Kelangkaan elpiji 3 Kg merata di Yogya
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram (kg) tidak hanya terjadi di Gunungkidul, tapi juga di Kulonprogo dan beberapa daerah perbatasan Kulonprogo-Bantul. Kelangkaan bahan bakar gas ini diduga karena banyak nelayan yang menggunakannya untuk bekal melaut.
Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto mengatakan, secara informal sudah menerima laporan kelangkaan elpiji 3 kg di sejumlah daerah di DIY. Dia mengaku heran dengan kelangkaan yang terjadi mengingat pasokan ke kabupaten/-kota di DIY sudah dianggap mencukupi. “Padahal pasokannya sudah banyak, sekitar 40.000 tabung per hari untuk wilayah DIY,” ucapnya kemarin.
Dia menilai distribusi elpiji 3 kg tersebut besar kecilnya berdasarkan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten/ kota. Tertinggi adalah Kabupaten Sleman yang mencapai 18.000 tabung per hari. Kemudian berturut-turut disusul Bantul (14.000 tabung), Kota Yogyakarta (12.000 tabung), Gunungkidul (6.000 tabung), dan Kulonprogo (5.082 tabung). “Logikanya dengan jumlah pasokan sudah mencukupi,” ujarnya.
Menurut Siswanto, kelangkaan yang terjadi di Gunungkidul dan Kulonprogo sebagian besar berada di pesisir selatan DIY. “Jadi diindikasikan, kelangkaan ini karena banyak nelayan yang menggunakan gas elpiji 3 kilogram sebagai bekal di laut saat menangkap ikan. Dugaan sementara kami seperti itu,” ucapnya.
Pada prinsipnya, Hiswana Migas DIY sangat siap menambah pasokan ke sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan. Namun, prosedurnya harus jelas, yakni kabupaten/kota melalui masing-masing Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengajukan secara resmi penambangan pasokan.
“Mau tambah atau tidak, tergantung masing-masing kabupaten/ kota. Kita siap melayaninya kalau ada pengajuan penambahan pasokan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Siswanto mengatakan, pekan ini akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan se-DIY untuk membahas kelangkaan ini. Supardi, 50, nelayan asal Desa Bugel, Kecamatan Panjatan mengakui, para nelayan membutuhkan gas elpiji sebagai bekal mencari ikan di laut. Bahan bakar tersebut lebih praktis dibanding yang lain.
“Tetapi jumlahnya (tabung 3 kg) sedikit, 1 tabung saja bisa untuk berhari-hari. Saya tidak percaya kelangkaan gas karena nelayan menggunakan gas 3 kg untuk bekal melaut,” ucapnya. (ank)
Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto mengatakan, secara informal sudah menerima laporan kelangkaan elpiji 3 kg di sejumlah daerah di DIY. Dia mengaku heran dengan kelangkaan yang terjadi mengingat pasokan ke kabupaten/-kota di DIY sudah dianggap mencukupi. “Padahal pasokannya sudah banyak, sekitar 40.000 tabung per hari untuk wilayah DIY,” ucapnya kemarin.
Dia menilai distribusi elpiji 3 kg tersebut besar kecilnya berdasarkan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten/ kota. Tertinggi adalah Kabupaten Sleman yang mencapai 18.000 tabung per hari. Kemudian berturut-turut disusul Bantul (14.000 tabung), Kota Yogyakarta (12.000 tabung), Gunungkidul (6.000 tabung), dan Kulonprogo (5.082 tabung). “Logikanya dengan jumlah pasokan sudah mencukupi,” ujarnya.
Menurut Siswanto, kelangkaan yang terjadi di Gunungkidul dan Kulonprogo sebagian besar berada di pesisir selatan DIY. “Jadi diindikasikan, kelangkaan ini karena banyak nelayan yang menggunakan gas elpiji 3 kilogram sebagai bekal di laut saat menangkap ikan. Dugaan sementara kami seperti itu,” ucapnya.
Pada prinsipnya, Hiswana Migas DIY sangat siap menambah pasokan ke sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan. Namun, prosedurnya harus jelas, yakni kabupaten/kota melalui masing-masing Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengajukan secara resmi penambangan pasokan.
“Mau tambah atau tidak, tergantung masing-masing kabupaten/ kota. Kita siap melayaninya kalau ada pengajuan penambahan pasokan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Siswanto mengatakan, pekan ini akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan se-DIY untuk membahas kelangkaan ini. Supardi, 50, nelayan asal Desa Bugel, Kecamatan Panjatan mengakui, para nelayan membutuhkan gas elpiji sebagai bekal mencari ikan di laut. Bahan bakar tersebut lebih praktis dibanding yang lain.
“Tetapi jumlahnya (tabung 3 kg) sedikit, 1 tabung saja bisa untuk berhari-hari. Saya tidak percaya kelangkaan gas karena nelayan menggunakan gas 3 kg untuk bekal melaut,” ucapnya. (ank)
()