Kelangkaan gas industri butuh solusi
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan akan terus berupaya menyelesaikan masalah pasokan gas bagi kepentingan industri nasional. Kementerian juga berharap para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait bisa berkumpul guna membahas solusi dari masalah tersebut
“Saya yakin dalam tiga bulan ini kalau semua stakeholder kumpul bisa diselesaikan. Harus optimistis, stakeholder harus dikumpulkan dan diberi arahan oleh Presiden,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut dia, masalah kelangkaan pasokan gas industri merupakan masalah serius. Hidayat menyebutkan dirinya telah meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin forum yang khusus membahas masalah itu. Dia juga mempersoalkan agar pasokan gas industri nasional diseriusi.
“Saya telah minta kepada Presiden agar memimpin forum khusus masalah kelangkaan gas industri ini yang sudah diderita lebih dari dua tahun,” tuturnya.
Hidayat menegaskan, masalah tersebut harus segera dituntaskan dalam waktu dekat ini. Jika tidak bisa diselesaikan secara cepat, dia khawatir kondisi tersebut akan menjadi masalah bagi pertumbuhan industri nasional di masa mendatang.
Dia mengungkapkan, ironis selama ini Indonesia terus mengekspor gas ke negara lain dan mereka berkecukupan pasokannya, sementara di negeri sendiri kekurangan.
Dia menambahkan, saat ini kebutuhan gas industri baru terpenuhi 50 persen dari sekitar 2.100 MMSCFD (million metric standard cubic feet per day) atau juta standar metrik kaki kubik per hari.
Dia berharap pembangunan infrastrukturnya dipercepat yang melibatkan pihak-pihak terkait seperti Ditjen Migas Kementerian ESDM, BP Migas, PT PGN, dan Pertamina. Kendati demikian, Hidayat optimistis pertumbuhan industri hingga akhir tahun ini tidak akan terkoreksi.
Dia mengatakan jika diproyeksikan sebesar 7,2 persen kemungkinan sulit dicapai sehingga dikoreksi menjadi 7 persen. Hal tersebut mengaca pada koreksi target pertumbuhan ekonomi nasional dari 6,7 persen menjadi 6,5 persen pada 2012 ini karena melihat perkembangan perekonomian terkini.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, ketidakmampuan pemerintah dalam menjelaskan tugasnya terutama dalam mengatasi masalah infrastruktur menjadikan Indonesia kalah bersaing dengan negara lain di tingkat Asia.
”Gas diekspor, pelabuhan tidak diperbaiki. Infrastruktur itu adalah urusan pemerintah. Yang tidak efisien adalah negara ini, maka kita jadi pecundang di Asia,” ujarnya. (ank)
“Saya yakin dalam tiga bulan ini kalau semua stakeholder kumpul bisa diselesaikan. Harus optimistis, stakeholder harus dikumpulkan dan diberi arahan oleh Presiden,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut dia, masalah kelangkaan pasokan gas industri merupakan masalah serius. Hidayat menyebutkan dirinya telah meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin forum yang khusus membahas masalah itu. Dia juga mempersoalkan agar pasokan gas industri nasional diseriusi.
“Saya telah minta kepada Presiden agar memimpin forum khusus masalah kelangkaan gas industri ini yang sudah diderita lebih dari dua tahun,” tuturnya.
Hidayat menegaskan, masalah tersebut harus segera dituntaskan dalam waktu dekat ini. Jika tidak bisa diselesaikan secara cepat, dia khawatir kondisi tersebut akan menjadi masalah bagi pertumbuhan industri nasional di masa mendatang.
Dia mengungkapkan, ironis selama ini Indonesia terus mengekspor gas ke negara lain dan mereka berkecukupan pasokannya, sementara di negeri sendiri kekurangan.
Dia menambahkan, saat ini kebutuhan gas industri baru terpenuhi 50 persen dari sekitar 2.100 MMSCFD (million metric standard cubic feet per day) atau juta standar metrik kaki kubik per hari.
Dia berharap pembangunan infrastrukturnya dipercepat yang melibatkan pihak-pihak terkait seperti Ditjen Migas Kementerian ESDM, BP Migas, PT PGN, dan Pertamina. Kendati demikian, Hidayat optimistis pertumbuhan industri hingga akhir tahun ini tidak akan terkoreksi.
Dia mengatakan jika diproyeksikan sebesar 7,2 persen kemungkinan sulit dicapai sehingga dikoreksi menjadi 7 persen. Hal tersebut mengaca pada koreksi target pertumbuhan ekonomi nasional dari 6,7 persen menjadi 6,5 persen pada 2012 ini karena melihat perkembangan perekonomian terkini.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, ketidakmampuan pemerintah dalam menjelaskan tugasnya terutama dalam mengatasi masalah infrastruktur menjadikan Indonesia kalah bersaing dengan negara lain di tingkat Asia.
”Gas diekspor, pelabuhan tidak diperbaiki. Infrastruktur itu adalah urusan pemerintah. Yang tidak efisien adalah negara ini, maka kita jadi pecundang di Asia,” ujarnya. (ank)
()