Infrastruktur hambat investasi Jabar Selatan
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi insfrastruktur di Jawa Barat (Jabar) bagian Selatan yang belum maksimal menyebabkan terhambatnya investasi di kawasan tersebut. Padahal, peluang kawasan Jabar Selatan menarik investor dinilai cukup besar. Hal itu didasarkan pada potensi alam dan ketersediaan lahan.
"Potensi investasi cukup besar. Seperti sektor pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, dan lainnya. Tapi, akses jalan yang cukup jauh, dan menimbulkan pengeluaran besar, membuat investor berpikir untuk investasi di Jabar Selatan," jelas Wakil Komite Tetap Bidang Jalan dan Jabatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar Ajay M Pritna di sela-sela Seminar Pengembangan Jabar Selatan di Hotel Grand Serela, Kota Bandung, Selasa (24/4/2012).
Kadin berharap, pemerintah daerah lebih proaktif melakukan pengembangan kawasan Jabar Selatan agar pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut lebih optimal. Menurut dia, isu pengembangan Jabar Selatan sudah cukup lama diperbincangkan. Tapi, perkembangannya sangat lambat.
"Progresnya memang ada. Tapi masih cukup lambat. Saya kira, untuk memajukan Jabar Selatan, koordinasi antara Pemprov Jabar dan Pemda lebih diintensifkan. Sejauh ini, rencana pemprov dan pemda belum sinkron," tambah Ajay.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, saat ini, pengembangan Jabar Selatan lebih difokuskan pada pembangunan insfrastruktur jalan. Yaitu pembangunan jalan dari perbatasan Banten sampai Jawa Tengah (horizontal) dan jalan yang menghubungkan antara utara dan selatan (vertikal).
Menurut dia, beberapa ruas jalan yang kami prioritaskan diantaranya Tol Cisundawu, ruas Jalan Garut-Cikajang-Pamengpeuk, Jalan Cianjur-Sukanagara-Sindangbarang, Sukabumi-Sagaranten-Tegalbuled, dan Jalan Tasikmalaya-Cipatujah. "Kami pun mengusulkan beberapa ruas jalan agar dijadikan jalan nasional," kata Heryawan.
Menurut dia, selama periode 2008-2012, pembangunan insfrastruktur di kawasan Jabar Selatan (jalur horizontal) telah menyerap dana APBD provinsi senilai Rp110 miliar dan dana APBN senilai Rp96 miliar. Sehingga total dana yang digelontorkan pemerintah untuk jalur tersebut telah mencapai Rp206 miliar.
"Sementara, untuk pembangunan insfrastruktur yang menghubungkan antara Jabar bagian selatan dan Utara (vertikal), telah menyerap dana APBD senilai Rp101 miliar," kata dia.
Pihaknya pun mempercepat pembangunan jalur Cisundawu dengan tambahan dana Rp165 miliar dan Cikajang-Pamengpeuk senilai Rp51 miliar.
Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan insfratsruktur Jabar selatan yaitu pembangunan jalan membutuhkan biaya besar karena kondisi jalan saat ini cenderung sempit (4-5,5 meter). Masalah lainnya yaitu proses pembebasan lahan yang cenderung lama, akibat tidak dihasilkannya kesepakatan dengan masyarakat setempat. "Soal lainnya, yaitu jalur vertikal Jabar Selatan yang cenderung rawan terhadap bencana alam," imbuh dia. (ank)
"Potensi investasi cukup besar. Seperti sektor pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, dan lainnya. Tapi, akses jalan yang cukup jauh, dan menimbulkan pengeluaran besar, membuat investor berpikir untuk investasi di Jabar Selatan," jelas Wakil Komite Tetap Bidang Jalan dan Jabatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar Ajay M Pritna di sela-sela Seminar Pengembangan Jabar Selatan di Hotel Grand Serela, Kota Bandung, Selasa (24/4/2012).
Kadin berharap, pemerintah daerah lebih proaktif melakukan pengembangan kawasan Jabar Selatan agar pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut lebih optimal. Menurut dia, isu pengembangan Jabar Selatan sudah cukup lama diperbincangkan. Tapi, perkembangannya sangat lambat.
"Progresnya memang ada. Tapi masih cukup lambat. Saya kira, untuk memajukan Jabar Selatan, koordinasi antara Pemprov Jabar dan Pemda lebih diintensifkan. Sejauh ini, rencana pemprov dan pemda belum sinkron," tambah Ajay.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, saat ini, pengembangan Jabar Selatan lebih difokuskan pada pembangunan insfrastruktur jalan. Yaitu pembangunan jalan dari perbatasan Banten sampai Jawa Tengah (horizontal) dan jalan yang menghubungkan antara utara dan selatan (vertikal).
Menurut dia, beberapa ruas jalan yang kami prioritaskan diantaranya Tol Cisundawu, ruas Jalan Garut-Cikajang-Pamengpeuk, Jalan Cianjur-Sukanagara-Sindangbarang, Sukabumi-Sagaranten-Tegalbuled, dan Jalan Tasikmalaya-Cipatujah. "Kami pun mengusulkan beberapa ruas jalan agar dijadikan jalan nasional," kata Heryawan.
Menurut dia, selama periode 2008-2012, pembangunan insfrastruktur di kawasan Jabar Selatan (jalur horizontal) telah menyerap dana APBD provinsi senilai Rp110 miliar dan dana APBN senilai Rp96 miliar. Sehingga total dana yang digelontorkan pemerintah untuk jalur tersebut telah mencapai Rp206 miliar.
"Sementara, untuk pembangunan insfrastruktur yang menghubungkan antara Jabar bagian selatan dan Utara (vertikal), telah menyerap dana APBD senilai Rp101 miliar," kata dia.
Pihaknya pun mempercepat pembangunan jalur Cisundawu dengan tambahan dana Rp165 miliar dan Cikajang-Pamengpeuk senilai Rp51 miliar.
Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan insfratsruktur Jabar selatan yaitu pembangunan jalan membutuhkan biaya besar karena kondisi jalan saat ini cenderung sempit (4-5,5 meter). Masalah lainnya yaitu proses pembebasan lahan yang cenderung lama, akibat tidak dihasilkannya kesepakatan dengan masyarakat setempat. "Soal lainnya, yaitu jalur vertikal Jabar Selatan yang cenderung rawan terhadap bencana alam," imbuh dia. (ank)
()