Hiswana Migas usul mobil baru dipasang converter kit
A
A
A
Sindonews.com - Hiswana Migas mengusulkan konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) harus secepatnya dilakukan. Minimal tahun 2013, setiap mobil yang keluar dari pabrik harus sudah terpasang converter kit.
"Upaya pengendalian, harus tetap dilakukan. kita ada pengalihan secara bertahap, kami memilih gas. Mulai 2013 setiap mobil sudah harus ada converter kit. Itu setiap keluar dari pabrik," ungkap Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi di Polemik, Sindo Radio, Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/4/2012)
Kenapa harus dikeluarkan dari pabrik? karena menurutnya, akan terlalu berbahaya jika masyarakat melakukan pemasangan sendiri atau di bengkel yang belum terstandarisasi.
Pada acara yang bertemakan "BBM bikin galau" tersebut, dia menambahkan bahwa konversi ke gas, yang dikhawatirkan itu selama ini adalah ketersediaan infrastruktur SPBG. Padahal, sebenarnya, infrastruktur SPBG dapat ditambahkan pada setiap SPBU yang sudah ada.
"Hanya tambah infrastruktur disetiap SPBU, jadi jangan khawatir,"jelasnya.
Terkait dengan wacana pembatasan, Ery menyatakan bahwa Hiswana Migas dari dulu tetap mendukung kebijakan yang paling mudah di eksekusi, yaitu kenaikan harga BBM. Namun, secra bertahap, misalnya setiap satu semester kenaikan sebesar Rp500 per liter.
"Kami dari hiswana migas mndukung program yang mudah dilaksanakan. Maka itu kami tetap mendukung BBM naik bertahap. Tapi jika awal Mei, diputuskan untuk pembatasan, saya setuju dengan beberapa catatan,"pungkasnya.
"Upaya pengendalian, harus tetap dilakukan. kita ada pengalihan secara bertahap, kami memilih gas. Mulai 2013 setiap mobil sudah harus ada converter kit. Itu setiap keluar dari pabrik," ungkap Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi di Polemik, Sindo Radio, Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/4/2012)
Kenapa harus dikeluarkan dari pabrik? karena menurutnya, akan terlalu berbahaya jika masyarakat melakukan pemasangan sendiri atau di bengkel yang belum terstandarisasi.
Pada acara yang bertemakan "BBM bikin galau" tersebut, dia menambahkan bahwa konversi ke gas, yang dikhawatirkan itu selama ini adalah ketersediaan infrastruktur SPBG. Padahal, sebenarnya, infrastruktur SPBG dapat ditambahkan pada setiap SPBU yang sudah ada.
"Hanya tambah infrastruktur disetiap SPBU, jadi jangan khawatir,"jelasnya.
Terkait dengan wacana pembatasan, Ery menyatakan bahwa Hiswana Migas dari dulu tetap mendukung kebijakan yang paling mudah di eksekusi, yaitu kenaikan harga BBM. Namun, secra bertahap, misalnya setiap satu semester kenaikan sebesar Rp500 per liter.
"Kami dari hiswana migas mndukung program yang mudah dilaksanakan. Maka itu kami tetap mendukung BBM naik bertahap. Tapi jika awal Mei, diputuskan untuk pembatasan, saya setuju dengan beberapa catatan,"pungkasnya.
()