Investasi reksa dana pasar uang menjanjikan
A
A
A
Sindonews.com – Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara tiba-tiba bisa menjadi sentimen negatif terhadap bursa.Kondisi tersebut juga akan memberi korelasi negatif terhadap pertumbuhan reksa dana saham.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, investor disarankan untuk berinvestasi di reksa dana pasar uang atau dana tunai. Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, dengan ditundanya kenaikan harga BBM bersubsidi dan adanya tambahan pasal baru, pemerintah bisa menaikkan harga BBM bersubsidi kapan saja. “Sesuatu yang sifatnya tiba-tiba ini biasanya membuat pasar bereaksi secara ekstrem,” kata dia kepada SINDO kemarin.
Selain itu, ungkap dia, kondisi tersebut akan menjadi sentimennegatifbagiinvestorasing yang ingin berinvestasi di dalam negeri. Pasalnya, kenaikan harga BBM bersubsidi yang bisa terjadi sewaktu-waktu ditakutkan bisa menyebabkan terjadinya pelambatan pembangunan infrastruktur karena anggaran yang sudah disusun sebelumnya menggunakan asumsi harga BBM bersubsidi yang sudah dinaikkan.
Edbert melanjutkan, kendati dalam jangka pendek kenaikan harga BBM bersubsidi akan memberi pengaruh terhadap industri reksa dana saham, laporan keuangan emiten pada akhir tahun lalu dan kuartal I tahun ini yang sebagian besar positif, diperkirakan bisa menjadi katalis positif pasar bursa dan reksa dana, terutama saham. Karena itu,dia menyarankan kepada kalangan investor untuk berhati-hati ketika melakukan transaksi dalam jangka pendek.
Sedangkan jangka panjang, ungkap dia, pasar bursa maupun reksa dana masih memiliki potensi tumbuh. Senada dengannya,Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma berpendapat pertumbuhan reksadana saham pada tahun ini masih dipengaruhi oleh faktor domestik, seperti dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Namun faktor eksternal, seperti dampak pelambatan perekonomian China dan potensi perbaikan perekonomian negara adikuasa, juga akan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. “Industri reksa dana secara keseluruhan dapat tumbuh sebesar 15 persen dari posisi akhir 2011,”ujar dia.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, investor disarankan untuk berinvestasi di reksa dana pasar uang atau dana tunai. Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, dengan ditundanya kenaikan harga BBM bersubsidi dan adanya tambahan pasal baru, pemerintah bisa menaikkan harga BBM bersubsidi kapan saja. “Sesuatu yang sifatnya tiba-tiba ini biasanya membuat pasar bereaksi secara ekstrem,” kata dia kepada SINDO kemarin.
Selain itu, ungkap dia, kondisi tersebut akan menjadi sentimennegatifbagiinvestorasing yang ingin berinvestasi di dalam negeri. Pasalnya, kenaikan harga BBM bersubsidi yang bisa terjadi sewaktu-waktu ditakutkan bisa menyebabkan terjadinya pelambatan pembangunan infrastruktur karena anggaran yang sudah disusun sebelumnya menggunakan asumsi harga BBM bersubsidi yang sudah dinaikkan.
Edbert melanjutkan, kendati dalam jangka pendek kenaikan harga BBM bersubsidi akan memberi pengaruh terhadap industri reksa dana saham, laporan keuangan emiten pada akhir tahun lalu dan kuartal I tahun ini yang sebagian besar positif, diperkirakan bisa menjadi katalis positif pasar bursa dan reksa dana, terutama saham. Karena itu,dia menyarankan kepada kalangan investor untuk berhati-hati ketika melakukan transaksi dalam jangka pendek.
Sedangkan jangka panjang, ungkap dia, pasar bursa maupun reksa dana masih memiliki potensi tumbuh. Senada dengannya,Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma berpendapat pertumbuhan reksadana saham pada tahun ini masih dipengaruhi oleh faktor domestik, seperti dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Namun faktor eksternal, seperti dampak pelambatan perekonomian China dan potensi perbaikan perekonomian negara adikuasa, juga akan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. “Industri reksa dana secara keseluruhan dapat tumbuh sebesar 15 persen dari posisi akhir 2011,”ujar dia.
()