dengan populasi 57 juta dan PDB sebesar USD535 miliar.
Bayu mengatakan, pada 2011 nilai ekspor Indonesia ke Afrika Selatan mencapai sebesar USD1,44 miliar atau naik 111 persen dibandingkan tahun 2010. Sementara, impornya sebesar USD705,7 juta, hingga Indonesia mengalami surplus sebesar USD730,8 juta.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Gusmardi Bustami menambahkan, produk Indonesia yang potensial dipasarkan di kawasan Afrika antara lain minyak sawit; karet; kendaraan dan suku cadangnya; teh; kopi; kakao; kertas; kulit; kelapa kopra; tekstil dan produk tekstil (TPT); alas kaki; furnitur; kerajinan tangan; obat-obatan; produk kesehatan; produk perawatan bayi; dan produk makanan minuman. (ank)
Dalam rangka memperkuat kerja sama tersebut ,Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengadakan misi perdagangan ke dua kota besar di Afrika Selatan, yaitu Cape Town dan Durban.
Kegiatan misi perdagangan yang dipimpin Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi ini disertai oleh sejumlah delegasi bisnis Indonesia, antara lain KamarDagang dan Industri Indonesia Komite Afrika, Indonesia Eximbank, PT Aneka Coffee Industry, Asia Pulp & Paper, PT Gajah Tunggal Tbk ,PT Garudafood Putra Putri Jaya, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT Sandratex.
Misi dagang kedua ini merupakan kelanjutan dari misi dagang pertama ke Afrika Selatan yang dilakukan 1–2 Desember tahun lalu di Kota Johannesburg, Afrika Selatan. “Misi dagang yang kedua ini akan diikuti delapan perusahaan yang ikut dalam misi pertama, ditambah 14 perusahaan lagi,” kata Bayu dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, kemarin.
Bayu mengatakan, Afrika Selatan dipilih menjadi tujuan misi dagang karena wilayah ini memiliki potensi yang besar. Pendapatan domestik bruto (PDB) negara yang tergabung dalam blok ekonomi Southern Africa Development Community (SADC) ini tercatat sebesar USD366,2 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,2 persen dan PDB per kapita sebesar USD7.249 dan USD10.881.
Selain itu, Afrika Selatan memiliki jumlah penduduk yang cukup besar,yaitu sebesar 48 juta orang dengan daya beli yang cukup tinggi. Situasi politik dan keamanan di negara tersebut juga relatif stabil.
Wamendag menuturkan bahwa Afrika Selatan potensial sebagai pintu masuk kegiatan ekspor dan jasa Indonesia ke pasar-pasar lainnya di kawasan Afrika, yakni melalui kerja sama perdagangan bebas SADC yang beranggotakan 15 negara dengan total populasi 258 juta jiwa dan PDB USD471 miliar, serta South African Custom Union (SACU) yang beranggotakan lima negara di kawasan Afrika Selatan dengan populasi 57 juta dan PDB sebesar USD535 miliar.
Bayu mengatakan, pada 2011 nilai ekspor Indonesia ke Afrika Selatan mencapai sebesar USD1,44 miliar atau naik 111 persen dibandingkan tahun 2010. Sementara, impornya sebesar USD705,7 juta, hingga Indonesia mengalami surplus sebesar USD730,8 juta.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Gusmardi Bustami menambahkan, produk Indonesia yang potensial dipasarkan di kawasan Afrika antara lain minyak sawit; karet; kendaraan dan suku cadangnya; teh; kopi; kakao; kertas; kulit; kelapa kopra; tekstil dan produk tekstil (TPT); alas kaki; furnitur; kerajinan tangan; obat-obatan; produk kesehatan; produk perawatan bayi; dan produk makanan minuman. (ank)
()