Modal asing banjiri pertambangan & pengolahan RI

Sabtu, 28 April 2012 - 11:34 WIB
Modal asing banjiri...
Modal asing banjiri pertambangan & pengolahan RI
A A A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan peranan Foreign Direct Investment (FDI) dalam Transaksi Modal dan Finansial (TMF) semakin besar. Diperkirakan TMF akan tercatat surplus di tahun 2012.

"Aliran FDI terbesar pada sektor industri pengolahan dan pertambangan," ujar Direktur Group Kebijakan Moneter BI Juda Agung, di Grand Royal Panghegar, Bandung, Sabtu (28/4/2012).

Penguatan FDI tersebut, menurutnya juga akan mendorong perekonomian Indonesia yang tetap kuat dan tumbuh pada kisaran 6,3 persen-6,7 persen.

Dia menuturkan, kalaupun banyak yang meragukan dan mempersoalkan beberapa kendala seperti infrastruktur, memang benar. Akan tetapi menurutnya prospek ekonomi yang sebenarnya sangat mempengaruhi.

"Pertumbuhan negara-negara lain yang buruk kecuali China dan Indonesia yang menjadi rising star itu berpengaruh. Jadi kalau investor asing tidak segera investasi di Indonesia mereka yang ketinggalan," jelasnya.

Sebelumnya Kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan Penanaman Modal Asing (PMA) lebih berminat di sektor pertambangan dengan catatan cukup tinggi yaitu sebesar USD1,1 miliar.

Selain itu juga pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar USD800 juta, tanaman pangan dan perkebunan senilai USD500 juta, industri logam dasar, logam, mesin dan eletronik USD500 juta, dan alat angkutan dan transportasi lainnya senilai USD400 juta.

"Realisasi PMA berdasarkan asal negara Singapura USD1,2 miliar, Jepang USD600 juta, Korea Selatan USD500 juta, British Virgin Islands USD300 juta dan Belanda USD300 juta," kata Gita.

Pada realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek, Gita menyatakan DKI Jakarta lebih mendominasi dengan nilai PMA senilai USD1,2 miliar, Jawa Barat USD1,1 miliar, Banten USD600 juta. Sulawesi Selatan USD400 juta dan Nusa Tenggara Barat USD400 miliar

Gita menuturkan untuk realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tertinggi disektor pertambangan sebesar Rp5,8 triliun, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp2,5 triliun, tananaman pangan dan perkebunan senilai Rp 2,3 triliun, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan sebesar Rp1,6 trilun dan dari sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp1,4 triliun.

"Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek, adalah Jawa Timur Rp3,8 triliun, DKI Jakarta Rp3,1 triliun, Kalimantan Timur Rp2,3 triliun, Sumatra Utara Rp1,4 triliun dan Kalimantan Tengah Rp1,4 triliun," pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0459 seconds (0.1#10.140)