Harga pangan global naik

Jum'at, 27 April 2012 - 09:50 WIB
Harga pangan global...
Harga pangan global naik
A A A
Sindonews.com - Bank Dunia menyatakan, harga pangan global kembali naik didorong tingginya harga minyak mentah dunia. Penyebab lainnya adalah kuatnya permintaan dari Asia serta cuaca buruk di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Amerika Selatan pada Februari lalu.

Indeks harga pangan Bank Dunia terbaru menunjukkan, harga bahan pangan naik 8 persen pada periode Desember dan Maret. Dalam empat bulan sebelumnya harga bahan pangan menurun bahkan pascakenaikan terbaru tahun lalu harga komoditas tersebut tetap di bawah 1 persen dan 6 persen pada Februari 2011.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pengurangan Kemiskinan dan Pengelolaan Ekonomi Otaviano Canuto mengatakan, setelah penurunan harga empat bulan berturut-turut, harga bahan pangan saat ini kembali meningkat sehingga mengancam ketahanan pangan dari jutaan orang.

“Indeks harga biji-bijian, minyak, serta makanan lain semua meningkat pada setiap bulan sejak Januari 2012,” ujarnya dikutip Reuters Rabu (25/4) waktu setempat. Dia menambahkan, harga beras internasional memang menurun namun saat ini persediaan gandum melimpah, disertai ketatnya persaingan antar-eksportir.

Bank Dunia tengah menempatkan masalah bahan pangan menjadi prioritas pertama bagi masyarakat internasional serta negara berkembang. Bank Dunia juga memperingatkan, jika produksi pangan untuk 2012-2013 tidak terwujud, maka harga pangan global bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi sehingga pemantauan ketat perlu dilakukan.

Sementara,negara berkembang telah dilanda krisis pangan dan harga energi di 2008–2009, hal tersebut memicu kerusuhan sosial dan adanya larangan ekspor makanan di beberapa negara.

“Kenaikan harga lebih lanjut pada 2010 dan awal 2011 menyebabkan peningkatan produksi di negara penghasil panen utama,” ungkap Bank Dunia.

Bank Dunia menambahkan, perkiraan produksi tetap kuat, dengan tekanan harga dipengaruhi oleh penurunan dalam penggunaan jagung untuk produksi etanol di AS dan melemahnya permintaan global akibat krisis utang zona euro. Tetapi, harga pangan domestik tetap tinggi terutama di Afrika. Hal ini disebabkan kombinasi dari besarnya impor bahan pangan dan faktor-faktor seperti pembatasan perdagangan regional, penimbunan bahan pangan,kerusuhan sipil, dan cuaca buruk.

Menurut Bank Dunia, saat ini sulit untuk memprediksi apakah lonjakan harga tahun ini akan mengarah kepada krisis pangan global yang baru atau tidak. Pasalnya, tidak ada mekanisme untuk mengidentifikasi kapan terjadinya krisis pangan global.
“Hal tersebut biasanya bekerja pada pengembangan sistem untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, serta memonitor kenaikan harga pangan di tingkat global dan nasional,” papar Bank Dunia.

Di bagian lain sebuah media independen di Amerika Serikat (AS) National Catholic Reporter melaporkan, kenaikan harga pangan telah menghantam banyak pihak terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan membantu masyarakat miskin dunia. Tetapi, secara bersamaan, meningkatnya harga pangan juga telah menyebabkan kemajuan pada tujuan utama yakni mengurangi kemiskinan global dan kekurangan gizi.

Ekonom mengungkapkan, tidak satu pun dari target yakni menyediakan akses air minum bersih atau mengurangi angka kematian ibu dan anak yang dapat dipenuhi pada 2015 mendatang. Untuk itu,PBB menetapkan akan mencapai semua target termasuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan pada 2015.

“Menurut proyeksi kami, sebanyak 1,2 miliar orang diperkirakan masih hidup dalam kemiskinan ekstrem pada 2015,” papar Ekonom Utama Bank Dunia, Jos Verbeek.

Dia menambahkan, saat ini berbagai bantuan harus dimanfaatkan dengan cara baru jika ingin meningkatkan keamanan pangan dan gizi, terutama bagi masyarakat miskin.

Direktur Utama Maryknoll Kathy McNeely mengutarakan, berita naiknya harga pangan merupakan berita kemunduran.“ Bahwa kita tidak bisa mengurangi angka kemiskinan pada 2015 merupakan hal yang sangat menyedihkan,” imbuhnya.

Sementara, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) menyimpulkan,lonjakan bahan pangan tidak hanya meningkatkan angka kemiskinan, tetapi juga bakal terus menekan masyarakat berpenghasilan miskin. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0654 seconds (0.1#10.140)