Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 masih diragukan

Rabu, 11 April 2012 - 10:18 WIB
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 masih diragukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 masih diragukan
A A A
Sindonews.com - Sejumlah investor menilai negara-negara ASEAN telah gagal menghargai manfaat bersama dan menghilangkan perlindungan bagi industri lokal. Hal ini menjadi kekhawatiran investor dan mulai disoroti.

Padahal, dengan jumlah penduduk 1,5 miliar jiwa dan total ekonomi di atas USD1,5 triliun, ASEAN sudah menjadi pusat kekuatan regional di pasar negara berkembang yang dikenal oleh semua investor internasional. Kawasan ASEAN jelas menonjol berkat indikator makroekonomi yang solid dan kinerja berlebih seperti yang terjadi Indonesia.

"Namun masih ada keraguan bahwa kemauan politik belum cukup untuk mencapai tujuan integrasi yang dijabarkan dalam Peta Jalan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015," ujar Editor Regional Oxford Business Group Editor untuk Asia Paulius Kuncinas, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Okezone, Rabu (11/4/2012).

Dia menambahkan, ini saat yang tepat untuk menyajikan kembali manfaat dari integrasi ASEAN dan menjadikan sebuah entitas politik dan ekonomi berpengaruh secara global, serta membantu untuk meningkatkan PDB per kapita dan meningkatkan kualitas hidup warga.

"Kelas investor yang mencari risiko negara dalam, seperti automotif, telah menempatkan investasi mereka di ASEAN. Pada 2012 ASEAN cenderung melihat putaran sekunder dari investor yang tertarik oleh fundamental pertumbuhan yang kuat dari wilayah secara keseluruhan.

Menurutnya, KTT ini membawa para pemimpin bangsa-bangsa bersama pada suatu waktu transformasional bagi sepuluh ekonomi Asia Tenggara terbesar. Sementara membangun Komunitas ASEAN pada 2015 hanya tiga tahun lagi, dan tidak ada tindakan khusus yang diambil untuk mempercepat agenda integrasi.

"Contohnya ketika KTT, yang berlangsung pada 3 dan 4 April, menempatkan integrasi tinggi dalam agenda, tetapi tidak berhasil mengirimkan sinyal yang jelas kepada komunitas investasi global bahwa negara-negara di kawasan ini siap untuk merebut peluang yang ada saat ini dalam kapitalisme global," bebernya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5092 seconds (0.1#10.140)