Pasar Barang Mewah Melambat untuk Pertama Kalinya sejak Krisis 2008

Jum'at, 15 November 2024 - 09:14 WIB
loading...
Pasar Barang Mewah Melambat...
Sekitar 50 juta konsumen brand mewah telah memilih keluar dari pasar barang mewah atau dipaksa keluar dari pasar produk-produk mewah dalam dua tahun terakhir, kata laporan terbaru. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Bisnis barang mewah diproyeksikan bakal mengalami perlambatan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008 , tidak termasuk periode lockdown saat Pandemi Covid-19. Prediksi ini menurut laporan terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan konsultan Bain & Company.

Laporan tahunan yang belum lama dirilis menunjukkan penurunan 2% untuk sektor barang mewah pada tahun ini, menjadi USD384 miliar di tengah ketidakpastian makroekonomi dan perlambatan di China, yang semuanya membebani belanja konsumen.



Tren ini dinilai sangat akut di antara Generasi Z, atau zoomer (lahir antara 1997 dan 2012), menurut laporan tersebut, karena biaya yang lebih tinggi dan loyalitas pelanggan yang menurun mendorong pembeli untuk mengurangi pembelian brand kelas atas.

Sekitar 50 juta konsumen brand mewah "telah memilih keluar dari pasar barang mewah atau dipaksa keluar dari pasar produk-produk mewah dalam dua tahun terakhir," kata laporan itu.

Secara keseluruhan, pengeluaran barang mewah di dunia untuk barang-barang seperti pakaian, tas, perhiasan, dan kosmetik diperkirakan akan bergerak mendatar secara year-on-year (YoY) pada tahun 2024 untuk berada di sekitar USD1,6 triliun atau setara Rp25.131 triliun (kurs Rp15,707 per USD).

Dalam skala global, pertumbuhan kategori terkuat terlihat pada sektor kecantikan dan kacamata. Perhiasan menjadi kategori produk mewah yang paling tangguh, sedangkan sepatu dan jam tangan masih terus berjuang.

"Kami memperkirakan bahwa hanya sekitar sepertiga dari merek mewah yang akan muncul dari tahun 2024 dengan pertumbuhan positif, turun dari dua pertiga tahun sebelumnya – banyak brand mewah akan mengalami penurunan pendapatan," tulis Bain & Company.

Berbeda dengan barang-barang pribadi kelas atas, pengeluaran untuk pengalaman mewah, seperti perhotelan dan makan, diperkirakan akan meningkat tahun ini.

"Untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan, brand perlu memikirkan kembali semuanya, membangun kembali kreativitas dan memadukan buku pedoman lama dan baru," kata Federica Levato, mitra di Bain & Company.



Laporan tersebut menunjukkan bahwa pasar negara berkembang mewakili pertumbuhan potensial baru – termasuk Amerika Latin, India, Asia Tenggara, dan Afrika. Secara kolektif, mereka diperkirakan akan menambah lebih dari 50 juta konsumen mewah kelas menengah ke atas pada tahun 2030.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Perubahan Komisaris...
Perubahan Komisaris BNI, Deputi Protokol Istana Diganti Profesional
IKN Tetap Dibuka Selama...
IKN Tetap Dibuka Selama Lebaran 2025, Catat Jam Kunjungan dan Cara Daftarnya
Profesional dan Begawan...
Profesional dan Begawan Ekonomi Jadi Pengurus, Danantara Diyakini Mampu Tumbuhkan Investasi
Setelah Tembus Pasar...
Setelah Tembus Pasar AS, Krakatau Steel Ekspor Baja Canai Panas ke Eropa
Wadirut Bulog Buka Suara...
Wadirut Bulog Buka Suara Soal Dugaan Takaran Beras SPHP Disunat
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Mudik Gratis Alfamidi...
Mudik Gratis Alfamidi Berangkat 1.200 Pemudik ke Kampung Halaman
Cetak Laba Bersih Rp582...
Cetak Laba Bersih Rp582 M di 2024, MPMX Komit Tumbuh Berkelanjutan
Rupiah Ambruk hingga...
Rupiah Ambruk hingga Sentuh Rp16.622, BI Sebut Beda Cerita dengan Krismon 1998
Rekomendasi
DPR ke Krakatau Steel...
DPR ke Krakatau Steel Cilegon: Dorong Industri Baja Nasional Berkembang
Benarkah Kapal Nabi...
Benarkah Kapal Nabi Nuh Kayunya Berasal dari Indonesia? Simak Pembahasan Lengkapnya
Iran Siapkan Operasi...
Iran Siapkan Operasi True Promise III Menarget Israel, Berikut 3 Skenarionya
Berita Terkini
Serambi MyPertamina...
Serambi MyPertamina Hadir di Bandara Ngurah Rai, Beri Layanan Gratis bagi Pemudik
48 menit yang lalu
Harga Gas Melonjak Tajam,...
Harga Gas Melonjak Tajam, Pelanggan Non-PGBT Teriak
1 jam yang lalu
Jasa Marga: 1,4 juta...
Jasa Marga: 1,4 juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Saat Puncak Arus Mudik
2 jam yang lalu
Takut Kanada dan UE...
Takut Kanada dan UE Bersekongkol, Trump Beri Ancaman Tarif Lebih Besar
2 jam yang lalu
Aturan Opsen Pajak Baru...
Aturan Opsen Pajak Baru di DKI Jakarta, Ini Ketentuan dan Implikasinya
3 jam yang lalu
Analis Sebut Kebijakan...
Analis Sebut Kebijakan Isolasionis AS Bisa Percepat Dedolarisasi
3 jam yang lalu
Infografis
Pertama Kali, Israel...
Pertama Kali, Israel Gunakan THAAD untuk Cegat Rudal dari Yaman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved