Bidik pasar ekspor, Bantaeng kembangkan sayuran Jepang
A
A
A
Sindonews.com - Setelah talas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantaeng, Sulawesi Selatan, kini mengembangkan komoditi baru yang bibitnya juga berasal dari Jepang. Tanaman yang mirip lobak putih tersebut bernama Daikon. Sepintas umbian ini juga mirip ketimun, berwarna putih lonjong.
Menurut Bupati HM Nurdin Abdullah, selain buahnya yang besar, daun muda Daikong juga bernilai ekonomi karena restoran Jepang menjadikan Daikon sebagai menu utama untuk Sasimi dan makanan pembuka, Salad.
”Untuk pengembangan ke depan, petani diharapkan tertarik pada tanaman ini karena berusia lebih singkat, hanya dua bulan dan nilai ekonominya juga tinggi,” ungkap Nurdin, Kamis (5/4/2012).
Pada tahap awal, kata salah satu guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas) hal tersebut cukup memenuhi kebutuhan restoran Jepang di Makassar dan sekitarnya saja sebab selama ini mereka (restoran) masih mendatangkan dari Taiwan meski buahnya kecil jika dibandingkan produksi Bantaeng.
Produksi Daikon Loka mencapai 2-3 kg/buah. Bila produksinya sudah banyak akan dilakukan ekspor ke Jepang, Taiwan dan Hongkong. ”Restoran di Negara tersebut sangat membutuhkan buah Daikon,” ujar Nurdin.
Selain pengembangan Daikon, produksi kentang petani juga akan dibuatkan gudang processing yang ditunjang kemasan agar harga kentang bisa lebih baik dan petani tak perlu lagi repot memasarkan produksinya karena langsung diproses dan dikemas. (ank)
Menurut Bupati HM Nurdin Abdullah, selain buahnya yang besar, daun muda Daikong juga bernilai ekonomi karena restoran Jepang menjadikan Daikon sebagai menu utama untuk Sasimi dan makanan pembuka, Salad.
”Untuk pengembangan ke depan, petani diharapkan tertarik pada tanaman ini karena berusia lebih singkat, hanya dua bulan dan nilai ekonominya juga tinggi,” ungkap Nurdin, Kamis (5/4/2012).
Pada tahap awal, kata salah satu guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas) hal tersebut cukup memenuhi kebutuhan restoran Jepang di Makassar dan sekitarnya saja sebab selama ini mereka (restoran) masih mendatangkan dari Taiwan meski buahnya kecil jika dibandingkan produksi Bantaeng.
Produksi Daikon Loka mencapai 2-3 kg/buah. Bila produksinya sudah banyak akan dilakukan ekspor ke Jepang, Taiwan dan Hongkong. ”Restoran di Negara tersebut sangat membutuhkan buah Daikon,” ujar Nurdin.
Selain pengembangan Daikon, produksi kentang petani juga akan dibuatkan gudang processing yang ditunjang kemasan agar harga kentang bisa lebih baik dan petani tak perlu lagi repot memasarkan produksinya karena langsung diproses dan dikemas. (ank)
()