BBM tak jadi naik, Depok deflasi

Rabu, 25 April 2012 - 16:36 WIB
BBM tak jadi naik, Depok...
BBM tak jadi naik, Depok deflasi
A A A
Sindonews.com - Dampak dari batalnya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan April lalu, membuat kota Depok per Maret 2012 mengalami deflasi sebesar 0,16 persen.

Menurut Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kota Depok, Nuraini Widayati, penyebabnya yakni turunnya harga bahan pokok.

"Masih ingat, dulu Depok mengalami inflasi yang tinggi itu dikarenakan kenaikan harga beras. Atau, stok beras yang seharusnya di kirim ke Depok ternyata diminati masyarakat Jawa Timur. Tapi, kita tetap mewaspadai agar orang yang rentan di Depok itu tidak menjadi warga miskin," terangnya pada wartawan di Balaikota, Rabu (25/4/2012).

Nuraeni mengungkapkan, dengan naiknya perekonomian di Depok bukan jaminan orang miskin menurun. Pihaknya tetap mengantisipasi agar warga Depok tidak jatuh dalam status miskin. Menurutnya, berdasarkan data dari BPS setidaknya terdapat 68.611 orang yang rentan miskin. Pihaknya menjaga, agar mereka tidak jatuh pada status miskin atau yang saat ini berjumlah sebanyak 49 ribu penduduk yang masuk dalam kategori miskin.

"Tugas kita adalah agar mereka ini tidak jatuh dalam status warga miskin. Apalagi, standar garis kemiskinan adalah Rp310.279 per kapita per bulannya," tuturnya.

Menurutnya, pihaknya tetap berupaya dalam pemberantasan kemiskinan di Depok secara sporadis. Salah satunya, dengan meningkatkan
pendidikan dan pendapatan ekonomi. Ia juga mendorong agar program CSR dari sejumlah perusahaan di Depok bisa disalurkan pada warga miskin.

"Pendidikan kita benahi, seperti: memberikan beasiswa bagi anak miskin dan secara keseluruhan baru terlaksana pada tahun 2013. Selain itu, kita juga ingin membekali kemampuan penduduk miskin agar bisa memberikan penghasilan lebih. Biasanya, warga miskin itu memang malas bekerja," terangnya.

Penyebab kemiskinan lainnya di Depok akibat faktor migrasi penduduk yang datang ke Depok dalam kategori warga miskin. Kepala BPS Depok Tata Juana mengungkapkan, Depok mengalami deflasi pada bulan Januari 0,10 persen, Februari 0,10 dan Maret 0,16 persen. Menurutnya, terjadinya deflasi karena ada faktor penyeimbang.

Dirinya mengungkapkan, sejumlah barang yang naik seperti minyak goreng dan cabai. Namun, dari harga beras dan sembako lainnya mengalam penurunan. "Jadi terjadinya deflasi di Depok ini memang ada faktor penyeimbangnya. Rencana kenaikan BBM yang tidak jadi itu, ternyata tidak memberikan pengaruh inflasi di Depok," imbuhnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0479 seconds (0.1#10.140)