Wamen ESDM sempat pingsan di gunung

Sabtu, 21 April 2012 - 20:49 WIB
Wamen ESDM sempat pingsan...
Wamen ESDM sempat pingsan di gunung
A A A
Sindonews.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo wafat di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum wafat, almarhum dikabarkan sempat pingsan.

"Beliau jatuh pingsang ketika cuaca buruk di atas Gunung Tambora memburuk dan kekurangan oksigen,"ujar Istri Wamen ESDM Ninasapti Triaswati di rumah duka, Jalan Ciragil 28, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (21/2/2012).

Ditambahkan Nina, sebelum kejadian dirinya beserta keluarga tidak merasakan firasat apa-apa. Sebab, mendaki gunung merupakan kegemaran almarhum semasa muda dan menjadi hal yang biasa dalam keluarga mereka.

"Tak ada firasat apa-apa. Beliau sangat suka naik gunung. Naik gunung bagian dari hobi bapak selagi bapak senang enggak apa-apa," terangnya.

Sebelum berangkat, almarhum juga tidak berpesan apa-apa kepada istri dan anak-anaknya. Almarhum hanya berpamitan seperti biasa dan tak ada yang istimewa. "Pamit saja, kalau mau naik gunung," kenangnya.

Sekedar informasi, Widjajono lahir di Magelang pada 16 September 1951. Almarhum dikenal sebagai pengamat perminyakan. Selain menjabat sebagai Wamen ESDM, saat ini dia juga masih tercatat sebagai anggota Dewan Energi Nasional.

Widjajono dikenal sebagai Wamen yang nyentrik dengan potongan rambutnya yang agak panjang. Di balik kesibukannya sebagai pengajar dan wamen, Widjajono punya hobi yang menantang, yaitu naik gunung. Hampir seluruh gunung-gunung tinggi di Indonesia sudah didakinya.

Beberapa gunung di luar negeri pun sudah pernah disambangi Widjajono. Sejak kuliah dirinya memang dikenal suka mendaki gunung dan ikut dalam organisasi pecinta alam di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Seperti diketahui, almarhum diduga meninggal karena kekurangan zat asam saat sampai di pos satu di Gunung Tambora siang ini. Widjajojo berangkat ke Gunung Tambora pada Jumat 20 April 2012 sekira pukul 14.00 Wita. Saat di pos satu itu lah, dia merasakan mengeluh kesakitan dan jantungnya bergerak cepat.

Buruknya cuaca dan tebalnya kabut, semakin membuat sang profesor ini kesulitan mendapatkan perawatan pertama. Kendati begitu, Pak Wid sempat mendapatkan pertolongan dini oleh Dokter Windy dari Rumah Sakit (RS) Sumbawa. Namun dari hasil pemeriksaan tersebut belum diketahui kepastian penyebab kematian Widjajono. (wbs)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9810 seconds (0.1#10.140)