Bisnis hotel di Bandung kian menjanjikan
A
A
A
Sindonews.com - Bisnis hotel berbintang di kota Bandung semakin menjanjikan, seiring semakin banyak maskapai penerbangan yang membuka rute baru ke Bandung. Hal ini menyebabkan sejumlah pelaku bisnis hotel berbintang di Bandung optimis bisnisnya akan semakin berkembang
General Manager Hotel Anggrek Gandasari Aditya mengatakan optimistisme terjadi lantaran sejumlah maskapai akan membuka rute baru dari dan menuju Bandung dengan destinasi lokal dan internasional. Kondisi tersebut, menurutnya, dipastikan akan semakin menarik minat wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman) menginap di Bandung.
Menurut dia, dalam beberapa bulan terakhir, okupansi kamar hotel berbintang di Kota Bandung cenderung meningkat. Saat weekday, okupansi hotel berbintang bisa lebih dari 70 persen. Kondisi tersebut terus membaik saat akhir pekan.
“Selama beberapa bulan terakhir, okupansi hotel berbintang ada peningkatan. Saat weekday bisa sampai 75 persen,” jelas Aditya di Hotel Anggrek Gandasari, Jalan Seram, Kota Bandung, Senin (30/4/2012).
Diakuinya, semakin menjanjikannya tingkat hunian hotel berbintang juga diikuti harga sewa kamar yang berkualitas. Dengan okupansi diatas 70 persen, harga jual kamar rata-rata Rp450 ribu per hari.
Menurut dia, peningkatan tersebut disebabkan adanya penerbangan yang mengkoneksikan Bandung dengan sejumlah destinasi lokal dan internasional. Selain, kecepatan akses antara Bandung-Jakarta. Sejumlah perusahaan di Jakarta, lebih memilih menggelar meeting di Bandung dengan jarak tempuh perjalanan dua jam saja.
“Saat ini, masyarakat yang datang ke Bandung lebih memilih menginap di hotel berbintang dengan kualitas terjamin dan harga tidak terlalu jauh dari hotel melati. Ini cukup baik bagi kami, pengelola hotel berbintang,” jelas Aditya.
Namun demikian, membaiknya tingkat hunian kamar hotel di Bandung, semestinya dibarengi komitmen pemerintah Kota Bandung untuk memperbaiki insfrastruktur kota. Pemkot Bandung mesti mencari solusi agar sejumlah ruas jalan setrategis di Bandung seperti Jalan Djunjunan, tidak macet.
“Misalnya di Gerbang Tol Pasteur. Hampir setiap akhir pekan selalu macet parah. Padahal itu pintu masuk ke Bandung. Kalau kondisinya seperti itu terus, nanti masyarakat yang berkunjung ke Bandung bisa bosan,” timpal dia.
Membaiknya okupansi hotel berbintang di Kota Bandung, juga diakui Publik Relation Grand Royal Panghegar Restina Setiawan. Menurut dia, dalam bebepa bulan terakhir, okupansi kamar hotel meningkat. Namun, Restina tidak menyebutkan lebih jauh berapa peningkatan tersebut. “Iya benar, ada peningkatan hunian,” jelas dia singkat. (ank)
General Manager Hotel Anggrek Gandasari Aditya mengatakan optimistisme terjadi lantaran sejumlah maskapai akan membuka rute baru dari dan menuju Bandung dengan destinasi lokal dan internasional. Kondisi tersebut, menurutnya, dipastikan akan semakin menarik minat wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman) menginap di Bandung.
Menurut dia, dalam beberapa bulan terakhir, okupansi kamar hotel berbintang di Kota Bandung cenderung meningkat. Saat weekday, okupansi hotel berbintang bisa lebih dari 70 persen. Kondisi tersebut terus membaik saat akhir pekan.
“Selama beberapa bulan terakhir, okupansi hotel berbintang ada peningkatan. Saat weekday bisa sampai 75 persen,” jelas Aditya di Hotel Anggrek Gandasari, Jalan Seram, Kota Bandung, Senin (30/4/2012).
Diakuinya, semakin menjanjikannya tingkat hunian hotel berbintang juga diikuti harga sewa kamar yang berkualitas. Dengan okupansi diatas 70 persen, harga jual kamar rata-rata Rp450 ribu per hari.
Menurut dia, peningkatan tersebut disebabkan adanya penerbangan yang mengkoneksikan Bandung dengan sejumlah destinasi lokal dan internasional. Selain, kecepatan akses antara Bandung-Jakarta. Sejumlah perusahaan di Jakarta, lebih memilih menggelar meeting di Bandung dengan jarak tempuh perjalanan dua jam saja.
“Saat ini, masyarakat yang datang ke Bandung lebih memilih menginap di hotel berbintang dengan kualitas terjamin dan harga tidak terlalu jauh dari hotel melati. Ini cukup baik bagi kami, pengelola hotel berbintang,” jelas Aditya.
Namun demikian, membaiknya tingkat hunian kamar hotel di Bandung, semestinya dibarengi komitmen pemerintah Kota Bandung untuk memperbaiki insfrastruktur kota. Pemkot Bandung mesti mencari solusi agar sejumlah ruas jalan setrategis di Bandung seperti Jalan Djunjunan, tidak macet.
“Misalnya di Gerbang Tol Pasteur. Hampir setiap akhir pekan selalu macet parah. Padahal itu pintu masuk ke Bandung. Kalau kondisinya seperti itu terus, nanti masyarakat yang berkunjung ke Bandung bisa bosan,” timpal dia.
Membaiknya okupansi hotel berbintang di Kota Bandung, juga diakui Publik Relation Grand Royal Panghegar Restina Setiawan. Menurut dia, dalam bebepa bulan terakhir, okupansi kamar hotel meningkat. Namun, Restina tidak menyebutkan lebih jauh berapa peningkatan tersebut. “Iya benar, ada peningkatan hunian,” jelas dia singkat. (ank)
()