Selandia Baru minati investasi peternakan sapi
A
A
A
Sindonews.com - Kerjasama Indonesia dan Selandia Baru selain memperluas dibidang geothermal, para pelaku bisnis dari Selandia Baru tampaknya berminat untuk berinvestasi dalam hal peternakan sapi yang diharapkan dapat segera terealisasi pada tahun ini.
"Sapi selain pada perdagangan akan dilakukan investasi disini, dan mereka keliatannya sangat positif untuk menyikapi itu , bukan hanya untuk perdagangan tetapi untuk investasi," ungkap Menteri Perdagangan Gita Wirjawan setelah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Selandia Baru, John Key di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (16/4/2012).
Walaupun angka investasi belum bisa disebutkan, karena masih ada pertemuan lebih lanjut, namun Gita menegaskan, realisasi investasi akan bisa dilakukan pada tahun 2012. "Jika untuk sapi, InsyaAllah tahun ini bsa dilakukan," paparnya.
Ia juga menambahkan jika Indonesia dapat mengimpor sapi dalam jumlah besar dari Selandia Baru. Pasalnya, jumlah sapi di Selandia Baru sangat berlebihan. "Sapi di sana jumlahnya 30 juta ekor, biri-birinya 40 juta ekor padahal populasi di sana hanya 4,5 juta," ucapnya.
Menurutnya, dengan kelebihan yang dimiliki oleh negara tersebut, memungkinkan Indonesia bisa memperoleh nilai tambah dari adanya peternakan yang maju di sana. "Kita impor banyak sekali dari sana seperti daily product, karena mereka kuat di sana," imbuhnya.
Sementara itu, Indonesia berencana mengirimkan beberapa hasil industrinya seperti tekstil, garmen, dan komoditas pertanian yang dibutuhkan oleh Selandia Baru.
Selain itu, Gita memastikan hubungan dagang akan terus ditingkatkan dengan total nilai hasil perdagangan dengan Selandia Baru. Diketahui saat ini, nilai perdagangan Indonesia ke Selandia Baru masih tergolong kecil yaitu sekira USD1,1 miliar.
Sedangkan, untuk geothermal, dirinya menyatakan, sejauh ini beberapa pengusaha dari Selandia Baru sudah datang ke Indonesia untuk memastikan potensi geothermal yang ada.
"Kita memiliki 40 persen dari total research yang ada di dunia dan mereka punya kepiawaiannya, dan itu mereka dan sudah membawa beberapa pengusaha geothermal dari Selandia Baru ke Indonesia, nanti kita akan lakukan pembiacaraan yang lebih detail," tambah Gita.
Dia juga menerangkan pada investasi dibidang geothermal, harus mengikuti proses. Dimana proses itu melibatkan tender di tingkat provinsi dan akan makan waktu. Tapi menurutnya setidaknya mereka sudah bawa beberapa pengusaha.
Masih sama dengan sapi, Gita menyatakan angka investasi belum dapat diketahui karena masih ada pertemuan selanjutnya. "Saya belum tahu, yang pasti gencar investasinya," pungkas Gita. (ank)
"Sapi selain pada perdagangan akan dilakukan investasi disini, dan mereka keliatannya sangat positif untuk menyikapi itu , bukan hanya untuk perdagangan tetapi untuk investasi," ungkap Menteri Perdagangan Gita Wirjawan setelah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Selandia Baru, John Key di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (16/4/2012).
Walaupun angka investasi belum bisa disebutkan, karena masih ada pertemuan lebih lanjut, namun Gita menegaskan, realisasi investasi akan bisa dilakukan pada tahun 2012. "Jika untuk sapi, InsyaAllah tahun ini bsa dilakukan," paparnya.
Ia juga menambahkan jika Indonesia dapat mengimpor sapi dalam jumlah besar dari Selandia Baru. Pasalnya, jumlah sapi di Selandia Baru sangat berlebihan. "Sapi di sana jumlahnya 30 juta ekor, biri-birinya 40 juta ekor padahal populasi di sana hanya 4,5 juta," ucapnya.
Menurutnya, dengan kelebihan yang dimiliki oleh negara tersebut, memungkinkan Indonesia bisa memperoleh nilai tambah dari adanya peternakan yang maju di sana. "Kita impor banyak sekali dari sana seperti daily product, karena mereka kuat di sana," imbuhnya.
Sementara itu, Indonesia berencana mengirimkan beberapa hasil industrinya seperti tekstil, garmen, dan komoditas pertanian yang dibutuhkan oleh Selandia Baru.
Selain itu, Gita memastikan hubungan dagang akan terus ditingkatkan dengan total nilai hasil perdagangan dengan Selandia Baru. Diketahui saat ini, nilai perdagangan Indonesia ke Selandia Baru masih tergolong kecil yaitu sekira USD1,1 miliar.
Sedangkan, untuk geothermal, dirinya menyatakan, sejauh ini beberapa pengusaha dari Selandia Baru sudah datang ke Indonesia untuk memastikan potensi geothermal yang ada.
"Kita memiliki 40 persen dari total research yang ada di dunia dan mereka punya kepiawaiannya, dan itu mereka dan sudah membawa beberapa pengusaha geothermal dari Selandia Baru ke Indonesia, nanti kita akan lakukan pembiacaraan yang lebih detail," tambah Gita.
Dia juga menerangkan pada investasi dibidang geothermal, harus mengikuti proses. Dimana proses itu melibatkan tender di tingkat provinsi dan akan makan waktu. Tapi menurutnya setidaknya mereka sudah bawa beberapa pengusaha.
Masih sama dengan sapi, Gita menyatakan angka investasi belum dapat diketahui karena masih ada pertemuan selanjutnya. "Saya belum tahu, yang pasti gencar investasinya," pungkas Gita. (ank)
()