Krisis global bukan ancaman investasi properti mewah
A
A
A
Sindonews.com - Ancaman krisis global rupanya tidak menghalangi minat investor untuk menanamkan modal pada properti mewah, yang terletak di kota-kota besar dan populer, seperti London, New York, Paris hingga Asia seperti Hong Kong, Singapura, Beijing, dan Tokyo.
Senior Research Manager lembaga konsultan properti global Knight Frank Hasan Pamudji menyatakan bahwa save heaven atau tempat investasi yang aman bukan pada kondisi negara secara umum, tapi lebih spesifik ke wilayah.
"Save heaven itu lokasi bukan negara, daya tarik, bukan kondisi umum. Lifestyle (gaya hidup) itu kan sangat penting, bobot mutu kehidupan (quality life) juga sangat berpengaruh pada investasi properti yang semakin menarik dan menggiurkan," ungkapnya dalam pemaparan The Wealth Report 2012.
Maka, menurutnya, tidak mengherankan jika kota-kota maju dan populer tersebut menjadi global city yang menarik bagi para pemilik modal.
"Untuk Indonesia sendiri meskipun secara umum pasar properti terus tumbuh positif, namun masih perlu banyak belajar dan perbaikan di segala sisi," ujarnya.
Hasan juga menambahkan, aspek gaya hidup, ekonomi, politik, dan kualitas masyarakat menjadi kekuatan utama untuk menjadi global city yang maju sesuai yang dicita-citakan.
"Jika Jakarta ingin jadi global city yang semakin diperhitungkan, maka harus ada perubahan. Di Indonesia kan hukum atau regulasi yang diberlakukan pemerintah kita kan main pukul rata saja. Ke depan saya harap mulai dapat dipilah-pilah sesuai aspek masing-masing," imbuh Hasan.
Senior Research Manager lembaga konsultan properti global Knight Frank Hasan Pamudji menyatakan bahwa save heaven atau tempat investasi yang aman bukan pada kondisi negara secara umum, tapi lebih spesifik ke wilayah.
"Save heaven itu lokasi bukan negara, daya tarik, bukan kondisi umum. Lifestyle (gaya hidup) itu kan sangat penting, bobot mutu kehidupan (quality life) juga sangat berpengaruh pada investasi properti yang semakin menarik dan menggiurkan," ungkapnya dalam pemaparan The Wealth Report 2012.
Maka, menurutnya, tidak mengherankan jika kota-kota maju dan populer tersebut menjadi global city yang menarik bagi para pemilik modal.
"Untuk Indonesia sendiri meskipun secara umum pasar properti terus tumbuh positif, namun masih perlu banyak belajar dan perbaikan di segala sisi," ujarnya.
Hasan juga menambahkan, aspek gaya hidup, ekonomi, politik, dan kualitas masyarakat menjadi kekuatan utama untuk menjadi global city yang maju sesuai yang dicita-citakan.
"Jika Jakarta ingin jadi global city yang semakin diperhitungkan, maka harus ada perubahan. Di Indonesia kan hukum atau regulasi yang diberlakukan pemerintah kita kan main pukul rata saja. Ke depan saya harap mulai dapat dipilah-pilah sesuai aspek masing-masing," imbuh Hasan.
()