Bensin diprediksi habis sebelum akhir tahun
A
A
A
Sindonews.com – Sebelum memasuki Desember 2012, ketersediaan premium (bensin) bersubsidi di pasaran diperkirakan akan habis. Ini menyusul jatah premium untuk Jawa Tengah dikurangi.
Dari 2011, kuota premium yang diberikan oleh pemerintah pusat sebesar 2,7 juta kilo liter (kl). Pada 2012 ini, kuotanya diturunkan menjadi 2,3 kl. ”Dengan alokasi segitu, sebelum Desember pasti sudah habis. Dan pertamina juga tidak bisaberbuatapa-apa,”ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono kemarin. Pihaknya mengimbau pengguna mobil pribadi dan mobil mewah ini menggunakan bahan bakar nonsubsidi seperti pertamax atau pertamax plus.
Untuk diketahui, penggunaan BBM bersubsidi untuk wilayah Jawa- Bali ini tergolong cukup tinggi dan diduga banyak terjadi salah sasaran.Dari kuota 1,27 juta kilo liter, realisasi penggunaan BBM mencapai 41,78 kl.
Ironisnya, sebagian besar BBM bersubsidi digunakan oleh mobil pribadi yang mencapai 53 persen, masyarakat kelas menengah ke bawah tingkat konsumsinya 40 persen, sedangkan mobil barang empat persen saja. Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno berpendapat, pemerintah memang sudah saatnya mengetatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Penghematan yang dilakukan oleh pemerintah, hasil yang diperoleh bisa digunakan untuk memberikan subsidi kepada angkutan umum, agar lebih nyaman saat menggunakan transportasi massal.
Dari 2011, kuota premium yang diberikan oleh pemerintah pusat sebesar 2,7 juta kilo liter (kl). Pada 2012 ini, kuotanya diturunkan menjadi 2,3 kl. ”Dengan alokasi segitu, sebelum Desember pasti sudah habis. Dan pertamina juga tidak bisaberbuatapa-apa,”ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono kemarin. Pihaknya mengimbau pengguna mobil pribadi dan mobil mewah ini menggunakan bahan bakar nonsubsidi seperti pertamax atau pertamax plus.
Untuk diketahui, penggunaan BBM bersubsidi untuk wilayah Jawa- Bali ini tergolong cukup tinggi dan diduga banyak terjadi salah sasaran.Dari kuota 1,27 juta kilo liter, realisasi penggunaan BBM mencapai 41,78 kl.
Ironisnya, sebagian besar BBM bersubsidi digunakan oleh mobil pribadi yang mencapai 53 persen, masyarakat kelas menengah ke bawah tingkat konsumsinya 40 persen, sedangkan mobil barang empat persen saja. Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno berpendapat, pemerintah memang sudah saatnya mengetatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Penghematan yang dilakukan oleh pemerintah, hasil yang diperoleh bisa digunakan untuk memberikan subsidi kepada angkutan umum, agar lebih nyaman saat menggunakan transportasi massal.
()