RI pasar farmasi terbesar di ASEAN

Jum'at, 13 April 2012 - 09:32 WIB
RI pasar farmasi terbesar...
RI pasar farmasi terbesar di ASEAN
A A A
Sindonews.com – Pasar industri farmasi nasional tahun ini diperkirakan mencapai USD4,7-4,9 miliar (sekitar Rp44,1 triliun). Nilai pasar tersebut meningkat dibandingkan tahun 2011 yang diperkirakan mencapai USD 4,57 miliar.

“Pangsa pasar di dunia memang berkembang tapi tidak seperti di Indonesia. Rata-rata kita bertumbuh 13,4 persen. Tahun 2014 kami perkirakan pasar akan mencapai USD6,1 miliar. Tiga negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Thailand,dan Filipina pasarnya sudah 80 persen terhadap seluruh dunia,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal GP Farmasi Indonesia Kendrariadi Suhanda di Jakarta kemarin. Hal senada diungkapkan oleh Managing Director ASEAN Business UBM Asia M Gandhi.

Secara rata-rata, kata dia, pertumbuhan pasar farmasi dunia hanya sebesar tiga persen. Menurut dia, Indonesia adalah pasar farmasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Lebih lanjut Kendrariadi mengatakan, pangsa pasar bahan baku obat secara nasional mencapai 25 persen dari total pasar industri farmasi. Pangsa pasar bahan baku obat tersebut nilainya mencapai sekitar Rp11 triliun. Di sisi lain, tutur Kendrariadi, saat ini Indonesia masih kesulitan membangun industri bahan baku obat.

Hal itu disebabkan oleh sejumlah faktor,di antaranya adalah harga produk lokal masih tidak mampu bersaing dengan produk impor yang jauh lebih murah. “Kita bukan tidak berpikir untuk membangun industri bahan baku obat di Indonesia. Tapi, bahan baku kita tidak efisien dan jadi mahal. Kita terhambat masalah harga,” jelasnya. Untuk itu, dukungan serta bantuan dari pemerintah amat dibutuhkan.

Menurut dia, Indonesia harusnya mengundang produsen pembuat bahan baku untuk berinvestasi di dalam negeri. Dengan begitu, industri farmasi domestik akan mendapatkan bahan baku sekaligus pasarnya. Hal senada diungkapkan oleh Ketua Bendahara GP Farmasi DKI Teddy Iman Soewahjo. Menurut dia, di negara lain ada keterlibatan dari pemerintah untuk mendukung perkembangan industri bahan baku obat.

“Harus ada good will atau political will.Apakah pemerintah bisa membantu misalnya sediakan keringanan tax dan bantuan riset karena ini mahal sekali. Kalau pemerintah mau bantu,saya rasa tidak akan ada masalah,”tegasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5612 seconds (0.1#10.140)