BNI geser segmentasi pengguna kartu kredit

Senin, 09 April 2012 - 09:01 WIB
BNI geser segmentasi...
BNI geser segmentasi pengguna kartu kredit
A A A
Sindonews.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengaku akan mengarahkan pengguna kartu kreditnya ke segmen kelas menengah (middle up), seiring akan diterapkannya Surat Edaran Bank Indonesia (BI) tentang kartu kredit.

GM Card Busines Division BNI Dodit W Probojakti menjelaskan, perubahan segmentasi tersebut terutama melihat catatan nilai transaksi kartu kredit BNI. Dalam tiga bulan pertama pada 2012, transaksi kartu kreditnya mencapai sekitar Rp5,2 triliun, naik sekitar 41 persen dibandingkan periode yang sama pada 2011.

Menurut Dodit, dari total Rp5,2 triliun tersebut,30 persen dari nilai transaksinya berasal dari nasabah premium pemilik kartu platinum dan titanium dengan limit kartu berkisar Rp20–40 juta.

“Kami akan mendorong segmen yang mengarah ke middle up.Pada tahun 2009, nasabah premium kartu kredit kami baru mencapai dua persen dari total kartu, kemudian naik empat persen pada 2010, naik lagi menjadi 7,4 persen di 2011. Kami berharap tahun ini platinum mencapai 12 persen dari total kartu,” ungkapnya akhir pekan lalu.

Dia menilai yang menjadi kunci penting memenangkan kompetisi dalam bisnis kartu kredit adalah memenangkan hati nasabah. Pasalnya, peraturan BI akan membuat perbankan berkompetensi,terutama dengan dibatasinya kepemilikan kartu hanya dari dua penerbit.

“Pemegang kartu premium hanya sekitar 7,4 persen dari sekitar 1,8 juta pemegang kartu, tapi belanjanya 30 persen dari total nilai transaksi dan mereka ini belanja tinggi, bayar tinggi. Itu ideal bahkan NPL-nya rendah hanya satu persen,” ujarnya.

Hingga akhir Maret, jumlah kartu kredit BNI telah mencapai sekitar 1,8 juta kartu, naik sekitar 28 persen dari periode Maret 2011, diharapkan akan tembus dua juta kartu pada akhir tahun.

Dodit mengaku pada Januari terjadi penurunan, tapi dia menilai hal ini terkait dengan upaya pembersihan kartu yang tidak terpakai.“Kartu kita tumbuh tiga kali industri.Tapi di Januari kartu kita turun karena sedang bersih-bersih. Yang balance- nya nol, yang tidak pakai kartu dan tidak ada transaksi dibersihkan dari sistem supaya portofolionya sehat,”ujarnya.

Dari sisi outstanding aset, per Maret 2012 telah mencapai sekitar Rp4,3 triliun atau naik 31 persen dibandingkan Maret 2010, diharapkan mencapai sekitar Rp5,1 triliun di akhir tahun. Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/ NPL) berada di kisaran 2,1 persen. “Desember itu asetnya baru Rp4 triliun dan bertambah menjadi Rp300 miliar per Maret, naik sekitar 30 persen padahal industri rata-rata 10 persen. Jadi, kita tumbuh kencang dengan kualitas aset yang baik,” tukasnya.

Direktur Ritel dan Konsumer BNI Darmadi Sutanto menambahkan, dari segmen bisnis konsumer lainnya, hingga Maret 2012 segmen bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) telah mencatat penambahan penyaluran sekitar Rp1,8 triliun.

Hingga akhir 2011, KPR perseroan tercatat tumbuh 50 persen dari Rp12,06 triliun menjadi Rp18,08 triliun. Dengan penambahan sekitar Rp1,8 triliun, per Maret 2012 penyaluran KPR perseroan tercatat sekitar Rp19,88 triliun.

Menurut dia, tahun ini perseroan tidak berencana mengubah target pertumbuhan KPR di kisaran 30 persen, meskipun BI mengeluarkan ketentuan soal uang muka atau down payment (DP) dan loan to value ratio (LTV).
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0551 seconds (0.1#10.140)