Bank asing kucuri PT Timah Rp3 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Timah Tbk (Tins) memperoleh pinjaman sindikasi dari bank lokal maupun asing sebesar Rp3 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan perusahaan timah pelat merah tersebut untuk investasi maupun ekspansi usaha.
Direktur Utama Timah Wachid Usman mengatakan, perseroan telah mendapat sindikasi pinjaman dengan total nilai mencapai Rp3 triliun. “Pinjaman tersebut berasal dari konsorsium BRI, Mandiri dan bank luar," kata dia di Pangkalpinang, Senin 16 April 2012.
Lebih lanjut Wachid menjelaskan, dana tersebut dialokasikan untuk investasi, termasuk untuk akuisisi kuasa pertambangan (KP) batu bara. Perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini sebesar Rp1,4 triliun. Sumber belanja modal berasal dari kas internal maupun pinjaman perbankan, dengan porsi 30 persen kas internal dan sisanya 70 persen pinjaman perbankan.
Belanja modal tersebut dialokasikan untuk belanja rutin, seperti modifikasi bucket wheel dredge (BWD) dan kapal keruk kecil serta peningkatan pengolahan dan peleburan timah. Adapun, nilai investasi untuk modifikasi dua unit BWD sekitar Rp1 triliun. Modifikasi BWD dari kapal keruk tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2013 atau awal 2014. Kapasitas satu BWD sebesar 2.000 MT atau empat kali kapasitas kapal keruk.
Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) timah tersebut juga membangun lima unit kapal isap produksi (KIP), yang diharapkan selesai akhir tahun ini atau awal 2013. Dana untuk pembangunan satu unit KIP diperkirakan sebesar Rp32 miliar. Saat ini, perseroan telah mengoperasikan sebanyak 10 unit KIP, sehingga dengan rampungnya lima unit KIP, maka total KIP yang dimiliki Timah menjadi 15 unit.
Modifikasi kapal keruk ini untuk memaksimalkan produksi timah perseroan. Sementara, perseroan pada tahun ini manergetkan produksi sebanyak 50.000 metrik ton (MT), sedangkan pada tahun lalu produksi timah perseroan sekitar 38.132 atau turun 6 persen dibanding 2010 sebesar 40.412 MT.
Dari target produksi 50.000 MT per tahun, Wachid menjelaskan, perseroan akan memperbesar kontribusi dari penambangan laut menjadi 70 persen dari sebelumnya 55 persen. Sedangkan dari penambangan darat diminimalisir menjadi 30 persen dari sebelumnya 45 persen. Dari produksi tersebut, konsumsi untuk domestik hanya sekitar 2.000-3.000 MT per tahun dan sisanya untuk diekspor. (bro)
()