Kadin gencar gaet investor
A
A
A
Sindonews.com - Business gathering atau yang dikenal dengan pertemuan pelaku bisnis dalam beberapa tahun belakangan gencar digalakkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur. Kegiatan itu beberapa kali mengundang investor dari luar negeri.
Dalam empat bulan terakhir tahun ini, pengusaha asal Jatim yang tergabung dalam Kadin, sudah delapan kali menggelar business gathering dengan pengusaha dari luar negeri. Di antaranya, dari Korea Selatan, China, Jepang, Thailand, Qatar, Dubai Uni Emirat Arab serta Maroko. Kemarin, pengusaha Jatim juga menggelar business gatheringdengan delegasi pengusaha Malaysia di Hotel Shangri-La.
“Tahun lalu, kami telah menggelar pertemuan dengan sekitar 20-an negara. Mayoritas adalah negara-negara kaya seperti Jepang dan China. Kami tidak menetapkan berapa jumlah negara yang akan kami ajak business gathering. Biasanya pengusaha dari luar negeri yang minta pertemuan," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Dedy Suhajadi.
Ia juga menambahkan tujuan dari pertemuan ini adalah untuk untuk meningkatkan investasi di Jawa Timur, dimana juga dihadiri, delegasi pengusaha dari Malaysia berjumlah 26 pengusaha dengan jumlah 19 perusahaan. Jenis perusahaannya beragam, mulai dari perikanan, konstruksi, makanan dan minuman hingga kosmetik.
Mayoritas perusahaan yang hadir merupakan skala kecil dan menengah. Kehadiran pengusahan asal negeri Jiran ini bertujuan untuk penjajakan investasi di Jatim, khususnya investasi sektor makanan dan minuman (mamin).
Neraca perdagangan sektor mamin antara Jatim dan Malaysia cukup tinggi. Jatim, selama 2011 lalu telah mengimpor mamin dari Malaysia senilai Rp486 miliar dari total impor mamin senilai Rp1,5 triliun. Tingginya impor mamin dari negara berbentuk federasi itu dikarenakan kualitas label halalnya tinggi. Hampir semua makanan yang ada negara bekas koloni Inggris terjamin halal-nya.
“Untuk bisa menarik investor, maka infrastruktur harus dipersiapkan, seperti perizinan yang mudah, mendapat tanah dengan mudah juga,” tandas Dedy.
Menurut Dedy, investasi Malaysia ke Indonesia harus dipacu. Selama ini Malaysia hanya berdagang dan memandang Indonesia, khususnya Jatim hanya sebagai pasar. “Kami harus menawarkan yang paling menarik untuk para investor. Tidak hanya Malaysia.Tapi juga investor-investor lain dari luar negeri. Tapi, kami akan berupaya mengoptimalkan kerjasama dagang dengan negara yang memang kaya seperti China dan Jepang,” imbuh pria berkacamata ini.
Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Dato Sri Mustafa Mohamed tidak keberatan untuk berinvestasi di Jatim, mengingat Malaysia sudah sangat menguasai teknologi dalam produksi mamin.
Pihaknya mengakui bahwa, selama ini Malaysia memang belum pernah berinvestasi di Jatim. Malaysia hanya berinvestasi sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Sulawesi.
“Kami akan pertimbangkan untuk berinvestasi di Jawa Timur. Setelah pertemuan ini (business gathering) harus ada tindaklanjut lagi dari pelaku usaha Jawa Timur.Misalnya berkunjung ke Malaysia dan mempromosikan, apa saja yang menarik di Jawa Timur,” katanya. (ank)
Dalam empat bulan terakhir tahun ini, pengusaha asal Jatim yang tergabung dalam Kadin, sudah delapan kali menggelar business gathering dengan pengusaha dari luar negeri. Di antaranya, dari Korea Selatan, China, Jepang, Thailand, Qatar, Dubai Uni Emirat Arab serta Maroko. Kemarin, pengusaha Jatim juga menggelar business gatheringdengan delegasi pengusaha Malaysia di Hotel Shangri-La.
“Tahun lalu, kami telah menggelar pertemuan dengan sekitar 20-an negara. Mayoritas adalah negara-negara kaya seperti Jepang dan China. Kami tidak menetapkan berapa jumlah negara yang akan kami ajak business gathering. Biasanya pengusaha dari luar negeri yang minta pertemuan," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Dedy Suhajadi.
Ia juga menambahkan tujuan dari pertemuan ini adalah untuk untuk meningkatkan investasi di Jawa Timur, dimana juga dihadiri, delegasi pengusaha dari Malaysia berjumlah 26 pengusaha dengan jumlah 19 perusahaan. Jenis perusahaannya beragam, mulai dari perikanan, konstruksi, makanan dan minuman hingga kosmetik.
Mayoritas perusahaan yang hadir merupakan skala kecil dan menengah. Kehadiran pengusahan asal negeri Jiran ini bertujuan untuk penjajakan investasi di Jatim, khususnya investasi sektor makanan dan minuman (mamin).
Neraca perdagangan sektor mamin antara Jatim dan Malaysia cukup tinggi. Jatim, selama 2011 lalu telah mengimpor mamin dari Malaysia senilai Rp486 miliar dari total impor mamin senilai Rp1,5 triliun. Tingginya impor mamin dari negara berbentuk federasi itu dikarenakan kualitas label halalnya tinggi. Hampir semua makanan yang ada negara bekas koloni Inggris terjamin halal-nya.
“Untuk bisa menarik investor, maka infrastruktur harus dipersiapkan, seperti perizinan yang mudah, mendapat tanah dengan mudah juga,” tandas Dedy.
Menurut Dedy, investasi Malaysia ke Indonesia harus dipacu. Selama ini Malaysia hanya berdagang dan memandang Indonesia, khususnya Jatim hanya sebagai pasar. “Kami harus menawarkan yang paling menarik untuk para investor. Tidak hanya Malaysia.Tapi juga investor-investor lain dari luar negeri. Tapi, kami akan berupaya mengoptimalkan kerjasama dagang dengan negara yang memang kaya seperti China dan Jepang,” imbuh pria berkacamata ini.
Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Dato Sri Mustafa Mohamed tidak keberatan untuk berinvestasi di Jatim, mengingat Malaysia sudah sangat menguasai teknologi dalam produksi mamin.
Pihaknya mengakui bahwa, selama ini Malaysia memang belum pernah berinvestasi di Jatim. Malaysia hanya berinvestasi sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Sulawesi.
“Kami akan pertimbangkan untuk berinvestasi di Jawa Timur. Setelah pertemuan ini (business gathering) harus ada tindaklanjut lagi dari pelaku usaha Jawa Timur.Misalnya berkunjung ke Malaysia dan mempromosikan, apa saja yang menarik di Jawa Timur,” katanya. (ank)
()