Bahana tangani emisi Rp7,5 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Bahana Securities telah menangani penawaran saham perdana (inital public offering/IPO), penerbitan saham baru (rights issue), dan obligasi dengan total emisi Rp7,5 triliun hingga April 2012.Nilai tersebut telah mencapai separuh dari target perseroan sebesar Rp15 triliun untuk tahun ini.
Direktur Utama Bahana Securities Eko Yuliantoro mengatakan, saat ini perseroan sedang membantu dua perusahaan yang siap masuk bursa,yakni PT Bank Pembangunan Daerah Bank Jawa Timur yang akan melepas sekitar 25% sahamnya kepada publik,dengan target perolehan dana sebesar Rp1–2 triliun.
Perusahaan lainnya bergerak di sektor bahan kimia yang menargetkan meraup dana dari IPO sekitar Rp1 triliun. “Di luar itu, perseroan sedang pitching untuk dua IPO lagi. Sektornya adalah plantation dan infrastruktur,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa(17/4) malam.
Eko menambahkan, setelah merampungkan penerbitan obligasi PT BCA Finance, perseroan tengah mempersiapkan penerbitan tiga surat utang baru.
Salah satu yang akan ditangani, ungkap dia, adalah PT Smart Tbk (SMAR). Anak usaha Grup Sinar Mas ini kabarnya akan mencari dana segar hingga Rp3 triliun. Untuk menangani penerbitan surat utang ini, Bahana tidak sendiri namun bersama-sama beberapa sekuritas lain, salah satunya OSK Nusadana Securities Indonesia. “Saat ini dokumen penerbitan tersebut telah sampai ke tangan Bursa Efek Indonesia,” paparnya.
Selain SMAR, lanjut Eko, memang masih ada dua perusahaan lain yang akan menggelar IPO. Namun, dia masih enggan membeberkan nama perusahaan yang dimaksud. “Yang satu di sektor keuangan dan satunya lagi itu sektor jasa,” ucapnya.
Eko menjelaskan, sama seperti SMAR, kedua perusahaan tersebut akan menggunakan buku Desember untuk menggelar aksi korporasi tersebut sehingga di pertengahan tahun ini dapat terealisasi. “Nilainya ada yang Rp 1 triliun, dan yang satunya sekitar Rp 1,5 triliun.Tapi,keduanya kalau tidak salah akan obligasi langsung, bukan obligasi berkelanjutan,” katanya.
Sementara,Kepala Riset PT Sinarmas Sekuritas, Jeff Tan mengatakan, bertambahnya jumlah kelas menengah diperkirakan akan menjadi katalis pada harga saham sektor properti, consumer goods, dan semen. Sehingga,bisa menopang penguatan IHSG hingga akhir tahun.
“Jika situasi dan kondisi perekonomian di Eropa tidak kembali bergejolak, Sinar Mas Sekuritas memperkirakan, pada akhir tahun ini, IHSG ditutup pada kisaran 4.400–4.600,” paparnya.
Di sisi lain, ungkap dia, investor asing juga mulai meningkatkan nilai investasinya di kawasan Asia, khususnya Indonesia. Apalagi kinerja perusahaan terbuka di Indonesia sangat baik yang terlihat dari laporan keuangannya. Serta tidak terlepas dari up gradingstatus Indonesia menjadi investment grade oleh Fitch dan Moody’s beberapa waktu lalu. (bro)
()