Produksi minyak Blok Cepu bakal naik 3.000 barel/hari
A
A
A
Sindonews.com - Produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, dapat dinaikkan dari 20 ribu barel/hari menjadi sekitar 22 ribu-23 ribu barel/hari.
Menurut Field Public and Government Affairs Manager PT Mobil Cepu Limited (MCL) Rexy Mawardijaya, fasilitas produksi di Lapangan Banyu Urip itu kini maksimal hanya 20 ribu barel/hari. ”Tim sedang menguji untuk menaikkan kapasitas produksi di Lapangan Banyu Urip itu. Namun, diperkirakan kenaikan produksi hanya sekitar 2.000-3.000 barel/hari,” ujarnya, kemarin.
Ia mengatakan, untuk menaikkan kapasitas produksi di Lapangan Banyu Urip, dibutuhkan kajian yang mendalam. Sebab, bila fasilitas produksi itu dipaksakan maka dampaknya bisa berbahaya. ”Kami ingin memenuhi permintaan pemerintah agar produksi minyak mentah dinaikkan, tetapi hal lain juga harus diperhatikan,” ujar Rexy.
Sementara itu, proses pengerjaan proyek Banyu Urip yang meliputi pembangunan fasilitas produksi, pipa alir muat minyak mentah, dermaga untuk bersandar kapal tangker dan infrastruktur di wilayah Bojonegoro-Tuban kini juga sedang dimulai.
Pengerjaan proyek Banyu Urip yang menelan dana triliunan rupiah itu ditargetkan selesai selama 36 bulan. Saat fasilitas produksi itu selesai dibangun maka produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip dapat dimaksimalkan menjadi 165 ribu barel/hari.
Menurut Kepala Badan Perizinan Pemkab Bojonegoro Bambang Waluyo, proyek Banyu Urip untuk tahap pertama telah selesai proses perizinannya yaitu izin mendirikan bangunan, lokasi dan izin gangguan.
Ia mengatakan, selain pengeboran minyak mentah Lapangan Banyu Urip, pihak Pemkab Bojonegoro kini juga berupaya mempermudah pendirian usaha yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi. ”Jadi, kegiatan industri minyak dan gas bumi di Bojonegoro ke depan bisa berkembang,” tandasnya. (ank)
Menurut Field Public and Government Affairs Manager PT Mobil Cepu Limited (MCL) Rexy Mawardijaya, fasilitas produksi di Lapangan Banyu Urip itu kini maksimal hanya 20 ribu barel/hari. ”Tim sedang menguji untuk menaikkan kapasitas produksi di Lapangan Banyu Urip itu. Namun, diperkirakan kenaikan produksi hanya sekitar 2.000-3.000 barel/hari,” ujarnya, kemarin.
Ia mengatakan, untuk menaikkan kapasitas produksi di Lapangan Banyu Urip, dibutuhkan kajian yang mendalam. Sebab, bila fasilitas produksi itu dipaksakan maka dampaknya bisa berbahaya. ”Kami ingin memenuhi permintaan pemerintah agar produksi minyak mentah dinaikkan, tetapi hal lain juga harus diperhatikan,” ujar Rexy.
Sementara itu, proses pengerjaan proyek Banyu Urip yang meliputi pembangunan fasilitas produksi, pipa alir muat minyak mentah, dermaga untuk bersandar kapal tangker dan infrastruktur di wilayah Bojonegoro-Tuban kini juga sedang dimulai.
Pengerjaan proyek Banyu Urip yang menelan dana triliunan rupiah itu ditargetkan selesai selama 36 bulan. Saat fasilitas produksi itu selesai dibangun maka produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip dapat dimaksimalkan menjadi 165 ribu barel/hari.
Menurut Kepala Badan Perizinan Pemkab Bojonegoro Bambang Waluyo, proyek Banyu Urip untuk tahap pertama telah selesai proses perizinannya yaitu izin mendirikan bangunan, lokasi dan izin gangguan.
Ia mengatakan, selain pengeboran minyak mentah Lapangan Banyu Urip, pihak Pemkab Bojonegoro kini juga berupaya mempermudah pendirian usaha yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi. ”Jadi, kegiatan industri minyak dan gas bumi di Bojonegoro ke depan bisa berkembang,” tandasnya. (ank)
()