Asosiasi industri China akan atur mineral langka
A
A
A
Sindonews.com – Industri mineral langka China mendirikan asosiasi mineral langka untuk memicu perkembangan bisnis yang sehat pada sektor tersebut. Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) China Su Bo mengatakan, asosiasi yang terdiri dari 155 anggota termasuk raksasa industri Alumunium Corporation of China dan China Minmetals Corporation dibentuk guna mempromosikan pembangunan berkelanjutan di sektor mineral langka.
Calon Presiden Asosiasi Mineral Langka Gan Yong mengungkapkan, asosiasi tersebut akan bekerja untuk membentuk mekanisme harga yang wajar. Kelompok itu juga ingin menciptakan situasi yang saling menguntungkan untuk para pengembang dan konsumen melalui upaya koordinasi. ”Asosiasi secara aktif akan memberikan dukungan dan layanan untuk departemen terkait dan pemerintah daerah serta membantu menjaga ketertiban di sektor mineral langka,” ujarnya dilansir BBC kemarin.
Dia menambahkan, asosiasi tersebut akan memfasilitasi pertukaran dan kerja sama antarperusahaan untuk memacu inovasi dan mengoordinasikan upaya-upaya guna mengatasi friksi perdagangan internasional dan perselisihan. Kantor berita Xinhua melaporkan, pembentukan asosiasi bisnis tersebut juga menargetkan agar anggota dari seluruh rantai industri, termasuk pertambangan, peleburan, dan pemisahan itu bisa membuat komunikasi dan negosiasi lebih mudah.
Sebelumnya China telah mengumumkan standar produksi dan lingkungan yang ketat serta sistem kuota ekspor untuk mineral langka dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, kebijakan tersebut memicu protes dari beberapa negara yang menuduh China menggunakan mineral langka untuk digunakan pada produksi barang berteknologi tinggi dan kental kepentingan politik. Untuk itu, Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Jepang pada bulan lalu secara resmi meminta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyelesaikan sengketa dengan China atas pembatasan ekspor bahan baku mineral langka.
Sekadar diketahui, China memasok lebih dari 90 persen mineral langka di pasar global. Menurut AFP, China saat ini memiliki cadangan mineral langka sebanyak 55 juta ton, mengalahkan Rusia dan AS yang masing-masing hanya memiliki 19 dan 13 juta ton.
Calon Presiden Asosiasi Mineral Langka Gan Yong mengungkapkan, asosiasi tersebut akan bekerja untuk membentuk mekanisme harga yang wajar. Kelompok itu juga ingin menciptakan situasi yang saling menguntungkan untuk para pengembang dan konsumen melalui upaya koordinasi. ”Asosiasi secara aktif akan memberikan dukungan dan layanan untuk departemen terkait dan pemerintah daerah serta membantu menjaga ketertiban di sektor mineral langka,” ujarnya dilansir BBC kemarin.
Dia menambahkan, asosiasi tersebut akan memfasilitasi pertukaran dan kerja sama antarperusahaan untuk memacu inovasi dan mengoordinasikan upaya-upaya guna mengatasi friksi perdagangan internasional dan perselisihan. Kantor berita Xinhua melaporkan, pembentukan asosiasi bisnis tersebut juga menargetkan agar anggota dari seluruh rantai industri, termasuk pertambangan, peleburan, dan pemisahan itu bisa membuat komunikasi dan negosiasi lebih mudah.
Sebelumnya China telah mengumumkan standar produksi dan lingkungan yang ketat serta sistem kuota ekspor untuk mineral langka dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, kebijakan tersebut memicu protes dari beberapa negara yang menuduh China menggunakan mineral langka untuk digunakan pada produksi barang berteknologi tinggi dan kental kepentingan politik. Untuk itu, Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Jepang pada bulan lalu secara resmi meminta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyelesaikan sengketa dengan China atas pembatasan ekspor bahan baku mineral langka.
Sekadar diketahui, China memasok lebih dari 90 persen mineral langka di pasar global. Menurut AFP, China saat ini memiliki cadangan mineral langka sebanyak 55 juta ton, mengalahkan Rusia dan AS yang masing-masing hanya memiliki 19 dan 13 juta ton.
()