Meskipun menteri jangan seenaknya saja
A
A
A
Sindonews.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali menggratiskan pintu tol di Ancol Barat beberapa saat lalu, tapi ternyata salah sasaran dan bertindak. Hal itu membuat pengamat hukum transportasi Siti Nurbaeti berpendapat bahwa seharusnya Dahlan melihat fakta di lapangan mengenai permasalahan kemacetan, dan tidak sewenang-wenang membuka pintu tol dan menggratiskannya.
“Tidak seharusnya Dahlan membuka pintu tol dan menggratiskannya, dia seharusnya melihat seperti apa fakta di lapangan, meskipun dia menteri tetapi tidak bisa seenaknya saja,” ungkap Siti seperti dikutip dari okezone, Selasa (10/4/2012).
Menurut Siti, seharusnya Dahlan bisa membedakan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pun milik swasta. “Melihat tindakan Dahlan itu, seharusnya tidak bisa disamakan BUMN dan swasta," imbuhnya.
Sementara itu, pendapat serupa diutarakan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis yang menyatakan langkah Dahlan Iskan yang menggratiskan pintu tol Ancol Barat dinilai sewenang-wenang dan tidak pantas.
"Soal gratis menggratiskan pintu tol itu semestinya kan kewenangan menteri perhubungan, bukan menteri BUMN,” ujar Harry.
Menurut Harry, tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan dinilai sudah sewenang-wenang dan tindakan tersebut sudah terlalu jauh meskipun Dahlan memiliki kewenangan sebagai menteri, bahkan hal tersebut dinilai overacting.
“Kalau dibilang itu sebagai solusi mengatasi kemacetan, seharusnya bukan itu yang dilakukan. Tapi harus ada penambahan pintu tol lain,” ungkap Harry.
Sebagaimana diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali menggratiskan pintu tol di Barat Ancol kemarin. Namun karena salah sasaran, dia meminta maaf karena salah sasaran. "Dengan ini saya minta maaf, karena menggratiskan banyak mobil yang lewat pintu tol Ancol Barat. Ternyata pintu tol itu bukan milik Jasa Marga (BUMN), tetapi milik swasta, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)," demikian diungkapkan Dahlan, seperti disampaikan oleh Kepala Humas dan Protokoler BUMN Faisal Hilmi.
Kejadian tersebut berawal kala mantan Dirut PLN ini akan melewati gerbang tol Ancol Barat. Meski pintu tol sebanyak empat jalur telah dibuka semua, namun antrean panjang tetap terjadi. Dahlan yang kesal kemudian menggratiskan mobil-mobil yang lewat.
Maksud Dahlan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja Jasa Marga yang merupakan BUMN sebagai pengelola jalan tol. Akan tetapi Dahlan salah sangka, Jasa Marga bukan pengelola tol tersebut.
"Saya minta maaf kepada manajemen CMNP karena saya mengira itu tol milik Jasa Marga. Langkah saya itu semata-mata didorong rasa tanggung jawab setelah melihat kemacetan luar biasa yang di akibatkan kurangnya loket pintu tol tersebut pada jam-jam seperti itu," lanjut Dahlan.
Meski meminta maaf karena salah sasaran, Dahlan tetap mengimbau CMNP untuk melakukan perbaikan agar kedepan tidak terjadi lagi kemacetan panjang.
“Tidak seharusnya Dahlan membuka pintu tol dan menggratiskannya, dia seharusnya melihat seperti apa fakta di lapangan, meskipun dia menteri tetapi tidak bisa seenaknya saja,” ungkap Siti seperti dikutip dari okezone, Selasa (10/4/2012).
Menurut Siti, seharusnya Dahlan bisa membedakan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pun milik swasta. “Melihat tindakan Dahlan itu, seharusnya tidak bisa disamakan BUMN dan swasta," imbuhnya.
Sementara itu, pendapat serupa diutarakan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis yang menyatakan langkah Dahlan Iskan yang menggratiskan pintu tol Ancol Barat dinilai sewenang-wenang dan tidak pantas.
"Soal gratis menggratiskan pintu tol itu semestinya kan kewenangan menteri perhubungan, bukan menteri BUMN,” ujar Harry.
Menurut Harry, tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan dinilai sudah sewenang-wenang dan tindakan tersebut sudah terlalu jauh meskipun Dahlan memiliki kewenangan sebagai menteri, bahkan hal tersebut dinilai overacting.
“Kalau dibilang itu sebagai solusi mengatasi kemacetan, seharusnya bukan itu yang dilakukan. Tapi harus ada penambahan pintu tol lain,” ungkap Harry.
Sebagaimana diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali menggratiskan pintu tol di Barat Ancol kemarin. Namun karena salah sasaran, dia meminta maaf karena salah sasaran. "Dengan ini saya minta maaf, karena menggratiskan banyak mobil yang lewat pintu tol Ancol Barat. Ternyata pintu tol itu bukan milik Jasa Marga (BUMN), tetapi milik swasta, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)," demikian diungkapkan Dahlan, seperti disampaikan oleh Kepala Humas dan Protokoler BUMN Faisal Hilmi.
Kejadian tersebut berawal kala mantan Dirut PLN ini akan melewati gerbang tol Ancol Barat. Meski pintu tol sebanyak empat jalur telah dibuka semua, namun antrean panjang tetap terjadi. Dahlan yang kesal kemudian menggratiskan mobil-mobil yang lewat.
Maksud Dahlan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja Jasa Marga yang merupakan BUMN sebagai pengelola jalan tol. Akan tetapi Dahlan salah sangka, Jasa Marga bukan pengelola tol tersebut.
"Saya minta maaf kepada manajemen CMNP karena saya mengira itu tol milik Jasa Marga. Langkah saya itu semata-mata didorong rasa tanggung jawab setelah melihat kemacetan luar biasa yang di akibatkan kurangnya loket pintu tol tersebut pada jam-jam seperti itu," lanjut Dahlan.
Meski meminta maaf karena salah sasaran, Dahlan tetap mengimbau CMNP untuk melakukan perbaikan agar kedepan tidak terjadi lagi kemacetan panjang.
()