Askrindo gandeng LPEI jamin kegiatan ekspor
A
A
A
Sindonews.com - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo/Persero) melakukan kerjasama asuransi kredit perdagangan dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam upaya untuk mendukung ekspor Indonesia.
Direktur Utama Askrindo Antonius Chandra menuturkan pihaknya akan menjamin dari setiap kegiatan ekspor yang dilakukan. Akan tetapi target volume hanya bisa diperkirakan antara Rp500 miliar hingga Rp1 triliun.
"Kisaran besar volumenya belum bisa ditetapkan secara fix. Tapi menurut saya rangenya sekitar Rp500 miliar sampai Rp1 triliun, itu tahap awalnya. Dikarenakan memang tugas LPEI adalah mendukung ekspor, jadi kita menjamin dari kegiatan ekspor," ungkapnya saat ditemui pada acara perayaan ulang tahun Askrindo ke 41, di Gedung Askrindo, Jakarta, Senin (9/4/2012).
Dia menjelaskan, tahap awal yang dimaksudkan adalah dalam waktu satu sampai dengan dua tahun kedepan. Jika ekspor ini berkembang baik, maka angka volume akan dinaikkan.
"Tahap awal, saya kira setahun dua tahun pertama, tapi nanti kita lihat perkembangannya. Harusnya kita kan memang ekspor lebih banyak, kalau itu memang prospeknya lebih besar nanti kita naikkan lagi. Tapi diawal memang kita tidak set up satu angka yang fix," jelasnya.
Menurutnya, program ini memang berbeda dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Rumah (FLPP) atau Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Dimana pada program tersebut, angka target dapat ditetapkan.
Pada espektasi kedepan, dia mengakui tahun ini ekspor Indonesia sangat tertahan dan harus menunggu sampai kondisi krisis dunia membaik.
"Tapi kalau perdagangan saya kira ini akan berkembang terus. Memang kita lihat tahun ini agak sedikit tertahan untuk ekspornya, tetapi saya mengharapkan kedepan dengan kondisi Eropa dan Amerika membaik harusnya ekspor kita juga membaik," pungkasnya. (ank)
Direktur Utama Askrindo Antonius Chandra menuturkan pihaknya akan menjamin dari setiap kegiatan ekspor yang dilakukan. Akan tetapi target volume hanya bisa diperkirakan antara Rp500 miliar hingga Rp1 triliun.
"Kisaran besar volumenya belum bisa ditetapkan secara fix. Tapi menurut saya rangenya sekitar Rp500 miliar sampai Rp1 triliun, itu tahap awalnya. Dikarenakan memang tugas LPEI adalah mendukung ekspor, jadi kita menjamin dari kegiatan ekspor," ungkapnya saat ditemui pada acara perayaan ulang tahun Askrindo ke 41, di Gedung Askrindo, Jakarta, Senin (9/4/2012).
Dia menjelaskan, tahap awal yang dimaksudkan adalah dalam waktu satu sampai dengan dua tahun kedepan. Jika ekspor ini berkembang baik, maka angka volume akan dinaikkan.
"Tahap awal, saya kira setahun dua tahun pertama, tapi nanti kita lihat perkembangannya. Harusnya kita kan memang ekspor lebih banyak, kalau itu memang prospeknya lebih besar nanti kita naikkan lagi. Tapi diawal memang kita tidak set up satu angka yang fix," jelasnya.
Menurutnya, program ini memang berbeda dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Rumah (FLPP) atau Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Dimana pada program tersebut, angka target dapat ditetapkan.
Pada espektasi kedepan, dia mengakui tahun ini ekspor Indonesia sangat tertahan dan harus menunggu sampai kondisi krisis dunia membaik.
"Tapi kalau perdagangan saya kira ini akan berkembang terus. Memang kita lihat tahun ini agak sedikit tertahan untuk ekspornya, tetapi saya mengharapkan kedepan dengan kondisi Eropa dan Amerika membaik harusnya ekspor kita juga membaik," pungkasnya. (ank)
()