Pembatasan BBM bakal sumbang inflasi 0,7%
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi maka inflasi bertambah 0,7 persen. Pembatasan yang dimaksudkan adalah rencana pelarangan premium bagi kendaraan mobil menggunakan premium.
"Kalau seluruh mobil pribadi tidak boleh beli BBM bersubsidi di Jawa Bali, tambahan dampak inflasi 0,7 persen. Tapi kalau pembatasan tidak semua, dampak inflasi akan jauh lebih rendah 0,3 persen, tambahan inflasinya," kata Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Selasa (17/4/2012)
Konsep pembatasan BBM saat ini masih sedang dirancang oleh pemerintah. Sampai dengan saat ini, masih belum jelas model seperti apa yang akan direalisasikan.
Sedangkan jika ada kenaikan BBM bulan Juni ataupun Oktober, menurutnya dampak akan lebih besar. Kalau ada kenaikan harga BBM Rp1.500/liter, dampak inflasi 2,45 persen. Namun dengan APBNP memberikan kompensasi untuk transportasi sekitar Rp5 triliun, maka adanya kompensasi tersebut, tambahan dampak inflasi menjadi 2,2 persen.
"RDG (Rapat Dewan Gubernur) kemarin berkeyakinan dampak inflasi karena kenaikan BBM bersifat temporer, tetap yakini itu. Dan tekanan fundamental dari inflasi tetap terkendali. Dengan pertimbangan, inflasi inti masih terkendali, tingkat pertumbuhan ekonomi masih dibawah potensial outputnya,"jelasnya
Perry menambahkan, berdasarkan hasil rapat Dewan Gubernur kemarin, juga meyakini, dampak inflasi akan tomporer, inflasi akan kembali ke trend fundamentalnya. "Pertumbuhan 6,3-6,7 persen masih bisa dicapai meskipun itu masih di batas bawah," pungkasnya.
"Kalau seluruh mobil pribadi tidak boleh beli BBM bersubsidi di Jawa Bali, tambahan dampak inflasi 0,7 persen. Tapi kalau pembatasan tidak semua, dampak inflasi akan jauh lebih rendah 0,3 persen, tambahan inflasinya," kata Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Selasa (17/4/2012)
Konsep pembatasan BBM saat ini masih sedang dirancang oleh pemerintah. Sampai dengan saat ini, masih belum jelas model seperti apa yang akan direalisasikan.
Sedangkan jika ada kenaikan BBM bulan Juni ataupun Oktober, menurutnya dampak akan lebih besar. Kalau ada kenaikan harga BBM Rp1.500/liter, dampak inflasi 2,45 persen. Namun dengan APBNP memberikan kompensasi untuk transportasi sekitar Rp5 triliun, maka adanya kompensasi tersebut, tambahan dampak inflasi menjadi 2,2 persen.
"RDG (Rapat Dewan Gubernur) kemarin berkeyakinan dampak inflasi karena kenaikan BBM bersifat temporer, tetap yakini itu. Dan tekanan fundamental dari inflasi tetap terkendali. Dengan pertimbangan, inflasi inti masih terkendali, tingkat pertumbuhan ekonomi masih dibawah potensial outputnya,"jelasnya
Perry menambahkan, berdasarkan hasil rapat Dewan Gubernur kemarin, juga meyakini, dampak inflasi akan tomporer, inflasi akan kembali ke trend fundamentalnya. "Pertumbuhan 6,3-6,7 persen masih bisa dicapai meskipun itu masih di batas bawah," pungkasnya.
()