Takut rugi, BRI enggan buka remitansi di Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank BRI Tbk (BBRI), memilih untuk menggandeng perusahaan lokal Malaysia dibandingkan dengan membuka remitansi di negeri Jiran. Hal tersebut, bertujuan untuk mengurangi over head cost yang berakibat merugikan bank nantinya.
"Kebetulan di Malaysia kita tidak membuka remitansi, dan untuk mengurangi over haed cost kita sudah menempatkan tenaga kerja kita disana, kita juga bekerjasama dengan company lokal, jadi over head cost kita kecil," ujar Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia Achmad Baequni di Gedung BRI, Sudirman, Jakarta, Jumat (27/4/2012)
Walaupun demikian, transaksi remitansi dari keseluruhan mengalami peningkatan 40 hingga 50 persen, peningkatan ini bersumber dari pengiriman uang Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
"Untuk transaksi remintansi meningkat antara 40 hingga 50 persen, bersumber dari TKI , kita juga sudah bukan remintansi sejak 2 tahun yang lalu,"jelasnya.
Terkait dengan remitansi, sebelumnya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memutuskan untuk menutup bisnis remitansi di Malaysia, karena dianggap tidak menguntungkan. Bahkan, bisnis mereka di Negeri Jiran itu telah membuat BCA mengalami kerugian hingga Rp27 miliar.
BCA sebetulnya telah memiliki empat kantor remitansi di Malaysia. Namun, target pengguna jasa remitansi yang tersebar telah membuat BCA kesulitan untuk menyerap volume pengiriman uang dari warga Indonesia di Malaysia.
"Kebetulan di Malaysia kita tidak membuka remitansi, dan untuk mengurangi over haed cost kita sudah menempatkan tenaga kerja kita disana, kita juga bekerjasama dengan company lokal, jadi over head cost kita kecil," ujar Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia Achmad Baequni di Gedung BRI, Sudirman, Jakarta, Jumat (27/4/2012)
Walaupun demikian, transaksi remitansi dari keseluruhan mengalami peningkatan 40 hingga 50 persen, peningkatan ini bersumber dari pengiriman uang Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
"Untuk transaksi remintansi meningkat antara 40 hingga 50 persen, bersumber dari TKI , kita juga sudah bukan remintansi sejak 2 tahun yang lalu,"jelasnya.
Terkait dengan remitansi, sebelumnya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memutuskan untuk menutup bisnis remitansi di Malaysia, karena dianggap tidak menguntungkan. Bahkan, bisnis mereka di Negeri Jiran itu telah membuat BCA mengalami kerugian hingga Rp27 miliar.
BCA sebetulnya telah memiliki empat kantor remitansi di Malaysia. Namun, target pengguna jasa remitansi yang tersebar telah membuat BCA kesulitan untuk menyerap volume pengiriman uang dari warga Indonesia di Malaysia.
()